30. TERSIKSA

5.8K 268 24
                                    

HOLLA!

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN!
______________________________

HAPPY READING ❤
______________________________

"Maafin aku, Tha."

"Kakak nggak perlu minta maaf, Kakak nggak salah."

"Enggak Tha! Aku salah! Aku nggak bisa jagain kamu!"

"Gini deh. Kakak itu nggak salah, dan kalaupun Kakak salah Agatha udah maafin Kakak. Dan maaf banget Gatha harus berangkat sekolah sekarang, Gatha takut telat Kak."

Kesabaran Agatha sudah habis dan ia juga lelah mendengar ucapan Zhafran, sejak pagi buta lelaki itu sudah berada di depan rumahnya dengan terus menerus mengucapkan kata "maaf". Padahal ia sudah menjawab berkali kali kalau kejadian semalam bukan kesalahan lelaki itu tetapi Zhafran tetap saja mengucapkan kata "maaf". Arghh! Ia harus jawab apa lagi??

Agatha mulai berjalan menuju sekolah, ia tidak bisa terus terusan di rumah meladeni Zhafran. "Kamu marah ya?? Tuh kan kamu belum maafin aku." ucap Zhafran sembari mengikuti Agatha. Ya Tuhan! Kenapa Kak An jadi nyebelin?!

Zhafran terus mengikuti Agatha sampai di depan gerbang sekolah, "Udah cukup Kak, Gatha mau sekolah."

"T-tap-"

"Please Kak udah cukup, kalo kamu kaya gini terus yang ada Gatha malah jadi nggak nyaman." ucap Agatha lalu masuk ke dalam lingkungan sekolah. Agatha tidak mengerti kenapa Zhafran sampai sebegitunya meminta maaf, meminta maaf memang sangatlah bagus tetapi jika sampai seperti itu jatuhnya malah jadi mengganggu.

"Kenapa sekolah?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut Leon yang sedang bersender di dinding lorong sekolah.

Agatha menghela napas, kenapa hari ini orang-orang sangat aneh? Tadi Zhafran sekarang Leon? Jelas-jelas ia ke sekolah untuk belajar, lantas kenapa masih dipertanyakan? "Mau numpang mandi." jawab Agatha asal lalu hendak lanjut berjalan.

"Berhenti."

Aduh, Gatha salah ngomong. Mulut... mulut... kamu gimana sih? Walaupun lagi kesel kamu nggak boleh kaya gitu. Apalagi ini Kak Ley, bisa mampus Gatha!

Leon mendekati Agatha, gadis itu menutup mata sembari menggigit bibir bawahnya. Bukannya marah lelaki itu malah menempelkan punggung telapak tangannya di dahi Agatha, kejadian yang terjadi saat ini sungguh sulit dipercaya oleh Agatha. "Seharusnya lo nggak ke sekolah." ucapnya lalu menarik tangan gadis itu.

"Mau ke mana Kak??"

"Kantin. Lo belum sarapan kan?"

"Gak usah jawab, gue tahu lo belum sarapan." lanjut Leon.

"Gatha udah sarapan Kak." ucap Agatha menghentikan langkah Leon.

"Oh." ucapnya lalu melepaskan tangan Agatha dan hendak pergi.

Eh? Apa Kak Ley marah?

"Eh bentar Kak! Gatha belum sarapan kok. Ayo ke kantin!"

"Pergi sendiri." Agatha mengabaikan jawaban Leon dan menarik lelaki itu ke kantin. Kantin belum ramai, biasanya kantin ramai saat istirahat. Kalau pagi kebanyakan siswa-siswi masih belum datang ataupun sudah sarapan dari rumah.

"Mba Surti, Gatha beli roti isi coklat sama pesan teh hangat ya, Mba."

Agatha menoleh ke arah Leon, "Kamu pesen apa Kak?"

"Gak." jawab Leon singkat, tanpa berlama-lama mereka pun duduk di kursi kantin yang sudah disediakan.

Agatha membuka plastik roti lalu memakannya dengan lahap seolah ia sedang kelaparan padahal gadis itu sudah kenyang. "Kenapa lo paksain makan padahal udah sarapan?" tanya Leon.

Legatha [END]Where stories live. Discover now