Chapter 2

2.2K 322 7
                                    

"Kau tahu, Kaiyo-chan?! Tidak banyak yang memiliki minat menanggapi Tsukishima saat ia sedang menyindir." bisik Kisa kepada Kaiyo. Mereka kini sudah berada di dalam kelas. Guru pada jam pelajaran tersebut tidak bisa masuk lantaran sakit, sehingga mereka hanya diberikan tugas sebagai gantinya. Kisa memutuskan untuk menarik bangkunya, mendekati Kaiyo, berniat mengerjakan tugas bersama.

Di depan mereka, bangku Tsukishima kosong. Cowok itu memilih menarik bangkunya ke meja Yamaguchi—yang berada di depan meja Kisa—untuk mengerjakan tugas. Alasannya dapat ditebak. Tentu saja ia ingin sedikit menjauh dari Kaiyo.

"Hei, Kaiyo-chan!" panggil Kisa. Gadis cuek yang sejak tadi ditanya hanya terlihat acuh sambil menulis jawaban soal di bukunya. "Justru karena hal itu." jawab Kaiyo singkat, membuat perempatan muncul di dahi Kisa. Sahabat barunya ini, sangat irit berbicara. Semuanya terasa menggantung sehingga ia harus bertanya lagi untuk memancing jawaban yang diinginkan.

Tapi—astaga. Sekalinya Kaiyo berbicara banyak, ia terlihat menyebalkan.

"Astaga, Kaiyo. Berbicaralah yang jelas dan tuntas." Kisa menghela napas lelah. Kaiyo kemudian menatapnya datar. "Aku malas bicara, kau tahu itu. Tapi baiklah," Kaiyo berdeham sebelum melanjutkan, seolah berbicara banyak adalah hal yang melelahkan baginya.

"Justru karena Tsukishima biasa tidak mendapatkan tanggapan, itu artinya kita harus menjawab dengan hal yang berbeda. Lagipula kapan lagi seorang penabur garam merasakan rasanya ditaburi garam?" jelas Kaiyo sambil melanjutkan kegiatan menulisnya. Kisa mematung. Benar juga.

"Ajari aku! Ajari aku untuk seperti itu."

"Kisa, kau tidak cocok dengan hal seperti itu."

"Tapi itu keren!"

"Hahhh... Kalau kau memaksa, cukup perhatikan saja. Pasti lama-lama bisa karena terbawa." balas Kaiyo, tangannya kemudian bergerak mengambil earphone dan memakainya di kedua telinganya. Lalu, ia kembali merogoh tas untuk mengambil stick drum. Sedetik kemudian, Kaiyo terlihat asyik sendiri dengan drum air-nya, membuat Kisa melongo.

"Kamu sudah selesai dengan tugasmu?" tanya Kisa. Kaiyo mendengar samar, jadi ia hanya mengangguk. Kisa kemudian melirik ke arah buku tulis Kaiyo dan gadis itu memang sudah selesai. "Kaiyo, aku lihat punyamu ya. Aku bingung menjawab nomor 4." pinta Kisa, dan lagi, gadis cuek yang kini menjadi sahabatnya hanya mengangguk tanda setuju.

***

"Akhir minggu depan ini ada pertandigan voli di salah satu gor, melawan Nekoma." ujar Kisa, secara tiba-tiba saat mereka menyusuri lorong untuk menuju Ruang Musik. Kebetulan, hari ini adalah hari Band Karasuno latihan. Kisa meminta Kaiyo untuk langsung datang dan audisi. Meskipun gadis benetra cokelat susu itu yakin sahabat cueknya ini pasti akan lolos.

Kaiyo hanya menatap datar ke depan. "Lalu?" tanyanya datar. Kisa menghela napas. "Ayo nonton pertandingannya," ajak Kisa. "Dari yang kudengar, mereka itu jika sudah bertemu, pertandingannya pasti akan seru." lanjutnya. Kaiyo menggaruk hidungnya, kemudian mengangkat bahu. "Entahlah. Aku kabari kalau aku mood ikut." jawabnya santai. Kisa hanya tersenyum menanggapi.

Beberapa langkah kemudian, mereka sampai di Ruang Musik.

Kisa menekan kenop pintu, lantas menariknya. Kaiyo dibelakangnya mengintip sekilas, melihat apa yang ada di dalam ruang tersebut. Terdapat empat orang gadis yang telah menunggu mereka. Keempatnya tengah bercengkrama dengan asyik sebelum akhirnya melihat Kisa yang sudah hadir di sana.

"Ah, Kisa-chan!" pekik salah satu gadis, ia tidak terlalu tinggi (pendek) tapi berhasil memberikan kesan imut pada setiap orang yang melihatnya. Kisa hanya tersenyum mendengarnya. Gadis pendek yang sempat ingin menghampiri Kisa, langkahnya terhenti kala melihat Kaiyo yang berada di belakang Kisa.

Salty Caramel ; (Tsukishima Kei x OC/Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang