. O2

406 56 8
                                    

Baru bagian pertama, apakah kalian sudah depresot dengan tingkah Rio? Kalau saya syukur, mau angkat tangan tapi tidak tega.tdk Baiklah, kembali ke topik. Hari ini hari yang paling dibenci Rio, hari Senin, dimana mau tak mau dia harus bekerja, meninggalkan istrinya beberapa jam sendirian dirumah. Namun tahukah kalian? Dia tidak mungkin semudah itu melakukan ini, dan ya..

" Gak mau kerja, mau dirumah ih "

" Terus kalau kamu gak kerja, aku gak kerja, yang kerja siapa? "

Rio terus menggeleng seperti tidak mau melepaskan pelukannya pada istrinya itu. Ketahuilah, semenjak 2 jam yang lalu Rio terus memeluk Ren seakan tidak mau melepaskan istrinya itu semenit pun. Apakah tidak menggemaskan bila dibayangkan? Sebenarnya memang menggemaskan sih, asal tidak setiap hari. Tapi kalian bayangkan, Rio selalu seperti ini bila akan berangkat kerja, apa tidak kesal Ren?

Sudah dengan berbagai cara, berbagai penjelasan, berbagai alasan Ren beberkan pada Rio, menyadarkan suaminya untuk berangkat kerja, dan percaya bahwa dirinya akan baik baik saja dirumah sendirian, namun hasilnya? Ya beginilah, Rio tetap bersikeras ingin dirumah bersama Ren, dia tidak mau berangkat kerja, bahkan berdiri sebentar dan melepaskan pelukan nya terhadap istrinya pun tidak mau.

Ren, berapa stok kesabaran mu? Tidakkah ada niat menjual suami mu pada orang lain? Rio sangat sangat menempel pada istrinya itu, sangat sulit memang melepaskan nya. Terkadang, hal itu lah yang membuat Ren membuat Rio kesal, dan berakhir memilih berangkat bekerja daripada berdebat dengan istrinya. Dan inilah satu satunya cara terakhir agar suaminya mau berangkat kerja.

" Mas, kalau mas gak kerja, yang nafkahin aku siapa? Eh iya, ada Nicho "

" Kok Nicho terus sih, gak mau ah, masa istri ku di nafkahin orang lain? "

" Ya makaknya kerja sana, keburu aku ke Ni- "

" Aku berangkat "

Ren tersenyum puas kala melihat Rio langsung melepas kan pelukan nya, dan membuat nya kembali leluasa. Rio jelas tidak suka dengan topik pembahasan yang Ren mulai tadi, membuatnya muak dan lebih ingin menghindarinya. Rio langsung mengambil beberapa barang kerja nya, dan segera berangkat kerja. Tidak lupa, sekesal apapun Rio pada Ren, ada kebiasaan khusus yang tak mungkin dia lupakan.

Sebelum berangkat kerja, Rio biasa memeluk Ren sampai dia benar benar merasa siap pergi keluar rumah, dan ya setelah itu mengecup sekilas pipi istrinya. Ren? Dia sendiri terkadang berinisiatif memeluk Rio, atau ya terkadang sedikit agresif, dia mencium bibir Rio lebih dulu. Terkadang, uke seme satu ini memang tampak seperti tertukar posisi, terkadang. Ya setelah ritual singkat itu, Ren bisa pastikan suaminya pergi ke tempat kerja, dan dia kembali ke rumah.

Pekerjaan Rio tidak berat, hanya menjadi produser musik dari sebuah agensi yang cukup besar di negara mereka. Ren? Sebelumnya dia juga bekerja disana, namun di sayangkan dia harus berhenti, karena siapa lagi, kalau bukan oleh Tuan Derio Posesif Vanca Bulol Mahardika Cemburuan Bagaswara. Suaminya itu langsung meminta Ren berhenti bekerja setelah menikah, melewati debat panjang, akhirnya Ren mengalah daripada Rio mengambil tindakan lain yang lebih ekstrim.

Mereka pun bertemu pertama kali di sini, di agensi tersebut. Dipertemukan oleh waktu, disatukan oleh takdir, dan dipisahkan? Belum ada yang tahu, tapi orang biasa mengatakan, sebuah hubungan akan dipisahkan oleh kehendak Tuhan, ntah apapun caranya. Namun mari kita tinggalkan opini yang sedikit mengerikan tadi, dan kembali flashback disaat mereka pertama bertemu.

Flashback

" Halo, gw Ren "

" Oh, dancer baru itu? Gw Rio, produser musik disini "

Pertemuan singkat dimana saat itu Ren baru saja masuk ke agensi tersebut, memang bukan debut sebagai idol, tapi dia mencintai pekerjaan nya. Begitu pun Rio, dia selalu menghabiskan waktu nya di studio musik miliknya. Sampai dia bertemu Ren, semuanya mulai berubah. Sikap Rio yang awalnya acuh tak acuh pada team dancer, kini perlahan tampak berbeda.

Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang