8.

911 101 4
                                    

Keesokan paginya seperti yang sudah Tiffany duga saat memberi kabar mengenai kejadian kemarin, Tiffany harus merelakan kupingnya pengang karena mendengar umpatan dan kata sumpah serapah dari Dhea.  Sambil mendengarkan cacian Dhea ditelepon, Tiffany kembali mengintip memastikan apakah Andrea sudah bangun atau belum dan dilihatnya Andrea masih tertidur pulas diranjangnya.  Tiffany ingat sepanjang malam Andrea tidak bisa tidur tenang, terlihat gelisah dan Tiffany sampai harus menenangkan dan memeluk Andrea agar kembali tenang dan usahanya berhasil melihat Andrea yang kembali tidur dengan tenang dan nyenyak.

geezz.. kamu ini Dhea, pagi-pagi udah bikin kuping aku budek aja.”  Kata Tiffany beralih fokus dengan teleponnya.

“ abisan aku jengkel banget ama kuntilanak itu!!  Berani-beraninya dia nyakitin kakak aku!”  Dhea masih belum puas mengeluarkan unek-uneknya.  Dia bersumpah kalau dia ada disana dan bertemu sama Keyla, dia akan membuat perhitungan dengan orang itu.

Dhea memijit pelipisnya, “ terus keadaan kak Andrea gimana?”  Tanya Dhea setelah kembali tenang.  Sebenarnya ia masih belum puas kalau belum memberi pelajaran pada orang yang sudah menyakiti kakak kesayangannya itu.

“ dia masih tidur.  Untungnya jam kerja dia hari ini siang jadi dia bisa istirahat dulu karena semalam tidurnya dia gelisah banget.”  Ujar Tiffany memberitahu.

Mendengar itu Dhea menghela napasnya mengingat kakaknya pasti melalui masa yang sulit.  Dia tahu bagaimana setianya kakaknya itu pada Keyla, dimana kakaknya berkorban demi apapun sampai harus double job untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua melihat gaya hidup Keyla yang tinggi.  Walau kemarin ia sempat berucap agar kakaknya putus dengan orang itu setidaknya jangan sampai membuat kakaknya terluka atau menangis dan sekarang mendengar kabar mengenai kakaknya itu membuatnya sedih.  Ia ingin menemui kakaknya tetapi schedule kuliahnya sangat padat karena sedikit lagi tugas skripsi akan menghampirinya.  Bisa saja dia nekat melupakan soal kuliahnya dan membuat Andrea kecewa karenanya, Dhea mengurungkan niatnya.  Ia tidak ingin menambah pikiran lagi pada kakak yang sangat dicintainya itu.

“ Dhea memohon dengan sangat sama kak Tiffany tolong jagain kak Andrea, aku pengen banget kesana dan pengen banget gampar wanita kuntilanak yang udah nyakitin kakak aku!”  pinta Dhea terselip rasa geram dalam ucapannya.

“ kamu bisa andalin aku dan waktu untuk ngebalas wanita itu akan tiba saatnya, kamu sabar aja.”  Tiffany meyakinkan Dhea.

Mendengarnya Dhea menjadi sedikit tenang karena setidaknya kakaknya tidak sendiri dalam keadaan dimana kakaknya itu membutuhkan seseorang disisinya.  Ia mengenal sifat kakaknya yang terbilang sangat keras kepala dalam hal seperti ini karena ia meyakini kakaknya pasti akan menelantarkan dirinya yang terlalu larut dalam hubungannya dengan Keyla.  Mereka memutuskan untuk menyudahi telepon mereka karena Dhea harus menghadiri kelasnya yang sedikit lagi akan dimulai dan Tiffany juga harus bersiap karena sebelumnya ia mendapat kabar harus ke studio siang ini.  Saat Tiffany menggeser pintu berandanya, ia melihat Andrea sudah bangun dan Tiffany segera menghampirinya.

“ gimana keadaan kamu?”  Andrea bisa melihat dengan jelas kalau Tiffany sangat mengkhawatirkannya dan untuk meyakinkan kalau dirinya baik-baik saja, Andrea tersenyum agar Tiffany tidak mengkhawatirkannya lagi.  Ia sudah cukup banyak merepotkan sahabatnya itu.

“ kamu enggak usah khawatir, aku baik-baik aja kok.  Makasih udah ada buat aku.”  Kata Andrea.

“ yakin?”  Tanya Tiffany yang sedikit tidak yakin mendengar jawaban Andrea yang langsung mendapat anggukan dari orangnya dan Tiffany hanya bisa mempercayainya.

“ sekarang kamu makan dulu yuk!  Aku udah bikinin kamu sarapan setelah itu kamu mandi, segerin badan kamu.”

Andrea tidak menyangka kalau dirinya sudah sangat merepotkan Tiffany sampai membuatkannya sarapan.  Ia merasa malu karena masalahnya sampai melibatkan orang lain sampai sejauh ini.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang