Chapter 30

856 174 44
                                    

yauda ini, org double update

enjoy ngh

***

"Tsukishima, nice serve!"

"Ya."

Sudah hari keenam sejak Karasuno mengikuti training camp di SMA Shinzen, bersama beberapa sekolah di Tokyo, seperti Nekoma, Ubugawa, dan Fukurodani. Mereka latihan cukup ketat. Dari pagi sampai sore. Beberapa diantaranya malah lanjut berlatih hingga malam hari. Setelah itu tidur. Bangun pagi, membersihkan diri, sarapan, latihan lagi. Begitu terus selama lima hari kemarin.

Ya. Jadi sebenarnya, itu alasan Kei tidak ada kabar kepada Kaiyo. Ia sibuk latihan. Staminanya juga tidak sekuat Hinata. Sehabis latihan, membersihkan diri, pasti ia langsung tidur. Tidak sempat mengecek ponselnya. Bahkan ketika ibunya menanyakan kondisinya, ia hanya menjawab sekenanya. Terlalu lelah. Apalagi Kuroo yang jor-joran memberikan latihan block tambahan. Padahal menurut Lev, Kuroo biasanya tidak se-strict itu. Entah ada dendam apa Kuroo padanya. Padahal baru ketemu sekali. Dua kali dengan ini.

Prittt!!!

"Ayo lari lagi." ajak Daichi dengan wajah lesu. Yang dijawab dengan suara yang sama lesunya. Entah karena lelah bertanding, entah karena lelah kalah terus. Karasuno kembali kalah match, kali ini dengan Fukurodani. Mereka akan kembali bertanding nanti sore. Sistem rolling.

Setelah berlari sepuluh kali, Kei duduk di rerumputan, menegak habis minuman yang diberikan oleh Hitoka. Tim Karasuno kembali berjalan menuju gymnasium, karena di luar matahari sedang terik.

Saat Kei sedang asyik menyandar di dinding gymnasium, ekor matanya mendapati Akaashi Keiji yang sedang berjalan keluar. Tentu saja diikuti oleh Bokuto. Mana mau Bokuto misah dari Akaashi. Kemanapun pasti selalu ngikut.

"Hey, hey, hey! Akaashi! kamu mau kemana?" tanya Bokuto. Akaashi melirik dengan wajah datarnya, seperti biasa. Tidak berenergi. "Mau ke depan sebentar. Ada yang mengantarkanku handuk." jawab Akaashi. Konoha muncul di belakangnya, "ada apa ini? Tidak biasanya kau tertinggal sesuatu?" tanyanya pada Akaashi.

"Yah. Kita ingat saja tadi malam Bokuto-san tidak sengaja membuat handuk mandiku jatuh ke selokan air. Sampai sekarang masih basah, tidak bisa digunakan." jawab Akaashi dengan nada datarnya. Konoha tertawa geli. Hal biasa, Akaashi direpotkan oleh Bokuto. "Hueee... Aku minta maaf Akaashi. Berarti tadi pagi kau tidak mandi?" tanyanya polos.

"Kita tidak ada yang mandi." Konoha yang menjawab.

"Oiya benar juga," gumam Bokuto. "Akaashi! Siapa yang mengantarkan handukmu?" tanyanya kepada Akaashi. Tapi pemuda berambut hitam itu tidak menjawab, alih-alih sebuah panggilan masuk ke telpon genggamnya.

"Ya? Kau sudah sampai?"

"..."

"Ah, begitu. Aku akan pergi ke depan—"

"..."

"Loh? Ya sudah. Aku ada di gymnasium. Persis di depannya, pasti kau akan melihatnya." jawab Akaashi dengan nada lebih semangat, membuat Bokuto dan Konoha berpandangan. Tumben Akaashi berenergi. "Nah, kau sudah melihatku, kan? Aku matikan ya." ucap Akaashi lagi.

Manik Kei yang sedari tadi gabut memperhatikan pembicaraan senior Fukurodani itu mengikuti arah pandang Akaashi, Bokuto, dan Konoha. Matanya membulat kala mendapati seorang gadis dengan surai strawberry, dengan mata tajamnya. Seperti biasa.

Gadis itu menyerahkan sesuatu kepada Akaashi, kemudian tertawa bersama. Tsukishima merasakan hatinya tidak enak ketika menatap pemandangan itu. Apalagi Bokuto dengan polosnya menanyakan beberapa hal dan Konoha yang memang sengaja menggodanya, membuatnya semakin panas.

Salty Caramel ; (Tsukishima Kei x OC/Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang