MPOTML - PART 37

1.1K 42 5
                                    


* H A P P Y  R E A D I N G *

The next day
9 AM

Vee turun dari bandara setelah berjam-jam berada di pesawat untuk perjalanan kembali ke Washington DC. Tangannya menarik koper berukuran sedang untuk segera masuk ke dalam mobil dengan sopir yang sudah disiapkan oleh orang tuanya. Ketika perjalanan menuju mansion orang tuanya, Vee hanya diam sambil menatap jendela melihat kendaraan berlalu lalang.

Hari ini, Vee akan mengungkapkan kebenaran. Kebenaran yang kemungkinan akan menjatuhkan harapan kedua orang tuanya. Benar. Vee akan mengatakan jujur jika bayinya sudah tiada. Sudah lama rasanya ia ingin menceritakan hal ini pada orang tuanya. Tapi nyalinya masih terlalu kecil untuk berani mengungkapkan kenyataan.

Selama kurang kebih 20 menit perjalanan, Vee telah sampai di kediaman Houston, keluarganya. Ia menatap sejenak pintu megah yang menjulang tinggi itu setelah keluar dari mobil. Masih tidak berubah. Suasana yang dulu ia rasakan, kembali terasa saat ini. Vee benar-benar rindu pelukan hangat keluarganya. Ia membutuhkan penopang untuk segala masalah yang menimpanya.

Vee manarik napas dalam-dalam lalu di hembuskan perlahan. Ia sudah siap menemui keluarganya. Ya, harus. Vee masuk ke dalam mansion setelah pelayan membukakan pintu. Hal pertama yang Vee rasakan adalah suasana mencekam yang begitu terasa. Entah apa yang membuatnya merasa seperti itu.

"Auntyyyy!" Teriak Beatrice dengan girang.

"Haii maniss, kau datang menyambutku?"

"Tidak Vee, tapi kami," ucap Kailee yang tiba-tiba keluarganya berkumpul.

"Oh Vee... kau pulang, nak," ucap Lia sambil menangis dan memeluknya.

"Mom... aku pulang, tapi kenapa kau menangis?"

"Kemarilah, duduk bersama kami," ucap Leina.

"Grandma? Sejak kapan Grandma berada disini?" Tanya Vee. Pasalnya Leina jarang sekali berada di Washington kecuali hal mendesak yang membuatnya datang.

"Nenekmu ikut bersama kami sejak pulang dari Colorado," ucap Lia, Vee menghampiri neneknya lalu memeluk tubuh rentan itu.

"Oh, aku merindukan grandma," ucap Vee. Sedangkan Leina tertawa kecil, "aku tau cucuku."

Semua keluarga telah berkumpul, kecuali Juan dan calon suami Mikaila, Eliot. "Kau sudah lama tidak pulang, apakah kau baik-baik saja, Vee?" Tanya Paul.

Vee terdiam disamping Leina.

Semua menatap Vee heran dan bingung, "apa terjadi sesuatu padamu?" Tanya Kailee.

"Emm... aku ingin mengatakan sebuah kejujuran pada kalian disini," ucap Vee dengan bibir gemetar.

"Cepat katakan sayang, jangan membuat kami khawatir padamu," ucap Lia.

"A-aku... aku... aku keguguran," ucap Vee lalu menutup matanya dan menunduk.

Mereka semua terkejut, termasuk Lia yang menatap Vee tak percaya. "Katakan jika itu bohong, Vee. Kau tak mungkin keguguran, kan?" Tanyw Lia sambil menatap perut Vee yang terlihat rata.

"Tidak mom, ini benar. Apa yang ku katakan adalah kejujuran."

"Aku mengalami keguguran 1 bulan yang lalu tepat 3 hari setelah aku pulang dari Colorado. Keguguran yang ku alami akibat seseorang memasukkan obat penggugur kandungan di dalam makananku, " sambung Vee.

Lia terlihat marah dengan wajahnya yang memerah, "katakan siapa pembunuh bayimu? Aku yang akan membunuhnya!"

Vee menggeleng, "tidak mom, kau tidak perlu melakukannya. Aku dan Chloe sedang mencari pembunuh itu."

My Protector Of The Mafia LeaderWhere stories live. Discover now