BAB - 35

5.1K 397 11
                                    

SELAMAT MEMBACA

-Hari ini aku belajar, bahwa masa lalu akan selalu ada dalam ingatan, bahkan sedetik sekalipun-

"Ma ... mama?"

"MAMA!" Refleks, Nada mengalihkan atensinya ke sisi kanan, di mana mobil putih Fadil terparkir dan Raya yang sudah berteriak memanggilnya.

Nada merasa bingung, apakah ia harus mengejar orang yang menurutnya mama atau anak kecil yang memanggilnya mama?

Sekali lagi Nada menatap ke tempat semula, namun sayang, dua orang tadi sudah pergi.

Dengan langkah lesu, Nada kembali masuk ke dalam toilet untuk mengambil tasnya yang tertinggal.

"Mama lama bener, ih!" jengkel Raya ketika Nada sudah berdiri di depan pintu masuk mobil.

"Sayang, minggir dulu, mama mau masuk, kalo Raya berdiri di sana, mama kesusahan entar," jelas Fadil berusaha menyapih tubuh anaknya.

Raya menurut, ia langsung menepi guna membuat ruang bagi Nada masuk ke dalam.

Masih dengan pikiran yang tak bisa ia jelaskan, Nada masuk ke dalam mobil, tanpa raut wajah yang berekspresi.

"Are you okay?" tanya Fadil memastikan.

"Mama?"

"Eh?" Nada tersentak kaget, ia sedikit gelagapan saat itu. "Ma-maaf, tadi ngelamun."

"Hayooo, Mama ngelamunin apa?"

Nada tersenyum kecil sembari menggeleng. "Enggak, kok. Mama cuma ada pikiran dikit," jawabnya sambil mengacungkan jari kelingking.

Fadil merasakan ada yang tidak beres di sini, seketika sikap Nada berubah drastis, pria itu sangat yakin jika ada sesuatu yang terjadi.

"Nada, kamu yakin gapapa?" tanya Fadil memastikan tuk kedua kalinya.

Gadis itu menggeleng sembari mengulas senyum yang tak bisa diartikan. "Iya, Pak. Saya gapapa, kok. Ayo jalan, Raya pasti udah gak sabar, kan?"

"Iya, Pa, ayo jalan!"

"Okey, kita berangkat sekarang."

***

Fadil memarkirkan mobilnya di kawasan parkir rumah makan yang cukup dekat dengan pantai.

Raya dan Nada sudah turun dari tadi, dan keduanya terlihat sangat tidak sabar dan girang.

Meskipun pikirannya masih saja tertuju pada dua orang di SPBU tadi, namun sebisa mungkin Nada melupakannya, karena ia tak mau Raya kecewa karena kemurungan dirinya.

"Wah, Ma! Liat! Di sana ada bebek-bebekan! Nanti Laya mau naik, ya, Ma!"

Nada langsung melihat ke tempat yang ditunjuk oleh Raya, dengan sedikit menyipitkan matanya, Nada menjawab, "Iya, Sayang, nanti kita naik, ya."

Dikhitbah Pak DosenWhere stories live. Discover now