24. It's (Not) Fine

196 27 4
                                    

"Ini semua salahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini semua salahku..."

---

Bugh!

Tubuh Renjun terjerembam di permukaan lantai setelah punggungnya menabrak meja belajar. Tulang belakangnya ngilu sekali, laki-laki itu meringis pelan. Namun, belum cukup sampai di sana, Yangyang kembali menarik kerah baju Renjun yang kala itu masih mengenakan kemeja sekolah. Pukulan kedua kembali menyapa rahang Renjun.

Bugh!

"PUAS LO, HAH? PUAS LO, ANJING?!"

Renjun akan menyeka ujung bibirnya yang berdarah lalu menjawab pertanyaan itu, tetapi sekali lagi tangan Yangyang berhasil membungkam mulutnya. Tinju Yangyang kini berhasil mencetak lingkaran keunguan di bawah mata Renjun, sepupu kandungnya.

"Mau sebanyak apapun gue hajar lo, mau sampe lo mati pun, gue nggak akan pernah maafin lo!"

"Yangyang..."

"Brisik lo, anjing!"

Duakh!

Kaki Yangyang terangkat hanya untuk membungkam suara Renjun. Dengan menendang perut Renjun, Yangyang kembali diselimuti ribuan emosi dan dendam.

"Argh.. Lepas, cukup Yangyang." Renjun mencoba memindahkan kaki Yangyang dari perutnya, tetapi usahanya tidak juga membuahkan hasil. Jangankan pindah, bergeser pun tidak.

Yangyang terus menekan kakinya di atas perut Renjun. Tidak peduli yang ia siksa semakin kesakitan atau tidak. Bagi dia, Renjun benar-benar penghancur paling ulung.

"INRA MAU UDAHAN, GOBLOK!"

"Dan lo tahu siapa yang salah di sini?"

Yangyang menunjuk kening Renjun, mendorongnya ke belakang sekuat tenaga. "Lo, dasar gembel!"

"Yangyang, jangan gini... " harusnya Renjun ingin bilang bahwa dia kesakitan. Namun yang keluar dari mulutnya adalah kalimat lain.

Dia memposisikan dirinya sebagai Yangyang. Laki-laki itu tengah patah hati, dan menurut Renjun wajar jika sikap Yangyang begitu padanya.

"Lo tahu? Gue sayang banget sama Inra, gue sayang banget sama dia."

Renjun mengangguk. Tanpa perlu mendengarnya langsung dari mulut Yangyang, Renjun sudah tahu dari tatapan mata laki-laki itu. Renjun sangat paham bagaimana sayangnya Yangyang padaku.

"Sampe akhirnya lo dateng, terus ngerusak semuanya!"

"LO, GEMBEL NGGAK GUNA!"

Duakh!

Sekali lagi, Renjun merasakan tulang belakangnya terasa akan patah ketika harus menubruk ujung meja belajarnya.

"Lo tuh bener-bener perusak!"

Annyeong Renjun [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang