MPOTML - PART 10

2.5K 89 0
                                    

* H A P P Y  R E A D I N G *

Tangan Marcus menyingkap dress Vee hingga diatas perut. Kini yang terlihat didepan bola mata Marcus hanya celana dalam berwarna merah menyala yang membalut kewanitaan Vee. "Aku tidak bisa bermain lembut. Imbangi permainanku, atau kau bisa diam menikmati."

Mulut Vee masih bungkam. Membayangkan kejadian malam itu saat di Miami akan terulang lagi hari ini. Dan sialnya, Vee tidak bisa menolak.

Bibir Marcus menyentuh kewanitaan Vee yang masih terbalut itu. Mencium aroma khas kewanitaan yang sepertinya akan menjadi candu baginya. "Ahh... Marc, hentikan."

"Kewanitaan mu sudah menggodaku, jadi aku tidak bisa berhenti bermain."

Marcus kembali mencium bibir kewanitaan Vee, menjilati bagian yang tertutup oleh celana dalam. Tubuh Vee menggeliat nikmat, tanpa sadar pahanya sudah terbuka lebih lebar untuk memberi akses lebih pada Marcus. Tangannya hanya bisa mencekram seprei untuk menahan nikmat yang luar biasa memabukkan ini.

"Kau sudah basah sayang," ucap Marcus sambil menggelitik klitoris Vee. Tanpa pikir panjang, Marcus meloloskan celana dalam itu dari tubuh Vee. Adik kecilnya sudah tidak sabar masuk dan menikmati kehangatan didalam sana.

"Selalu merona dan basah, aku menyukainya."

Lidah Marcus menyapu habis cairan yang keluar dari kewanitaan Vee. Lagi dan lagi cairan itu selalu nikmat didalam mulut Marcus. "Ahh... Please, jangan menyiksaku... Ahhh."

"Kau sudah menyiksaku semalam, dan kini saatnya aku menyiksamu dengan kenikmatan."

Kali ini bukan hanya lidah yang dimainkan Marcus pada kewanitaan Vee. Melainkan jari-jari Marcus yang berusaha menerobos masuk. "Ahhh... Kau-kau merobek kewanitaan ku."

3 jari sudah dibenamkan dengan sempurna didalam liang hangat Vee. Oh sungguh... Ini terasa perih.

"Mpphh... Marc hentikan... Ahhh sakitt sekali," rintih Vee.

Marcus menyadari kesalahannya. Ia menarik jari-jarinya keluar dari kewanitaan Vee. Wanita itu sangat kesakitan. Marcus tidak sanggup melakukannya lagi. "Maafkan aku, aku tidak akan melanjutkannya lagi."

Tubuh Marcus terbaring di samping Vee, memeluk tubuh ramping itu. "Aku melukaimu, maaf."

Wajah Vee menoleh pada Marcus. Terlihat raut wajah penyesalan disana. "Tidak apa, Marc."

"Kenapa kewanitaan mu sungguh menggoda, hm? Sampai aku terlalu liar memasukkan 3 jariku didalam sana."

Vee terkikik geli melihat ekspresi Marcus. Sangat lucu. Nampak sekali Marcus menahan gairah yang tertunda. Tapi Vee tidak sanggup bermain dengan keliaran Marcus didalam kewanitaannya. Sungguh keliaran Marcus tidak ada yang bisa menandingi.

"Sudah sudah... Tidak perlu menyalahkan kewanitaanku dan keliaranmu."

Lengan Marcus menarik pinggang Vee agar semakin dekat dengannya. Oh astaga... Ada apa dengan jantungnya? Sepertinya Vee terserang penyakit.

Perasaan bahagia muncul begitu saja dalam hati Vee. Entah kenapa bisa seperti ini.

"Semalam aku kurang tidur, jadi buat aku tertidur nyenyak pagi ini," Marcus membenamkan kepalanya di ceruk leher Vee sambil memejamkan matanya.

"Apa kau tidak bekerja hari ini?"

"Aku adalah seorang bos. Tidak masalah jika aku datang ke kantor sesuka hati."

"Dasar sombong sekali!"

"Sudahlah... Diam dan peluk aku."

Vee masih diam diposisinya. Ia berusaha mentralisir detak jantungnya yang semakin berdegup kencang tidak karuan. Semoga saja Marcus tidak mendengar detak jantungnya ini.

My Protector Of The Mafia LeaderWhere stories live. Discover now