16. R-E-N-J-U-N

174 28 7
                                    

Jangan lupa vote sama komennya ya

Happy reading :)

"Kakak juga kangen kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak juga kangen kamu..."

---





Embusan angin sore itu menerbangkan anak rambut di kening Renjun. Dia sesekali melihat ke belakang, menanti yang ditunggu segera kembali. Lalu berfokus lagi dengan buku sketsa di tangannya, menggambar sosok perempuan  berambut pendek dari belakang.

 Lalu berfokus lagi dengan buku sketsa di tangannya, menggambar sosok perempuan  berambut pendek dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senyum kecil terbit di wajahnya, berhasil mengalahkan hangatnya senja yang menyambut. Renjun menutup buku sketsa setelah menorehkan inisial namanya di sisi kanan gambar.

"Renjun."

Laki-laki itu menemukan dua pasang sepatu heels hitam mengkilat berhenti di depan pandangannya. Sekretaris Eun, orang kepercayaan Eyang Yoo, datang menemuinya ke sekolah?

"Saya diperintahkan eyangmu untuk membawa kamu pulang sekarang. Beliau masuk rumah sakit, dan ingin bertemu kamu."

"Eyang sakit?"

"Iya, ayo cepat kita pulang"

Renjun yang panik hanya pasrah saat Sekretaris Eun menarik lengannya. Buku sketsa dia jatuh di bawah rerumputan, di pohon besar tempatnya menunggu seseorang.

Langkahnya begitu cepat, mengimbangi ajakan Sekretaris Eun. Renjun kalap, dia khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada kakeknya. Tidak boleh ada hal buruk yang terjadi pada orang yang dia sayang, cukup dirinya saja.

Setelah duduk di dalam mobil van milik Eyang Yoo, Renjun tidak hentinya memainkan jari-jari tangan. Mengusir segala rasa khawatir, berusaha tetap tenang. Lalu dia menoleh ke sisi kanan sebelum benar-benar meninggalkan sekolah.

Di pertengahan jalan, dia tiba-tiba tersadar telah pergi tanpa pamit. Jadi dia mengambil ponsel dan mengetik pesan untuk seseorang.

Aku, Byun Inra.

Sepuluh menit perjalanan, Renjun berlarian memasuki gedung rumah sakit. Begitu tahu di ruangan apa kakeknya dirawat saat bertanya pada Sekretaris Eun, Renjun lari sekuat tenaga menuju ruangan itu.

Annyeong Renjun [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang