XLIII

1.3K 307 269
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

Hyades berguling ke kanan dan ke kiri dari ranjangnya, hingga sesekali menimbulkan bunyi berderit antara dipan dan lantai. Ketika ia mendudukkan diri dengan raut kusut dan rambut yang berantakan, saat itu juga sebuah bantal melayang tepat mengenai kepalanya, membuat ia mencari-cari arah si pelaku pelemparan benda putih berbentuk persegi tersebut.

“Tidak bisakah kau tenang sedikit?”

“G-Glasio Hyung.” Hyades mengusak mata kanannya yang sedikit gatal sementara tangan kirinya masih memegangi bantal ‘si penegur’.

“Mungkin yang lain tidak terganggu, tetapi aku tidak sama dengan mereka yang bisa tidur dengan pulasnya meskipun ada badai menyerang. Suara-suara berisik yang kau buat itu membuat kantukku menjadi hilang.” Glasio menatap kesal.

Hyades menggaruk tengkuknya malu, ia melemparkan kembali bantalnya ke ranjang si pemilik. “Maaf, maaf. Cobalah sekali lagi, Hyung.”

Glasio menaikkan alis kanannya tak paham. “Coba apa?”

“Coba tidur lagi. Kau pikir apa?” Hyades mengedik.

Tanpa disangka-sangka, Glasio justru menurunkan kedua kakinya ke lantai kamar yang dingin. Ia mengenakan sepatunya dan meraih mantel dari sandaran ranjang.

“E-eh?” Hyades sejenak melirik ke arah jendela saat mendengar lonceng menara berdentang menunjukkan pukul satu malam. Ia kemudian menyadari kalau orang yang tadi berbicara dengannya kini sudah menghilang di balik pintu yang baru saja menutup.

Bukannya mencoba tidur seperti yang lain, justru ia beranjak mengikuti ke mana Glasio pergi. Tidak secara diam-diam, karena ia sendiri yakin kalau Glasio justru sadar akan langkah Hyades yang tergesa-gesa di belakangnya.

“Hyung!”

“Jangan berisik! Kau bisa membuat seluruh penghuni istana bangun!” omel Glasio yang terus melangkah. Mereka berakhir di lapang yang biasa digunakan para prajurit untuk berlatih. Tubuh Glasio berbalik diikuti sebuah cahaya yang melecut menyambar dingin tubuh Hyades hingga tersungkur.

“H-Hyung!”

“Bangun.”

“Hyung! Apa-apaan kau ini?” Hyades mencoba bangkit, tetapi ia mendapatkan satu serangan lagi hingga membuatnya berguling.

“Bangun! Kubilang bangun!”

Hyades menguatkan kedua kakinya untuk menumpu tubuhnya yang sedikit limbung. Saat ia mengangkat tangannya dan memberikan satu serangan untuk Glasio, justru cahaya yang diciptakannya melebur di udara dan jatuh menjadi salju kecil-kecil. Glasio kembali membuat Hyades tersungkur hingga menyebabkan lecet-lecet.

“Pangeran lemah! Hanya begitu saja kemampuanmu? Kau bisa membuat Sideris terjatuh dan ke mana kekuatanmu itu?” Glasio tersenyum simpul.

Hyades terkekeh kesal. “Kau ini sedang membalas perbuatanku pada Sideris waktu itu? Bahkan Sideris saja—” Ia terbatuk setelah lagi-lagi Glasio memberi serangan tanpa ampun.

Nebula {Resurgence}Where stories live. Discover now