49

16.3K 2.1K 181
                                    

Kaisar tersenyum sendu lalu mendekati Yu Mei, ia memegang kedua pundak Yu Mei, matanya yang hitam tersirat penyesalan yang begitu dalam. Ia mengelus kepala Yu Mei untuk pertama kalinya dan berkata, "Izinkan aku sebagai ayahmu, untuk merayakan hari kelahiran mu,"

Yu Mei diam terdiam sejenak, hangat. Tangan besar Kaisar terasa hangat, beginikah rasanya kasih sayang orang tua?

Jika boleh jujur, ia tidak ingin Kaisar melepas elusannya itu. Tapi pikiran nya mengingatkan kembali luka yang tidak bisa ia lupakan.

Yu Mei segera menepis tangan Kaisar, "Aku tidak mau,"

"Ayah mohon, setidaknya ini—"

"Baiklah, lakukan sesuka mu," Ucap Yu Mei memotong ucapan Kaisar, lalu ia pergi begitu saja.

Tidak mungkin ia harus berlama lama disana, jika terus seperti tadi. Ia tidak yakin air matanya tidak akan lolos, Yu Mei membenci ini! Tubuhnya yang belum dewasa ini, sangat mempengaruhi emosinya.

Kaisar Yu Zhau menatap punggung putri kecil nya yang sudah menjauh pergi, air mata tiba tiba mengalir di pipinya.

"Lian'er, aku tahu aku bersalah. Putri ku sudah sangat membenci ku, apa yang harus ku lakukan? Ia akan pergi dari sini, dia benar-benar menghukum ku, aku tersiksa bila putriku pergi dari sini. Aku merasa akan kehilangan mu untuk yang kedua kalinya Lian'er,"

Tanpa Kaisar sadari, bayangan putih memeluknya penuh kasih. Ia berbisik lembut "Setidaknya kau sudah berusaha,"

Bayangan putih itu kembali menghilang.
Kaisar tidak mendengar apapun, ia hanya merasakan hembusan angin yang terasa hangat.

Yu Mei merasa perasaannya sedang tidak baik baik saja, ia seperti tengah di permainkan. Bayangan laki-laki yang tidak ia ketauhi itu membuat nya merasa kehilangan, ditambah Kaisar yang tengah berusaha mendapatkan maafnya. Benar-benar membuatnya berharap akan mendapatkan lagi perasaan tadi.

"Sialan! Dewa, apa kalian tengah mempermainkan ku sekarang ha?! Dewa sialan, apa tidak ada yang kalian kerjakan selain mempersulit nasib orang lain?!"

Yu Mei berteriak kesal, membuat Ning ning dan Xiao Ling khawatir dan segera menenangkan nya. Mereka tidak tahu masalah apa yang tengah melanda junjungannya itu, yang pasti mereka yakin saat ini junjungannya sedang tidak baik baik saja.

Mereka menenangkan junjungannya, tak lama setelah itu Yu Mei menangis. "Aku lelah," Lirih nya.

Ning ning segera memeluk nya erat, "Ada saat nya kita merasa lelah, menangis lah jika itu membuat mu merasa lega. Jangan menahan nya lagi, tumpahkan segala beban yang berada di pundakmu,"

Ning ning tahu, semenjak junjungannya terbangun dari koma nya saat itu. Ia seperti mendapati orang yang berbeda, Yu Mei seperti gadis kuat yang menggantikan gadis lemah. Gadis lemah yang selalu menangis, gadis kecil yang selalu mengharapkan kasih sayang ayah dan kakak kandung nya, gadis rapuh yang berusaha menjadi tegar.

Semuanya telah terganti, dengan gadis kuat yang sudah beranjak dewasa. Gadis dingin yang seolah tidak peduli lagi akan pengharapan nya dimasa lalu. Semuanya telah berubah, namun kali ini Ning ning menyadari nya, jika Yu Mei masih lah gadis yang sama.

Ia kehilangan ingatannya, yang sepertinya ia lebih memilih mengubur segala keinginan nya untuk melupakan ayah dan kakak kandung nya.

Yu Mei masih menangis di pelukan Ning ning, Xiao Ling terus menenangkan nya. Dan Ning ning mengelus punggung kecil itu yang tengah bergetar karena menangis.

"Semuanya akan baik baik saja, ini masih panjang. Kuatkan lah dirimu Mei mei," Ucap Lu Xian lembut melalui telepati nya.

Semua orang yang tidak sengaja lewat sana, merasa iba bahkan bersalah. Beberapa dari mereka secara tidak langsung, selalu menggunjing Yu Mei.

Transmigration Of The Legend QueenWhere stories live. Discover now