SATU

5.1K 719 275
                                    

1

Sudut pandang Miya Osamu

BRAKK!
"Tsumu, lo bisa berhenti mantulin bola volly ke tembok gak sih?" Omelku setelah berhasil mendobrak pintu kamar Atsumu.

Rasanya seperti sedang berbicara dengan angin. Atsumu tidak memperdulikan ocehanku sedikitpun. ia masih sibuk memantul-mantulkan bola volly kearah dinding yang bersebrangan langsung dengan kamarku. Oh, ayolah. Ini sudah pukul 11 malam, dan aku tidak dapat fokus belajar untuk ujian besok karena kelakuannya ini.

"lo kayak gini sengaja kan biar nilai gw turun?" Aku menyandarkan bahu-ku pada sisi pintu kamarnya.

Atsumu berhenti memantulkan bola dan sekarang ia sudah berdiri dihadapanku.

"Biarpun nilai gw lebih jelek dari lo, gw bukan orang yang suka kecurangan." Ia melempar bola volly hingga memantul kearah dada-ku cukup kuat. Hal itu membuatku refleks memundurkan langkah hingga keluar dari area pintu kamarnya.

BLAMM!
Atsumu membanting pintu kamarnya kuat-kuat.

"Ah, sial." Aku mengusap dada-ku sejenak sambil berjalan lesu kearah kamar. Ia benar-benar seorang kakak yang gila karena menghantam dada adiknya sendiri dengan bola volly.

"Segitu bencinya lo sama gw, tsum?" Gumamku yang langsung membenamkan tubuh dengan bantal dan selimut.

Kalau dipikir, bola yang dilempar Atsumu tidak cukup kuat. Apa kondisiku semakin memburuk, ya? Sehingga benda apapun yang menyentuh tubuhku rasanya sangat menyakitkan.

^°^°^°^°^°^

"Pagi, Mam.." Satu kecupan dariku untuk mama yang sedang serius menata sarapan dimeja makan. Ia terlihat senang setiap aku melakukan hal itu.

"Samu, habis sarapan langsung minum obatnya, ya." Ucap Papa yang sudah menyelesaikan sarapannya dan bergegas pamit berangkat ke kantor. Aku mengangguk mantap sambil melambaikan tanganku pada papa.

"Pah, Tsumu nebeng ke kampus dong." Aku terbelalak melihat Atsumu yang keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sangat rapi. ia juga sudah siap dengan tas olahraganya.

Seorang Atsumu bisa bangun pagi? Yang benar saja!Seharusnya ia selalu datang ke kampus maksimal satu jam setelah kelas dimulai. Semua dosen tahu kalau anak ini adalah king of ngaret.

"Mam,.. aku udah selesai." Ucapku setelah menelan potongan terakhir sandwitch daging kesukaanku.

Mama segera merapihkan peralatan makan yang selesai aku gunakan, kemudian membawa obat dan segelas air kehadapanku. Walaupun sudah terbiasa mengkonsumsinya, terkadang ada rasa mual ketika aku menelan butiran-butiran obat ini.

Aku sangat iri pada Atsumu karena ia tidak perlu merasakan penderitaan sepertiku.

^°^°^°^°^°^

"Atsumu!" Teriak seseorang dari kejauhan dan mulai menghampiri.

"Sorry, kak. Gw Osamu, bukan Atsumu." Jawabku ketika ia sampai tepat dihadapanku dengan napas tersendat akibat berlari-lari.

Sudah menjadi hal biasa jika orang lain salah mengenali aku dan Atsumu. Lagipula kami memang kembar yang sangat identik. Walaupun arah poni rambut kami berbeda, hal itu akan tetap menyulitkan orang lain untuk mengenali kami dalam satu kali lihat.

Bahkan kating yang sangat dekat dengan Atsumu ini, Kita Shinsuke bisa salah mengenali.

"oh, bagus! Gw emang lagi cari elo, kok." Ucap Kak Kita-shin.

When You're Gone - Miya Osamu [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang