☘️Dua☘️

625 59 62
                                    


☘️𝕳𝖆𝖕𝖕𝖞 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌☘️
.
.
.
.

Pagi ini jadwal kelas Alina untuk pelajaran olahraga. Satu per satu dari mereka mulai datang untuk berkumpul di lapangan terlebih dahulu. Sinar matahari masih berada di bagian timur yang artinya sinarnya masih belum terlalu terik dan masih sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.

Alina bersama dengan kedua sahabat kembarnya, Eca dan Aca berjalan menuju lapangan basket yang diisi oleh para anak cowok yang tengah bertanding merebutkan bola itu.

Seketika pesona mereka bertiga mampu mengalihkan netra para cowok tersebut. Apalagi yang paling menyorot adalah Alina. Si gadis pemilik senyum manis yang mampu menghipnotis kaum Adam.

Elang yang semula mendribble bola basket itupun seketika menghentikan pergerakannya hingga tak sadar bahwa bola yang ia pegang telah direbut oleh lawan.

"Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan.... , " gumam Elang dengan senyum dibibirnya.

Tuk!

"Aww! Sialan! Woyy bangsad kalean, siapa yang berani-beraninya ngelempar bola ke muka tamvan gue! Sini lo!" teriak murka Elang dengan tangan yang mengusap-usap keningnya.

Seketika terdengar gelak tawa dari seluruh siswa maupun siswi."Makanya kalau lagi main tuh serius ke permainan bukannya malah ngelamun mantengin wajah Alin. Hahahaaaaaa," sahut Darel dari ujung sana bersama yang lainnya tengah menertawakan Elang tanpa henti.

"Lumayan lah asupan pagi biar tambah semangat lihat muka syantiknya bebeb Alin," tutur Elang dengan alis yang dinaik-naikan.

"Apalagi senyumnya Alin, wohhh kayak candu bikin ketagihan mulu," lanjut Elang terus membayangkan wajah Alina.

Ingatan yang semula lupa, tiba-tiba langsung terlintas di pikiran Elang. Matanya perlahan melirik ke kanan dengan sinis, tepatnya pada Darel. "Jangan-jangan lo ya met yang ngelempar bola ke kepala gua?!" tuduh Elang kepada Darel.

Darel dengan santainya menganggukan kepala. "Emang gue dalangnya. Mau marah? Ohh silahkan gue gak takut," ejek Darel santai.

Tanpa aba-aba lagi, Elang langsung berlari mengejar Darel dengan bermodalkan sapu yang ia pinjam dari pak kebun tadi. Disitulah terjadi acara kejar-mengejar seperti Tom and Jerry. "DAREL SIALAN! MUKA KEK JAMET, BABI! GAK ADA AKHLAK! KALAU MUKA GUE JADI JELEK GARA- GARA LO, LO MAU GANTI RUGI HAH!"

"Bodo amat, kagak peduli. Muka-muka lo, kenapa juga gue harus ganti rugi. Syukur donk kalok muka lo jelek, biar kagak ada cewek yang naksir sama lo lagi," ucap Darel yang masih berlari memutar-mutari lapangan bersama Elang.

Alina yang melihat itupun ikut tertawa pelan bersama dengan Eca dan Aca. Lalu netranya beralih menatap seorang cowok yang tengah berkutat dengan Hp nya. Alina tersenyum simpul sebelum kemudian ia berjalan menghampiri cowok tersebut.

"Pagi Alka...." sapa Alina ramah, tetapi yang disapa seperti tak mendengar dan tetap fokus pada benda pipih yang berada di genggamnya. Tak berniat untuk menjawab ataupun menatap.

"Kok Alka diam aja sih? Kok Alka gak sapa Alin? Alka tuli atau emang gak mau ngomong lagi sama Alin?" tanya Alina beruntun kepada cowo tersebut yang diketahui nama lengkapnya bernama 'Alka Keano Kavindra'

𝐀𝐥𝐨𝐧𝐞 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang