35. Keterlambatan dan amarah

357 48 1
                                    

"Begitu terlambat menyadari ada hal yang tidak seharusnya ia lupakan tapi ia lupakan begitu saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Begitu terlambat menyadari ada hal yang tidak seharusnya ia lupakan tapi ia lupakan begitu saja."

---oOo---

"Setelah lo sadar, ternyata lo nggak ingat apa-apa dan di sana tiba-tiba gue punya ide gila buat manipulasi semua cerita. Gue juga yang ngasi tau ke temen-temen kelas serta guru-guru buat ikut sama rencana gue. Gue minta semuanya buat nganggap lo sebagai adek gue. Jelas Aksara.

Aksara menceritakan semuanya secara detail dari awal. Kali ini tidak ada satu pun cerita yang ia manipulasi. Bahkan ia juga menceritakan betapa dendamnya ia kepada seorang Elrescha saat itu. Bahkan dendam itu sempat bersarang lama di dalam hatinya. Sepanjangan cerita yang keluar dari mulutnya, Aksara hanya bisa menunduk. Sama sekali ia tidak punya keberanian untuk melihat ke arah Elrescha. Di wajahnya juga terlihat jelas rasa bersalahnya.

"Jadi semuanya Cuma cerita yang lo buat-buat..." sahut Elrescha.

Elrescha sedari tadi hanya menyimak Aksara menjelaskan semuanya. Pandangannya tak sedikit pun teralihkan dari wajah Aksara. Sampai kini orang yang sedang berada di hadapannya itu berhenti berbicara, Elrescha memalingkan wajahnya dan kembali menatap langit-langit dari balik kaca jendela rumah sakit.

Elrescha sudah tidak tau bagaiman cara mengekspresikan perasaannya saat ini. Ia marah, ia sedih, dan ia juga terkejut. Ia memilih tidak memperlihatkan ekspresi apapun karna ia pun tidak paham dengan hatinya sendiri.

Selama ini ia tidak pernah terpikirkan hal seperti ini terjadi pada dirinya. Ia tidak terpikirkan orang-orang sekelilingnya akan membuat rekayasa cerita dan membohonginya. Tidak ada celah yang membuat Elrescha merasa curiga. Semuanya benar-benar disusun dengan baik. Merasa dikhianati? Entahlah. Yang ia paham sekarang ini hanyalah, semua orang yang ada di sekitarnya sekarang ini sedang memakai topeng.

"Rescha, gue bener-bener minta maaf. Gue bener-bener kacau waktu itu. Gue nggak bisa berpikir jernih. Gueㅡ"

"Keluar."

Pembicaraan Aksara dipotong begitu saja. Terlebih lagi secara tegas Elrescha menyuruhnya untuk keluar. Sontak Aksara terdiam dan membulatkan matanya. Bagaimana tidak? Elrescha mengatakan itu dengan lantang. Jujur saja, itu sedikit menusuk hatinya sebab selama ini tidak pernah ada mengusirnya seperti itu.

"Reschaㅡ"

"Gue bilang keluar. Gue nggak mau bicara sama siapapun."

Lagi-lagi Elrescha berbicara tegas. Elrescha yang Aksara kenal selama ini tidak pernah mengatakan hal semenyakitkan itu padanya. Elrescha tidak pernah berbicara tegas kepadanya, pasti selalu dengan nada suara yang lembut. Tapi kali ini? Bahkan Elrescha mengusirnya begitu saja. Elrescha tidak mau berbicara dengannya. Elrescha tidak mau melihatnya lagi.

Mau bagaimana? Aksara tidak punya pilihan lain selain meninggalkan ruangan itu. Mau sekeras apapun ia berbicara dengan Elrescha saat ini, mau sekeras apapun ia meminta maaf pada Elrescha saat ini, laki-laki dengan sebuah mole di hidungnya itu pasti tidak akan mau mendengarkannya dan mengusirnya lagi.

Dialog Hitam Putih ✓Where stories live. Discover now