PART 18

2.8K 163 1
                                    

"Barang-barang gue udah beres?" tanya Nevan

"Udah semua Van, tinggal nunggu Maven sama Genta aja lagi ambil obat lu" kata Eron.

"Bisa-bisanya lu maksa ke dokter buat pulang hari ini" kata Ray tak habis pikir.

"Bodo amat" kata Nevan cuek.

"Iya Van apalagi kondisi lu belum stabil" kata Eron.

"Berisik" ketus Nevan.

"Pasrah gue sama lu boss, nyokap lu aja sama pasrahnya kaya gue" kata Ray.

Hari ini Nevan akan pulang ke rumahnya walaupun sempat terjadi drama antara dia, dokter dan keluarganya. Pagi-pagi sekali Nevan sudah uring-uringan dan meminta untuk dipulangkan ke rumahnya karena Ia sudah tidak betah ada di rumah sakit itu.

Tentu saja pihak rumah sakit tidak mengizinkannya karena kondisi Nevan yang belum stabil. Tetapi Nevan tetaplah Nevan, Ia keras kepala dan tidak suka penolakan, bahkan Ia sempat mengamuk di ruang rawatnya itu.

Para sahabatnya itu sudah bingung harus bagaimana lagi untuk membujuk Nevan, jangankan para sahabatnya bahkan dokter dan perawat pun sudah di buat kewalahan olehnya.

Hingga pada akhirnya pihak rumah sakit pun mencoba menghubungi orang tua Nevan dan meminta persetujuan untuk memulangkan Nevan ke rumah. Mamahnya yang mendengar itu pun hanya bisa mencoba sabar dan pasrah akan perilaku anaknya itu.

Akhirnya mamahnya pun menyetujui hal itu dan meminta Maven untuk mewakili tanda tangan surat perjanjian yang diajukan oleh pihak rumah sakit yang dimana isi surat itu merupakan perjanjian bila terjadi sesuatu kepada Nevan maka pihak rumah sakit tidak akan bertanggung jawab lagi dan sudah menyerahkannya kepada pihak keluarga.

Sebenarnya mamahnya itu ingin sekali menolak permintaan Nevan, akan tetapi Ia tau bahwa anak nya itu akan sangat marah bila keinginannya tidak dituruti. Jadi mau tidak mau mamahnya menyetujuinya meskipun risikonya sangat besar.

"Udah Ta?" tanya Ray kepada Genta yang baru saja datang dengan Maven sambil membawa plastik obat.

"Udah, tinggal balik doang" kata Genta.

"Udah tanda tangan Ven?" tanya Eron.

"Udah" jawab Maven singkat.

"Mau pake kursi roda Van?" tanya Genta kepada Nevan.

"Gak usah gue gak lumpuh" kata Nevan.

"Yang bilang lu lumpuh siapa hah?" tanya Genta kesal.

"Kalau lu kuat jalan yaudah gapapa" kata Eron.

Akhirnya mereka berlima pun segera keluar dari ruangan itu dan menuju ke halaman rumah sakit.

"Mobilnya bawa kesini aja Ray biar kita jalannya gak jauh" kata Eron kepada Ray.

"Yaudah bentar gue ke parkiran dulu buat ambil mobil" kata Ray sambil berjalan ke parkiran.

Tak lama kemudian Ray pun datang dan mereka pun langsung memasukan barang-barang Nevan kedalam bagasi mobil.

"Ta lu di belakang ya" kata Ray kepada Genta.

"Tau gue juga tau" kata Genta sambil menggerutu dan duduk di kursi paling belakang.

Sudah bukan hal aneh bagi Genta untuk duduk di kursi paling belakang ketika berada di mobil yang sama dengan sahabat-sahabatnya itu.

Atau misalnya di antara readers ada yang merasakan hal yang sama seperti Genta, misalnya ketika mudik? 😂.

"Lu di tengah aja Van bareng si Maven biar gue yang di depan sama Eron" kata Ray.

"Iya" kata mereka singkat dan duduk di tempat yang dimaksud oleh Ray.

Devil Gangster BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang