19 - Ketakutan

278K 30.6K 18.9K
                                    

Assalamualaiku, alhamdulillah aku kembali bawa Mariposa 2

Selalu Support dan Baca Mariposa 2 yaa. 

Semoga kalian selalu suka dengan MARIPOSA 2 Amin. 

Dan, selamat membaca.

****

Iqbal baru saja mendapatkan telfon dari Acha, Iqbal langsung terkejut mendengar suara Acha yang gemetar diiringi isakan tak terhenti, Iqbal panik saat itu juga. Untung saja ia baru saja keluar dari ruang lab.

Iqbal mempercepat langkahnya menuju parkiran. Setelah itu ia melesat dengan mobilnya menuju Apartmen untuk menghampiri sang pacar.

Ada apa dengan gadis itu? Apa yang membuatnya menangis sampai ketakutan?

Dibenak Iqbal banyak sekali pertanyaan-pertanyaan. Sepanjang perjalanan Iqbal tidak tenang, ia sangat khawatir dengan Acha.

*****

Iqbal membuka pintu apartmennya sedikit hati-hati, saat itu juga Iqbal mendapati Acha terduduk di lantai tak jauh dari pintu dengan kepala tertunduk, kedua tangan memeluk kakinya yang tertekuk. Iqbal dapat mendengar isakan kecil Acha. Gadis itu masih menangis.

Iqbal segera menutup pintunya, membuang tasnya kesembarangan kemudian mendekati Acha.

"Acha," panggil Iqbal pelan.

Acha langsung mendongakkan kepalanya, kedua matanya sembab, keadaannya cukup berantakan.

"Iqbal, Acha takut," tangis Acha kembali pecah semakin keras.

Acha segera menghambur memeluk Iqbal dengan erat, membuat Iqbal semakin bingung dan khawatir.

Iqbal membalas pelukan Acha.

"Kenapa Cha?" tanya Iqbal masih tak mengerti.

Acha tak menjawab, ia hanya menggelengkan kepalanya dan semakin mengeratkan pelukannya. Iqbal menatap rambut Acha, gadis itu terus saja menangis.

Iqbal menghela napas pelan, ia membelai lembut rambut Acha, memilih untuk menenangkan gadisnya terlebih dahulu.

"Nggak apa-apa, nggak usah takut. Gue udah disini Cha," suara Iqbal terdengar sangat hangat. Ia berusaha untuk membuat Acha tidak menangis lagi.

Iqbal terus membelai rambut Acha, sampai suara isakan Acha mulai memelan.

"Cha," panggil Iqbal, berusaha melepaskan pelukan Acha, namun gadis itu sama sekali tak mau. Pelukannya sangat erat, tak mau menjauhkan tubuhnya dari Iqbal sedikit pun.

Iqbal terdiam sejenak, menatap Acha dengan bingung. Harus bagaimana sekarnag? Mereka berdua terduduk di lantai lebih dari lima belas menit. Iqbal kasihan kepada Acha yang sudah lama terduduk disana, Iqbal sendiri dapat merasakan tubuh Acha yang cukup dingin.

"Kita duduk di sofa," ajak Iqbal.

Acha tak menjawab, gadis itu masih fokus dengan tangis dan rasa takutnya. Iqbal berpikir sejenak. Bagaimana caranya membawa Acha ke sofa tanpa melepaskan pelukan gadis itu?

Iqbal perlahan merendahkan tubuhnya, memindahkan kedua tangan Acha ke lehernya, dengan gerakan cepat Iqbal langsung membopong tubuh Acha. Untung saja Acha tidak menolak. Gadis itu membenamkan wajahnya di dada bidang Iqbal.

Iqbal berjalan menuju ke sofa pelan-pelan. Iqbal mendudukan Acha, saat itu juga Acha kembali memeluk tubuh Iqbal lebih erat.

Iqbal mau tak mau ikut terduduk di samping Acha, Iqbal meraih tangan kanan Acha yang dingin, mengenggamnya.

MARIPOSA 2Donde viven las historias. Descúbrelo ahora