LII

1K 277 98
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

Hyades menggaruk tengkuknya bingung. Semua orang menatapnya meminta penjelasan, sementara kawan-kawan termasuk saudaranya sendiri hanya diam tanpa mau membantunya mengatakan apa pun.

"Ini ... hippogriff, sahabatku. Namanya Hipely."

Coastal terbatuk-batuk kecil setelah sekian lama mendengar nama konyol itu lagi. Sedangkan si pemberi nama sudah menatapnya horror.

"Bukankah hippogriff tidak tinggal bersama manusia?" tanya Tilda.

Hewan besar itu dikerumuni oleh banyak orang, tetapi tampak tidak terganggu sama sekali. Mungkinkah karena keberadaan Hyades? Setidaknya itu yang ada di pikiran Sideris sekarang. Pasalnya ia ingat benar bagaimana ia dan kawannya yang konyol ini melemparkan makanan untuk si hippogriff dengan perasaan was-was. Karena menurut pemilik yang merawat sebelumnya, hewan ini tidak terlalu bersahabat. Begitu singkatnya.

"Dan burung jenis apa ini?" tanya Tilda lagi.

Sideris mengedik. Sebenarnya ia tidak ingin menjawab. Namun, bagaimanapun Azurite tetaplah tanggungjawabnya. "Phoenix."

"Tidak mungkin," ucap Luphius tak percaya. "Bukankah burung phoenix berwarna merah sedikit oranye?"

"Miliknya memang langka," jawab Hyades.

Luphius membulatkan bibirnya dengan kepala mengangguk. Ia tampak terpesona dengan burung tersebut. "Namanya?"

"Azurite."

Coastal dan yang lain memerhatikan burung tersebut dengan saksama. Apakah Sideris pernah menunjukkan burung ini sebelumnya? Seingat mereka, hanya Hipely-lah yang ikut muncul di peperangan bersama Hyades saat itu.

"Bagaimana bisa kalian memelihara makhluk seperti ini? Aku tidak pernah tahu sebelumnya." Philip melipat kedua tangannya di dada.

Hyades menatap yang lain bergantian. "Kurasa ... lebih baik kalau kita melakukan pengakuan."

"Apa maksudmu?" tanya Glasio. Sebenarnya ia paham dengan maksud Hyades, tetapi apakah memang harus? Mengakui bahwa mereka bukanlah panglima yang asli?

"Pengakuan apa?" tanya Philip. "Kalian tidak sedang berkhianat padaku, bukan?"

"Kau tidak akan mengerti," sela Equinox sebelum Hyades berbicara lebih panjang lagi. Bagaimana bisa mereka melakukannya tanpa perencanaan atau diskusi terlebih dahulu?

Philip tertawa kesal. Di belakang kerumunan terlihat Tuan Betel bertepuk tangan tanpa suara seolah sedang mengolok-olok mereka.

"Ke mana?" bisik Paleo pada Coastal yang sudah siap mengambil langkah menuju si kakek tua itu.

"Kau tidak lihat wajahnya? Aku ingin memukulnya," gerutu Coastal.

"Tidak sekarang. Aku tahu kau kesal," tegur Paleo seraya memegangi lengan saudaranya. "Jangan membuat suasana menjadi keruh."

Nebula {Resurgence}Where stories live. Discover now