39. Mati

21.6K 1.5K 116
                                    

21 Mei 2021

Minal aidzin walfaidzin. Kalau ada salah mohon di maafin, dan jikalau ada rasa tolong segera diungkapin.

_-_-_

Semua orang menangis menyaksikan detik-detik terakhir dari tragedi pada dini hari itu. Akhirnya harus ada yang berkorban, harus ada yang tumbang.

"Hiks gue gak percaya Ga. Gue masih gak percaya hiks hiks" Isak tangis Ferro.

Alvin disamping Ferro hanya menatap lurus dengan kosong. Bajunya kotor penuh darah istrinya.

Arga berusaha menenangkan Ferro yang menangisi kondisi sahabatnya. "Dia gak mati elah, lo denger sendiri kata dokter kan?! Royan cuma kena tembak di pinggangnya!" Ucap Arga dengan geram karena Ferro tidak berhenti menangis.

"Hiks tapi kasihan bego! Pasti sakit tuh".

"Hah, gue juga bingung mau ngomong apa ke keluarga nya Royan" lirih Arga.

Namun orang yang merasa paling bersalah saat ini adalah Alvin. Andai dia tidak menghindar, pasti Royan tidak tumbang. Andai dia tidak lembur terlalu malam, pasti istrinya tidak kritis.

Dunia memang membuat kita seakan menjadi penjahat. Membuat kita selalu merasa bersalah.

"Alvin".

Alvin menatap Wira dengan sendu. Wira menepuk bahu menantunya, "Sebentar lagi subuh, kamu pulang dulu. Bersih-bersih, nanti kesini lagi. Gantian sama ayah".

"Tapi Lily...". Alvin kembali menangis sampai badannya gemetar.

"Ada kita semua disini. Jangan khawatir".

"Permisi".

Alvin dan Wira langsung berdiri saat melihat kedatangan sang dokter. "Saya perlu bicara dengan keluarga pasien Lily".

"Saya suaminya dok!".

"Saya ayahnya!".

Dokter mengangguk, "Baik. Silahkan ikut saya".

"Dok-dok! Terus korban yang kena tembak gimana?! Dia udah sadar?" Tanya Ferro panik.

"Maaf. Tapi pasien belum sadar karena obat biusnya belum habis. Permisi".

Alvin dan Wira mengikuti sang dokter ke ruangannya. "Silahkan duduk".

"Jadi istri saya gimana dok?".

"Begini pak. Keadaan pasien saat ini kekurangan banyak darah karena luka yang cukup parah di kaki kirinya. Dan golongan darah pasien sangat mustahil untuk ditemukan. Hanya beberapa orang yang memiliki nya".

Wira tiba-tiba menangis sesenggukan. "Dia seperti ibunya" lirihnya sambil menangis.

"AB-" lanjut Wira.

Dokter mengangguk membenarkan. "Tapi ada beberapa golongan darah yang juga bisa mendonorkan. Tidak harus AB-".

"Contoh nya O-, A-, dan B-".

MY SWEET BODYGUARD [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang