Chapter 3

1.8K 266 6
                                    

Hari selanjutnya, pagi hari. Tsukishima Kei kini tengah menaruh kepalanya ke meja tempat ia duduk, sambil menyerap musik yang ia dengar dari headphone yang selalu ia bawa. Sedangkan Yamaguchi—mungkin—sedang bermain game di ponselnya guna mengusir rasa bosan karena kelas masih kosong. Belum banyak yang datang.

Diam-diam Kei teringat obrolan di Klub Voli kemarin.

***

Flashback

"Ah, kudengar ada murid baru di kelasmu ya, Tsukishima?" tanya Kageyama. Netra blueberry itu entah mengapa selalu terlihat tajam dan menyelidik. Tahu Tsukki enggan menjawab, Yamaguchi membuka suara. "Ah, betul." jawab Tadashi.

"Apa ia seorang siswi?" tanya Hinata. Lagi, yang menjawab adalah Tadashi. Kei sama sekali tidak berminat menjawab hal yang bersangkutan dengan gadis itu. Ia jengkel.

Melihat anggukan Yamaguchi, Hinata kembali membuka suara. "Mungkin saja itu dia. Aku hampir kenal semua anak kelas 1. Itu bukan sebuah kebetulan." ujarnya. Mendengar hal itu, Noshinoya berseru. "Wah, Tsukishima! Kenalkan dia kepada kami, dong!" serunya, terlihat antusias. Sedangkan yang diajak berbicara terlihat tidak memiliki gairah hidup sedikitpun untuk menanggapi. Tapi karena Noya seorang senpai dan libero yang cukup hebat, akhirnya Kei membuka suaranya.

"Untuk apa? Dia itu tidak ada bagus-bagusnya sama sekali." dengusnya jengkel. Ucapan Kei lantas mengundang perhatian satu klub, tapi sebelum ada yang menanyakan lebih lanjut, pelatih Ukai lebih dulu mengintrupsi. "Sudah-sudah. Sekarang kita mulai set 2!" ujarnya, membuat seluruh anggota kembali ke posisi masing-masing.

End of Flashback

***

Mengingat hal itu, membuat Kei teringat kepada Kaiyo. Gadis cuek itu belum datang, bahkan saat Kisa sudah ada di mejanya. Kaiyo memang baru satu hari bersekolah di sana, tapi satu kelas tahu bahwa Kaiyo dan Kisa sangat dekat karena mereka selalu bersama.

Lima belas menit lagi, waktu bel tanda masuk sekolah akan berbunyi. Tapi Kei tidak merasakan adanya hawa gadis itu datang dan duduk di belakangnya sejak tadi ia menundukkan kepala. Sepuluh menit, tidak ada tanda-tanda. Kei bahkan mengernyit heran kepada dirinya sendiri karena memikirkan mengapa gadis itu belum datang.

Tapi ia buru-buru menepis pikiran itu dan menyunggingkan senyum miring. "Masa iya hari kedua saja sudah tidak datang?" ucapnya, entah pada siapa. Beberapa saat setelah ia menggumamkan perkataan tersebut—tepatnya lima menit sebelum bel berbunyi—terlihat seorang gadis di depan pintu kelas yang tengah mengatur nafasnya. Kei berani bertaruh gadis itu habis berlari agar tidak telat masuk ke sekolah. Menyadari itu ia menyunggingkan seringaian menyebalkan.

Kisa yang menyadari kedatangan Kaiyo, lantas langsung berdiri, hendak menghampirinya. Tapi gadis dengan manik strawberry itu sudah lebih dulu mengambil langkah cepat ke dalam kelas dan melewati meja Kei. Saat Kei hampir membuka suaranya untuk menyindir, sebuah pemandangan terlihat berbeda.

Gadis itu tidak sesegar kemarin. Ia terlihat kurang tidur, matanya terlihat sayu dan kelam, tidak memancarkan cahaya berarti. Wajahnya pun terlihat lebih menggelap. Entah dari mana Kei memahami itu semua secara cepat, yang jelas cowok itu tahu jika anak baru yang sudah menjadi rivalnya di hari pertama sedang berada di mood yang tidak baik. Lantas Kei kembali menutup mulut.

Mungkin bukan saatnya.

"Kaiyo!" Kei mendengar Kisa memekik. "Daijoubu? Kau terlihat tidak baik." tanya Kisa. Satu kelas menengok, termasuk Yamaguchi. Kei bahkan sebisa mungkin mengintip agar tidak ketahuan. Siapa yang tidak tertarik dengan hal seperti ini?

Salty Caramel ; (Tsukishima Kei x OC/Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang