13🔞

1.3K 101 4
                                    

"Sayang, kau sudah selesai??" Tanya Kongpob.

"Sudah Phi" Arthit berjalan mendekati Kongpob yg tengah meracik sesuatu.

"Apa itu phi??" Tanya Arthit.

Kongpob tengah memasukkan sesuatu kedalam gelas Arthit yg berwarna serbuk putih di racik sendiri oleh Mommy-nya.

"Ini,  minumlah, untuk menjaga kesehatanmu dan juga membuat tubuhmu wangi saat pernikahan kita besok," Ucap Kongpob dan memberikan gelas tersebut kepada Arthit, Arthit mengambilnya dan wajahnya seketika memerah bak tomat serasi dengan wajahnya yg pucat.

Arthit meminum darah tersebut dan seketika itu pula tubuhnya sedikit ringan dari sebelumnya.

"Enak??," Tanya Kongpob dengan lirihannya

"Enak, sangat enak, tapi..."

Ucapan Arthit berhenti, Kongpob mendekati Arthit dan menatapnya dengan lekat, "Tapi...?"

"Aku lebih menyukai darahmu Phi" Lirih Arthit.

Kongpob mengelus leher Arthit dengan lembut, membuat Arthit menutup matanya perlahan menikmati setiap elusan yg Kongpob berikan untuknya.

"Kau menyukainya?" Lirih Kongpob.

Arthit menganggukkan kepalanya dan sedikit tersenyum, perlahan Kongpob mendekat lalu mencium bibir Arthit yg ranum awalnya hanya biasa saja, namun lama kelamaan Kongpob semakin memperdalam ciumannya, perlahan namun dapat dirasakan perbedaannya, tentu saja bukan ciuman biasa melainkan nafsu tinggi Kongpob kembali meluap.

Decakan demi decakan terdengar indah, Arthit memegang pinggang Kongpob, sedangkan Kongpob memegang kepala Arthit dan sekali-sekali mengelus leher belakang Arthit yg sangat sensitif.

"Aahhh," Desahan ciuman lolos keluar dari mulut Arthit, Kongpob membuka kancing celananya dan juga bajunya, dan ia juga membuka baju Arthit sekaligus celana Arthit yg tidak terlalu rumit untuk di buka.

"Eehhmmpp" Arthit mendesah indah saat Kongpob mencuil lembut Nipple miliknya.

Kongpob membaringkan tubuh Arthit di ranjang dan mengeluas setiap jengkal tubuh mulus milik kekasihnya, Arthit menggelinjang hebat saat tubuhnya meremang dan penisnya bergerak pelan naik ke atas menandakan ingin di puaskan.

"Phi Konghhh"

"Iya sayang" Kongpob menatap Arthit dan tanpa disadari tangannya sudah sampai ke penis indah milik kekasihnya dan perlahan mengelusnya

"Aahhh"

"Yaahh, seperti itu sayang, teruslah mendesah, aku sangat menyukainya" Ucap Kongpob yg masih menatap Arthit dengan tangan memijat perlahan penis tersebut.

"Aahhh sshhh aahh Phi Kongghh, pijatanmu membuatku tidak tahannhh ahh"

Kongpob semakin bersemangat memijat penis Arthit yg sudah mulai menggembung di tangannya.

"Le..lebih cepathh phiii.. Aahhh"

"Aahhh aahhhh sshhhh" Kongpob ikut mendesah karnanya dan mempercepat gerakan tangannya.

"Aaahhhhhkkkk" Arthit menaikkan pantatnya dan menembak spermanya hingga muncrat kemana-mana.

"Haaahhh sshhh ehhmm"

Arthit mengambil tengkuk Kongpob lalu melumat bibir yg sedari tadi menggodanya dan menjilat jilat bibir kenyal tersebut.

Posisi Kongpob berubah yg tadinya sedikit menghimpit badan Arthit sekarang dirinya lah berada di bawah Arthit.

Arthit melumat habis bibir kenyal tersebut dan perlahan turun kebawah dan menjati Nipple coklat Kongpob yg membuatnya tergoda.

"Aahhh"
Arthit merasakan Nipple Kongpob mengeras dan tentu saja jilatannya membuat tubuh kekasihnya itu terangsang hebat.
Arthit menjalarkan tangannya ke bawah perut dimana letak sensitif Kongpob yg bisa memuaskan hasrat dunia..

"Aahhhkk sshh hisap sayang" lirih Kongpob.

Arthit pun langsung saja menuruti permintaan kekasihnya itu, ia langsung menjilat ujung penis Kongpob sembari memainkan dua bola bulat yg berkedut karna dingin..

"Sshhh aahhh"

Arthit memasukkan penis Kongpob kedalam mulutnya dan menggerakkan kepalanya dengan lincah dan menjilat cairan yg keluar dari lubang tersebut dan menelannya, decakan saliva menyatu dengan kulit berurat Kongpob dan itu sungguh membuat Kongpob tak tahan betapa seksinya Arthit saat mengoral penis miliknya.

Arthit yg tak tahan memperbaiki posisinya dan mendudukkan penis Kongpob lalu ia memberikan air ludahnya sedikit ke lubang miliknya dan memasukkan penis tersebut kedalam kenikmatannya, yg ia rasakan adalah rasa sakit dan juga nikmat terutama perih di bagian pinggir lingkaran membuat dirinya mendesah sakit.

Kongpob yg tak tahan langsung saja menghentakkan pinggulnya dengan kuat membuat batang berurat tersebut lolos masuk ke dalam lalu menarik lengan Arthit agar memeluk dirinya supaya rasa sakitnya sedikit berkurang disaatnya mengambil alih perhatiannya, Kongpob melumat bibir Arthit dengan lembut membuat Arthit terangsang karna ciuman yg Kongpob berikan sangat berbeda.

Arthit kembali dengan posisinya lalu menggerakan perlahan pantatnya yg sintal tersebut kedepan menarik dan masuk kembali penis Kongpob membuat desahan keduanya lolos.

"Aku menyukainya aahhh" Ucap Kongpob, Kongpob menghentakkan pantatnya membuat Arthit terkejut disaat dirinya sedang menikmati permainannya.

"Sshhh aahhh" Arthit memegang dada Kongpob dan mendongakkan kepalanya karna merasakan nikmat yg luar biasa, penis Kongpob menumbuk dagingnya membuat percum penisnya keluar.

"Ohhh sshhh" Kongpob mengelus percum tersebut dan menatap Arthit yg tengah menikmati hentakannya.

"Ahhh sshh lebih cepath phi aahh" Tubuh Arthit bergetar hebat saat Kongpob mengocok penisnya sekaligus bergerak dan menghentakkan pantatnya tersebut.

"Sshh aahhh Phi Singghh aahh"

"Yeshh baby, teruslah sayanghh aku menyukai wajahmu yg memerah karna merasa nikmathh" Ucap Kongpob dengan suara yg terengah-engah dan nafas yg memburu.

"Oohhh sshhh aku mau keluarrhh sshh yeshhh aahhh aahhh"

"Sshhh sshhh bersama sayanghhh"

Plokh plokh plokh

Kongpob menekan penisnya masuk kedalam dan ia mengocok penis Arthit dan mengeluarkannya secara bersamaan, deru nafas keduanya memacu, sperma Arthit membasahi tubuh Kongpob, sedangkan Kongpob membuang semua benihnya didalam tubuh Arthit membuat mata Arthit memerah karna nikmat tersebut.

Arthit melumat bibir Kongpob sembari mengusap lembut rambut Kongpob.
"Aku sangat menyukainya" Ucap Arthit.

Arthit menjalar ke leher Kongpob karna dirinya sangat haus dan mengeluarkan taringnya lalu menggigit leher tersebut dengan dalam, Kongpob mendongak dan matanya berubah jadi merah, Kongpob menekan kepala Arthit memperdalam gigitannya sembari mengelus penggung Arthit dan meremas pantat sintal Arthit yg tautan penisnya belum ia tarik dari lubang nikmat tersebut.

Saat selesai Arthit mendongakkan kepalanya karna nikmatnya darah Kongpob tersebut ia pun tersenyum lembut dan menatap dengan sayu.

"Sudah puas sayang?," Tanya Kongpob menggoda.

"Jika aku bilang belum apakah phi mau mewujudkannya??" Tanya Arthit mengangkat satu alisnya

"Apapun untukmu sayang, tapi hari ini kita akan pergi"

"Kemana?" Tanya Arthit heran.

"Kesuatu tempat yg tidak pernah kau kunjungi" Ucap Kongpob lalu perlahan ia lepaskan penisnya dan hanya ada sedikit yg merembes keluar dari lubang tersebut, Kongpob tersenyum saat dirinya tahu bahwa spermanya sudah nyangkut di rahim Arthit.

Cup

Kongpob mengecup bibir Arthit lalu menggendong tubuh putih tersebut menuju kamar mandi dan memandikannya layaknya seperti bayi.

To be continue....

SWEET BLOOD "Officeboy"Место, где живут истории. Откройте их для себя