Assalamualaikum semuanya. Apa kabar? Semoga sehat selalu ya.
Aku minta maaf dua kali hari Jumat belum bisa update Mariposa 2. Seperti yang aku jelaskan di Instagramku dan Group Telegram "MARIPOSA UNIVERSE" beberapa minggu kemarin kesehatanku menurun dan sedang recovery.
Alhamdulillah sekarang sudah kembali sehat. Makasih banyak yaa buat teman-teman yang sudah setia menunggu dengan sabar dan setia buat selalu baca MARIPOSA 2.
MAKASIH BANYAK JUGAA BUAT 16M VIEWSNYA UNTUK MARIPOSA 2 ^^
Bener-bener SAYANG BANGET sama kalian semua. Semoga seterusnya teman-teman selalu baca Mariposa 2 dan suka Mariposa 2 ya Aminn ^^
Oh ya sebelumnya aku juga mau ada info. Kalau aku buat meeting ZOOM buat sharing-sharing santai tentang kepenulisan dan novel-novel aku, kalian mau nggak? (Untuk info ini lebih lanjut aku bakalan share di Instagramku @luluk_hf yaa. Jangan lupa buat Follow)
Dan... Kalian paling kangen sama siapa nih di tokoh MARIPOSA 2?
Teman-teman nanti kalau habis baca Mariposa 2 part ini jangan lupa buat posting di snapgram kalian dan tag di Instagramku ya. Kasih kesan kalian setelah baca part ini. Biar bisa aku repost di Instagramku ^^
Selamat membaca MARIPOSA 2 yaaaa ^^
****
"Kuncir rambut yang di pakai Biya, beli dimana?"
Biya diam sejenak, menatap Acha dengan bingung. Kenapa gadis di hadapannya ini tiba-tiba menanyakan kuncir rambutnya?
"Hadiah dari Papa gue," jawab Biya jujur.
Kini giliran Acha yang dibuat terdiam setelah mendengar jawaban Biya. Detik berikutnya, Acha berusaha memaksakan senyumnya untuk mengembang.
"Lucu kuncir rambutnya," puji Acha mencoba bersikap biasa.
Biya mengangguk singkat, menerima pujian tersebut walau masih merasa bingung.
"Thanks."
Setelah itu, Acha berjalan ke arah pintu Apartmen Biya, tatapan Acha perlahan kosong, langkahnya pun sedikit tak bertenaga.
Sebelum Acha benar-benar keluar, Acha membalikkan badan, menatap Biya yang juga tengah memandanginya.
"Makasih banyak udah izinin Acha berkunjung."
Kali ini, Acha benar-benar pergi dari hadapan Biya, Acha melangkah menuju lift. Pandangan Acha lurus dengan pikiran tentang kuncir rambut tersebut.
Acha sangat yakin, kuncir rambut itu sama dengan kuncir rambut yang Acha temukan di meja ruang tengah Apartmen Iqbal.
Jika kuncir rambut waktu itu memang milik Biya? Berarti gadis itu masuk ke Apartmen Iqbal tidak hanya sekali.
Dan, Iqbal tidak menjawab jujur pertanyaan Acha saat dirinya mengira kuncir tersebut milik Ify, kakak Iqbal.
Acha berusaha untuk kembali tersenyum.
"Apa mungkin kuncir rambut Biya dan kak Ify sama?"
****
Pintu lift di hadapan Acha terbuka, saat itu pula Acha melihat seorang cowok yang sangat di kenalnya berada di dalam lift.
Baik Acha dan cowok itu sama-sama terkejut ketika tatapan mereka bertemu. Perlahan, cowok itu keluar dari lift membuat Acha memundurkan kakinya beberapa langkah.
"Acha."
Acha memaksakan senyumnya, bingung harus merespon apa. Yah, cowok itu adalah Iqbal. Acha tidak menyangka akan bertemu dengan Iqbal. Acha mengira Iqbal sedang berada di kampus seperti biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARIPOSA 2
Teen FictionMariposa kini selalu bersamanya. Mariposa selalu memencarkan keindahannya. Namun, sampai kapan Mariposa selalu bisa bersamanya? Sampai kapan Mariposa akan selalu indah? Apakah Mariposa tetap terlihat indah jika dia pergi? Mari kita mulai perjalanan...