25. Negentropy

5.5K 782 79
                                    

"Tuan Mara, kemarin seorang janitor melapor jika menemukan sebuah paper bag berisi kotak kaca di tempat sampah ruang rawat nona muda."

"Kotak kaca?"

"Iya, tuan. Saya pikir barang ini milik nona muda."

"Coba saya lihat dulu."

"Isinya mahkota berwarna merah muda. Jadi saya pikir itu milik nona."

"Anda bisa keluar dan tinggalkan kotak kacanya, terima kasih."

"Baik tuan." Kepala bangsal VVIP itu segera beranjak dari ruangan.

Kening Mara mengerut melihat sebuah mahkota ini. Khas sekali karya tangan seseorang, terlebih sosok itu pernah menjanjikan putrinya sebuah mahkota merah muda.

"Risha?!"

BRAK

"MARA! MICHELLE SADAR." Satu kalimat dari bibir Irene membuat Mara bergegas menuju ruang putrinya.

Ketika tiba di koridor ruang Chells ada beberapa dokter dan perawat keluar dari ruang putrinya sambil membawa beberapa alat. Sepertinya ventilator dan EKG Michelle sudah dilepas.

"Dad- daddy." Itu suara putri kecilnya. Michelle sudah sadar, putrinya kembali.

"Michelle, syukurlah kamu udah sadar sayang." Dikecupnya wajah Chells berulang kali, rasa haru melingkupi hatinya sekarang. Air matanya menetes kembali membayangkan hidup tanpa gadis kecilnya.

"Kamu mau apa? Bilang sama daddy."

"Leher aku sakit." Hanya ucapan lirih terdengar.

"Gakpapa, nanti hilang. Udah yaa, jangan banyak ngomong. Istirahat dulu, dolphin." Hanha anggukan kepala Chells yang menjadi jawaban.

"Mika. Jaga Michelle, jangan sampai dia terluka." Tatapan tajam dilayangkan sebelum pergi dari ruang rawat, Yemima yang ditatap merasa tiba-tiba ciut.

"Mara, kamu tidak mau menemani Mika menjaga Michelle?"

"Ada tante juga disini, saya rasa cukup." Usaha Irene untuk menahan Mara ternyata sia-sia.

"Michelle mau makan apa?"

"N-nggak mau."

"Kalo mau bilang, ya."

"Mommy?"

"Ya, sayang? Butuh apa?"

"Mami Sha mana?"

***

"Udah tah, nduk. Ojo nangis terus. Aduh I jadi bingung kalo kamu kayak gini."

"Ya masa aku disuruh ninggalin mas Mara tah momm. Aku gak mau lahh! Dipikir dia siapa coba nyuruh-nyuruh! Mentang-mentang anaknya mantan istri mas Mara! Ora terimo aku! Gak mau mommy."

"Gimana, Ten? Udah gak nangis anakmu?"

"Lha iyo delokken dewe iki. Kon duwe mripat tah?" (Coba liat sendiri ini. Kamu punya mata kan?)

"Coba daddy telponin orang tuanya Mara apa gimana?"

"GAUSAH! Daddy gausah nambahin rusuh! Hueeeeeee. Mommyyy."

"Ya gimana tah, dek. Kamu disuruh hubungi Mara gak mau, suruh hubungin orang tua Mara juga gak mau. Maumu apa?"

"Mas Mara jahat sama aku mommy. Di gak pernah nganggep aku jangan-jangan, masa Chells sakit gak ngabarin. Aku mau marah aja."

"Hadehhh. Repot tenan. Dahlah, mom keluar dulu. Yok Josh kita keluar, biar anakmu mikir dulu."

"Oke. Ayo keluar sayang. Tinggalin aja ini bocah."

ME VS MAMIWhere stories live. Discover now