51 - Unexpected

145K 18.8K 8.9K
                                    

Assalamualaikum teman-teman semua. Alhamdulillah hari ini bisa kembali Update Mariposa 2. Sebelumnya aku ucapin Minal Aidzin Wal Faidzin ya. Mohon maaf lahir dan batin. Maaf kalau aku ada salah kata ataupun perbuatan. Selamat hari raya Idul Fitri bagi teman-teman yang merayakan. 

Dan, aku juga minta maaf karena minggu kemarin aku belum bisa update Mariposa 2. Sebenarnya dalam satu bulan terakhir ini kondisi kesehatanku sedang menurun dan OCD-ku juga tiba-tiba nggak bisa dikontrol. Makanya, aku belum bisa maksimal nulis. 

Bahkan, harusnya di bulan puasa aku udah janji update Mariposa 2 seminggu 2 kali jadi nggak bisa terlaksana dengan lancar. Aku benar-benar minta maaf yang sebesar-besarnya ke teman-teman semua.

Insyaallah aku akan pelan-pelan bayar hutang 3 Bab-ku yang harusnya aku posting waktu hari puasa. Jadi, sabar ya teman-teman. Semisal aku telat update atau tidak bisa update di hari Jumat mohon dimengerti ya. Pasti ada alasan kenapa aku belum bisa update. Salah satunya karena aku benar-benar ingin memulihkan kesehatanku dulu. 

Semoga teman-teman semua bisa mengerti dan bersabar ya menunggu Mariposa 2 untuk update. 

Aku juga berharap teman-teman pembaca semua selalu Support Mariposa 2 dan selalu baca Mariposa 2. 

Dan, semoga teman-teman pembaca semua juga selalu dukung karya-karya Luluk HF, Amin.

SELAMAT MEMBACA MARIPOSA 2 PART 51. SEMOGA SUKA DENGAN PART INI AMIN. 

*****

Hari ini adalah hari pertama Acha mengikuti kelas Akademi untuk persiapan ujian pendaftaran kedokterannya. Acha masuk ke dalam kelas yang masih sepi. Sepertinya, Acha berangkat terlalu pagi.

Acha memilih untuk duduk terlebih dahulu di kursinya.

Acha sengaja mengambil kelas yang hanya berisi tiga orang. Acha takut tidak bisa fokus jika terlalu banyak orang di kelas akademi yang diambilnya.

Acha menghela napas panjang, entah kenapa dia tiba-tiba gugup sendiri. Mungkin, sudah lama dia berada di tempat seperti masa sekolahnya dulu. Apalagi, Acha juga akan berkenalan dengan orang-orang baru hari ini.

Acha membuka buku paket soalnya selagi menunggu kelasnya dimulai.

"Kak Acha."

Acha sedikit tersentak mendengar namanya yang tiba-tiba di panggil dari arah pintu kelas. Acha mendongakkan kepalanya, mencari sumber suara tersebut.

Kedua mata Acha terbuka sempurna ketika mendapati seorang gadis yang cukup dikenalnya tengah berdiri di ambang pintu dengan senyum lebar.

"Tesya," panggil Acha balik.

Gadis yang bernama Tesya tersebut dengan semangat melambaikan tangannya ke Acha, kemudian segera menghampiri Acha. Mengambil duduk di sebelah Acha.

"Kak Acha kok bisa disini? Ambil kelas buat daftar Kedokteran?" tanya Tesya memastikan.

Acha mengangguk tanpa ragu. "Iya."

Tesya masih memberikan ekspresi takjubnya bisa berjumpa dengan sang kakak kelas yang cukup lama tak dijumpainya.

"Wah, nggak nyangka banget bisa ketemu Kak Acha lagi disini. Long time no see, Kak," takjub Tesya.

Tesya adalah adik kelas Acha di SMA Arwana dan seingat Acha gadis itu merupakan anak olimpiade Fisika seperti Iqbal.

Awal Acha mengenal Tesya, tidak cukup baik karena Acha sempat salah mengira Tesya suka dengan Iqbal karena gadis itu sering pergi ke kelas Iqbal untuk meminta ajarkan soal-soal fisika.

MARIPOSA 2Where stories live. Discover now