Bab 3 Malaikat Ridwanku

0 0 0
                                    

“Ratuuuuu! Seruku. Kulari menghampiri sahabatku di pintu gerbang. Secepat kilat kupeluk tubuh rampingnya, rambut panjang hitam lurusnya hampir saja masuk mulutku karena pelukanku yang tiba-tiba.

“Ada apa, La?” Ratu membalikkan tubuhnya. Ia keheranan dengan raut wajahku yang sendu.

“Malaikat Ridwanku, udah punya pacar. Barusan kudengar gosip, Dispatch keluarin berita kalau dia pacaran udah lama sama lawan mainnya di drama. Huwaaa.” Aku histeris di hadapan Ratu. Beberapa siswa yang lewat menoleh padaku.

Tambah heranlah Ratu. Si cantik itu belum dapat poin alasan tingkah langkaku.

“Malaikat Ridwan lagi,” desahnya.  “Siapa dia? Siapa yang pacaran? Apa itu Dispatch?” Ratu menggelindingkan rentetan pertanyaan alih –alih mengusap punggungku.

Aku patah hati. Lucunya, aku bahkan menitikkan air mata sepanjang perjalanan ke kelas. Ramailah para siswa yang melihat aksi tangisku.

“Kenapa, sih? Kemarin aja ngambek-ngambek sama aku gegara Malaikat Ridwan. Sekarang nangis-nangis sebab Malaikat Ridwan Pula. Dia siapa?” tanya Ratu.

Kukeluarkan ponsel di saku bajuku dan kubuka kunci ponsel sambil terisak dan menunjukkan sebuah gambar. Malaikat Ridwanku tengah tersenyum dengan suit hitam yang membuat penampilan si Malaikat Ridwanku gagah tampan, shining, shimerin, splendid¸seperti istilah dalam lirik Ost. Aladin.

“Hyun Bin?” Kedua bola mata Ratu membelalak lebar melihat bintang halyu Korea selatan itu, mulutnya menganga terkejut. Kemudian gadis itu tertawa terbahak-bahak sampe badannya membungkuk.

Aku kesal melihat reaksi Ratu yang begitu senang dengan patah hatiku. Tanyanya menusuk hati, jantung, dan empedu milikku. Kutimpuk bahunya dengan tas gandongku. Bagaimana bisa di depanku ia menertawakanku dengan begitu bahagianya. Tawa Ratu yang menggelegar sampai ia berkaca-kaca dan tangisku mencuri perhatian teman-teman sekelasku. Semua pasang mata tertuju padaku dan Ratu.

“Jadi Malaikat Ridwan itu Hyun Bin? Aktor Korea? Pacarnya Son Ye Jin?” Ratu tertawa lagi. “Kalau itu aku juga tahu udah lama sejak mereka main di drama CLOY itu. Kamu juga nonton, kan? Mereka emang cocok, kan di real life juga sebagai pasangan?” Ratu semangat sekali nyerocos pengetahuannya dan betapa dia tertarik pada pasangan Halyu itu. Tapi anak itu lupa padaku.

"Aku pikir Malaikat Ridwan itu siapa." Ratu menambahkan level tawanya tanpa memedulikan keadaanku.

Kutatap mata Ratu dengan tajam dengan ekspresi mengerikan menurut teman-teman sekelasku. Senang sekali Ratu dengan gossip nyata itu. Cerocosannya seolah-olah memanasiku, mengipas-kipas asap ngebul di atas kepalaku, hingga terbakar hatiku karena berita Dispatch yang kulihat tadi malam. Aku patah hati. Hiks…

Melihat ekspresi wajahku yang tidak selow, Ratu berhenti tertawa dan mengusap punggungku, serta meminta maaf atas kekonyolannya barusan. Meskipun begitu senyum jahilnya masih terpasang di sudut bibirnya, ia masih ingin tertawa. Tapi dengan baik, dituntunnya aku duduk di kursi kami dan menginstruksikan seisi kelas untuk mengabaikan tingkahku.

“Oi! Kalila lagi PMS. Stop tontonin dia.” Ratu mengangkat tangannya. Seketika mereka sibuk dengan urusan masing-masing.

“Sebelum bel masuk bunyi, ceritain sama aku. Apa yang membuat sahabat jagoanku menangis histeris macam gadis feminim seperti ini?” Ratu menatap wajahku serius.

Aku menuturkan siapa itu Malaikat Ridwan yang memberiku inspirasi utama setiap surat cinta yang kutulis. Aku tak peduli ketika Ratu menyebutku gadis halu. Tak banyak yang kukatakan padanya. Hanya ingin kuhabiskan air mata ini karena patah hatiku. Dan kubiarkan Ratu memuaskan tawanya menertawakanku. Kalau dipikir-pikir aku memang konyol.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Letter Of Lady AmorWhere stories live. Discover now