39.

928 76 16
                                    


Bacanya sambil dengerin lagu ini ya 😘


.

.
.
.

Selama diperjalanan menuju entah kemana yang sampai saat ini Tiffany belum memberitahunya, Andrea sesekali membuang pandangannya ke arah luar kaca mobilnya, menikmati pemandangan yang diberikan alam kepadanya.

Andrea membuka kaca mobilnya dan semilir angin segar segera menyapanya. Mengulurkan tangannya secara perlahan, mencoba merasakan kesegaran yang kini merayapi tubuhnya namun ia tidak bisa berlama-lama mengeluarkan tangannya karena selain itu perbuatan yang berbahaya, ia juga mendapatkan tatapan tajam dari seseorang yang sebelumnya sedang sibuk memeriksa kameranya.

" kamu tau enggak kalau tatapan bisa membunuh orang, mungkin aku udah mati kali berkali-kali ama kamu." Andrea terkekeh dengan ucapannya sendiri.

Memang benar apa yang diucapkannya karena Tiffany memiliki tatapan yang tajam namun dibalik itu semua sebenarnya terselip kehangatan didalamnya dan entah kenapa ia menyukai cara Tiffany menatapnya, seakan ia sangat mengenalnya.

" enggak akan dan lagipula kalau itu terjadi, aku akan selalu nyelamatin kamu." Tiffany mengedipkan matanya yang ia tahu kalau itu bisa membuat Andrea merona dan benar saja semburat merah muncul dipipinya.

Ingin menghindar guna menutupi pipinya yang merah, Andrea memalingkan wajahnya tetapi tidak cukup cepat karena kini Tiffany telah menangkup wajahnya dengan kedua tangannya dan membawanya cukup dekat dihadapannya.

" pipi kamu kenapa merah? Apa kamu sakit?" tetapi tidak terdengar rasa cemas didalamnya dan Andrea tahu kalau Tiffany hanya menggodanya saja.

Tidak kuat menghadapi kejahilan yang diberikan Tiffany kepadanya, dengan perlahan Andrea menarik wajahnya dan menjauh yang baru disadarinya kalau ternyata ia duduk sangat dekat yang kemudian dengan segera menjauh dari Tiffany. Jangan lupakan kondisi jantungnya yang terus berdetak sangat kencang. Tanpa sepengetahuan dari Tiffany, Andrea memegang dadanya sembari memerintahkannya untuk diam.

Setelah dibuat penasaran cukup lama dalam perjalanan akhirnya rasa penasarannya menguap begitu melihat yang didepannya. Dibantu oleh bodyguardnya yang membukakan pintu untuknya, Andrea mengeluarkan kakinya satu persatu kemudian keluar dari mobilnya.

Dari sebelah pintu mobil lainnya Tiffany ikut keluar setelah dibukakan juga pintunya lalu menyusul dan berdiri di sebelah Andrea yang masih melihat beberapa anak kecil sedang asyik bermain bersama dengan teman-temannya yang diawasi para orangtua yang tidak jauh dari tempat mereka bermain.

Ya, mereka saat ini tengah berada di Taman Bermain Kanak-kanak, tempat waktu semasa kecil Andrea menghabiskan waktunya bersama keluarganya dan juga tempat larinya Andrea saat memergoki mantan kekasihnya berselingkuh darinya.

Andrea tidak menyangka kalau Tiffany akan membawanya kesini. Pantas saja saat ia menanyakan kemana mereka akan pergi, Tiffany selalu mengatakan kalau Andrea akan menyukai tempat yang mereka tuju dan tentu saja Andrea sangat menyukainya. Apalagi anak kecil yang mereka lihat sangat lucu dan menggemaskan membuat siapa saja yang melihatnya berkeinginan mencubit pipi mereka yang gembul.

Tidak ingin membuat anak kecil ketakutan dengan pria-pria berbadan kekar yang ada disekelilingnya, Andrea memerintahkan untuk tidak mengikutinya yang langsung disetujui oleh bodyguardnya tetapi sebagai gantinya mereka berjaga-jaga dari jauh. Kini Andrea dan Tiffany berjalan mengitari taman itu yang dipenuhi celotehan dan juga teriakan anak-anak yang kesenangan saat bermain pada permainan yang tersedia dari taman bermain itu.

Taman itu cukup luas dengan dikelilingi pohon-pohon yang rindang, bunga dan rumput yang membuat taman itu sejuk dan jangan lupakan dengan berbagai permainan seperti ayunan, komedi putar, see-saw, seluncuran, kotak pasir dan monkey bars yang selalu terawat keamanannya setiap sebulan sekali.

StalkerWhere stories live. Discover now