04-Bolos

5.2K 457 18
                                    


Kamu adalah makhluk yang di kirimkan Tuhan untuk menjadi malaikat ku.

Sudah minggu kedua Anne bersekolah di SMA Astraguna hari-harinya terbilang lancar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah minggu kedua Anne bersekolah di SMA Astraguna hari-harinya terbilang lancar. Tidak ada masalah. Dia nyaman berteman dengan Rain dan Eca. Mereka sefrekuensi, Anne suka berteman dengan orang-orang yang agak bar-bar di bandingkan dengan orang-orang yang kalem. Bukan karena dia pemilih dalam berteman, namun seru rasanya bersama mereka yang bar-bar.

Ketiga gadis cantik itu berjalan beriringan. Cassandra Agnesia Esa berada di tengah, di samping kanannya ada Nesya Aprilia sedangkan di samping kirinya ada Rain Mahotra.

Sedikit perkenalan tentang Eca dan Rain. Eca itu cantik walaupun lumayan kaku tapi tidak kaku amat. Eca seru kok. Dia salah satu murid yang di banggakan guru, karena segudang prestasinya. Banyak yang nyinyirin Eca di sebabkan karena bersahabat dengan Rain yang sangat ambyar itu. Tapi hal tersebut tidak membuat mereka renggang. Bahkan kedua anak manusia itu semakin nempel.

Bicara tentang Rain. Rain itu sejenis spesies cacing yang gak mau diam. Ada aja tingkah lakunya. Cantik? Oh, tentu. Hanya saja dia masih jomblo. Rain selalu menolak jika ada yang mendekatinya dengan alasan dia sedang berjuang untuk hati yang lain. Sangat miris yah cinta bertepuk sebelah tangan itu.

"Anne!" panggil Rain.

Anne menoleh, "Hmm," katanya.

Tiba-tiba Rain merangkul bahu Anne, gadis itu memang sedikit lebih kurus dari pada Rain. Anne lalu mengernyit bingung.

"Ne, gue itu harus jagain lo," tukas Rain.

Eca dan Anne menoleh bersamaan, menatap Rain dengan tatapan bingung. Apa maksud dari perkataannya itu.

Rain sadar akan tetapan kedua temannya, kemudian menjelaskan, "Lo kan bakalan jadi adek ipar gue nih, jadi gue harus over protektif sama lo."

"Preeettttt, jadi pacar aja belum," satu kalimat ejekan lolos dari mulut Eca.

Rain mendengus geli. Ah, dia sadar dirinya terlalu percaya diri tapi tidak papa, percaya diri artinya berani bukan. Dan orang yang berani yang akan menang.

Anne tertawa melihat keduanya. Dia tidak menolak jika Rain mendekati kakaknya. Toh, Rain orangnya baik dan kelihatan tulus.

***

Emil mencatat pelajaran fisika yang ada di papan tulis. Di samping kanannya Gerar sudah tidur setengah jam yang lalu. Bukan karena Emil rajin, hanya saja dia ingin menyibukkan diri.

Cheris yang berada di samping kirinya menyenggol sikutnya sehingga dia menoleh.

"Adek gue kemarin aman, kan?" tanya Cheris langsung pada intinya.

Emil melepaskan pena dalam genggamannya, "Kemarin hampir mati."

Cheris melotot, "Maksud lo apa?" ucapnya sedikit berbisik karena takut ibu Ramlah yang sedang menjelaskan mendengarnya.

MARAVILLE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang