XII

2.1K 432 491
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

Tiba di sebuah daratan dengan suasana di kegelapan malam, ditemani lentera-lentera pemukiman penduduk yang menyala membantu penglihatan meskipun dalam jarak pandang yang minim. Seorang kakek tua berjalan menghampiri, memberikan sambutan sederhana dan membiarkan keenam lelaki yang kebingungan itu mengikutinya. Berjalan melewati sudut-sudut kumuh dan berakhir memasuki sebuah pintu rahasia di tanah dengan daun-daun kering yang menutupi.

“Kemana kita akan pergi?” tanya Coastal takut-takut dirinya diculik oleh seorang pengikut sekte menyeramkan. Mengingat ia juga pernah pergi ke sebuah ritual di mana kegelapan akan dibangkitkan. Ya, keputusan bodohnya dulu.

“Tidak jauh lagi kita sampai, Panglima.” Si kakek tua berambut tipis dan janggut putihnya yang panjang menoleh sebentar, kemudian meneruskan perjalanan ke dalam lorong bawah tanah membuat keenam orang di belakangnya saling melirik tanpa tahu harus mengucapkan apa.

“Panglima?” Paleo mendesis konyol. Siapa yang sebenarnya disebut ‘panglima’ di sini? Bukankah mereka semua bergelar pangeran?

Sampai mereka tiba di sebuah ruangan yang besar, terlihat biasa saja namun juga tidak bisa dibilang sederhana. Mungkin ini sebuah tempat yang sengaja disembunyikan dari luar sana? Begitu perkiraan Sideris karena jalan masuk barusan yang tidak biasa. Membuat mereka bertanya-tanya, siapakah yang tinggal di sini?

“Panglima?!” Seorang lelaki tampan dengan tubuh tinggi datang dari arah pintu kayu berwarna cokelat dari ujung ruangan. “Tuan Betel, terimakasih sudah membawa mereka,” ucapnya pada kakek tua tadi yang kemudian pergi.

“Astaga, Panglima! Kupikir kalian sudah mati!” ucapnya dengan ekspresi khawatir sekaligus senang.

Huh?!” pekik Paleo refleks membuat Coastal tersedak liurnya sendiri karena terkejut.

“Maaf, apa kami mengenalmu?” tanya Equinox sementara lelaki itu sudah tertawa kencang.

“Jangan bercanda, Panglima Carl Ke-I! Aku tahu kalian sudah hilang hampir sebulan lamanya! Aku sungguh bersyukur bahwa kalian masih hidup!” serunya membuat Glasio dan Paleo saling menoleh kebingungan akan situasi aneh ini.

“Kami ... panglimamu? Kau tahu namaku?” tanya Equinox lagi.

“Astaga. Kemana para prajurit kegelapan itu mengasingkan kalian? Ke Hutan Kematian? Ke Jurang Kutukan? Kenapa kalian lupa ingatan begini?” tanyanya heran.“Hei?! Tapi di mana Panglima Caldwell Ke-II?”

“Apa maksudnya ‘Caldwell Ke-II’?” desis Aphelion ingin tertawa namun berusaha menahannya dengan susah payah kemudian berdeham. “Dia ... hilang. Kau bisa membantuku untuk menemukannya?” tanyanya namun lelaki itu mengernyit terdiam sejenak sementara mata Sideris sudah memperhatikannya sejak awal bertemu.

“Kau ....”

“Yang Mulia, makan malamnya sudah siap.” Seorang wanita tua datang kemudian pergi lagi setelah lelaki yang di sebutnya ‘Yang Mulia’ itu mengangguk.

Nebula {Resurgence}Where stories live. Discover now