Chapter 14 : Biotos (2)

263 35 1
                                    

Dari balik pohon yang besar, munculah 3 orang anak. Aku mengenali mereka bertiga namun tidak mengetahui nama-namanya. Mereka salah satu anak yang belajar berpedang dengan Robert Dams.

"Biotos, kami mencarimu dari tadi." Kata salah satu anak yang memiliki codet di samping hidungnya. "Ternyata kamu ada di sini, bersama si rambut kuning ini."

Biotos hanya diam dan menatap tanah, seolah tanah tersebut lebih menarik daripada 3 anak yang sedang berbicara dengannya.

"Kalian teman Biotos?" Tanyaku.

"Kami temannya." Jawab anak yang memiliki rambut hitam. "Memangnya kenapa anak baru? Kau mau ikut bermain dengan kami?"

"Bukankah kau pernah mengalahkan George saat berlatih berpedang beberapa waktu yang lalu?" Tanya si codet.

"Benar."

"Yah.. kebetulan saja, lagipula dia bukan yang terhebat menurut kami. Hanya mulutnya saja yang besar." Kata si codet sambil mengelus-elus pedang kayunya yang penuh dengan goresan. "Jadi bila kau tidak ingin masalah, lebih baik serahkan Biotos pada kami."

"Bukan hakku melarang Biotos bermain dengan siapapun." Kataku. "Bagaimana Biotos, apa kau mau bermain dengan mereka bertiga?"

Biotos mengalihkan pandangannya dariku, nampak keengganan dari gestur dan ekspresi yang ditunjukkannya.

"Hei Biotos! Coba lihat kemari! Ayo kita main bersama!" Si codet mengayunkan pedang kayu ke arah Biotos.

Aku refleks mengambil pedang kayuku yang tergeletak di tanah, lalu menangkis ayunan tersebut.

Air mata mengalir di pipi Biotos, dia sekarang sangat ketakutan.

"Apa-apaan kau pirang?! Ini bukanlah urusanmu!"

"Dia tidak mau bermain dengan kalian, jadi jangan memaksanya lagi. Dan kau ingin memukulnya, tentu saja aku tidak akan tinggal diam."

"Cih.. kau padahal hanya anak baru, tapi sudah berani melawan." Kata si codet. "Brian, Eamon. Ayo cepat kalahkan dia."

Aku sudah siap untuk menerima serangan mereka, tetapi kedua anak yang dperintah oleh codet tersebut hanya diam saja menatap dengan tatapan bosan.

"Lagi-lagi kau begini Antoin." Kata Brian si rambut hitam. "Memerintah kita seperti kau adalah bosnya."

"A-apa maksud kalian?" Tanya Antoin.

"Aku agak malas ketika kau bermain seolah-olah kami adalah anak buahmu." Kata Eamon.

"B-benarkah?"

"Ketika di hadapan anak yang lemah kau berlagak menjadi pemimpin, kalau yang memerintah kami adalah George sih tidak apa-apa."

"Hehe maaf, kalau begitu apa kalian mau mengalahkannya bersama?" Antoin codet mengarahkan pedang kayu padaku.

"Tentu saja, sebagai teman kami akan membantu."

Sekarang mereka bertiga bersiap untuk menyerangku.

Sialan, kenapa aku selalu saja terjebak dalam keadaan seperti ini? Bukankah aku tidak melakukan apapun? Keinginanku tidaklah muluk, hanya ingin menikmati makanan di pinggir sungai kecil dengan tenang. Bukannya meladeni anak kecil bermain dengan pedang mainan mereka.

Mereka hanya anak kecil.

Tetapi jangan lupa, aku juga masih seorang anak kecil. Walau kemampuan berpedangku bisa disebut lumayan, tetapi dengan tubuh seperti ini dan dikeroyok oleh mereka secara bersamaan. Bukanlah suatu skenario yang ideal untuk menang.

Reincarnated BossDonde viven las historias. Descúbrelo ahora