8

187 40 11
                                    

" bang .."

Renjun terkesiap, ketika lengannya bergerak karena ulah jiya.

Ia menggerakkan kepalanya, melirik jiya yang kini ada disampingnya. Tangan jiya masih setia memenggang lengan renjun.

" astaga ji .. lu mau bikin gue mati muda apa .." kata renjun, wajah jengah ia tunjukan. Bahkan renjun kini menghela nafasnya.

" abang mah bukan mau mati, tapi abang itu menuju gila .."

" lu yang gila .." sahut renjun. Jiya mendengus jengah.

Keduanya diam, renjun kembali mengalihkan perhatiaannya.

" sorry ya .. ni bocah em ... lah cewek tadi kemana ..?" Tanya renjun lebih terkejut dengan hal yang baru saja ia dapatkan dari jiya.

Jiya menepuk dahinya. Jiya yang memang tahu jika renjun bisa melihat makhluk yang tak kasat mata menggelengkan kepala.

" bang .. dari tadi tuh kursi kosong .."

" kosong bapak lu .. dari tadi gue ngajak ngomong cewek .." sahut renjun.
Jiya menghela nafas, ada apa dengan kakaknya ini, tidak seperti biasanya. Biasanya ucapan ucapan seperti yang jiya katakan sudah bisa membuat renjun sadar jika dia sedang berbicara denngan makhluk lain. Tapi kali ini renjun lain.

Tak lama bus yang mereka tunggu datang dan berhenti dihadapan keduanya.

Kesempatan bagus bagi jiya untuk membawa pergi kakaknya.

" ayo naik .. nanti gara gara abang aku telat .." kata jiya, kemudian menarik lengan renjun membawanya masuk kedalam bus.

Renjun hanya diam, ia mengikuti langkah jiya. Ketika diambang pintu renjun menatap kearah kursi yang ada dihalte.
Kosong, tak ada seorangpun disana.

Dalam hati renjun bertanya, apakah yang jiya katakan benar ?

Atau justru memang wanita itu sudah pergi tanpa renjun sadari ?

Renjun menghela nafasnya, pintu bus tertutup. Renjun masih menatap kearah kursi halte.

Beberapa detik lagi pintu bus akan tertutup rapat. Pandangan renjun masih tertuju kearah kursi. Dan akhirnya mata renjun membulat sempurna ketika ia kembali melihat gadis yang ia ajak bicara dihalte. Dia masih dalam posisi yang sama duduk dikursi yang sama.

Pandangan renjun terus tertuju kearah gadis itu. Dan tak lama setelah itu pintu tertutup rapat.

Renjun mengerejapkan matanya. Tatapannya masih terfokus kearah pintu meskipun pintu sudah tertutup rapat.

" abang .."

Sentuhan ditangannya kembali membuat renjun terkesiap.
Renjun menoleh dilihatnya jiya yang tengah mendongkak menatap wajah renjun dengan tatapan penuh tanya.

" ayo duduk .." kata jiya, bergegas renjun merubah ekspresi wajahnya. Tak lama renjun menganggukkan kepala. Kemudian keduanya melangkah menuju kursi yang kebetulan masih ada yang kosong









Dalam perjalanan menuju sekolah, pikiran renjun masih tertuju ke satu hal yang baru saja ia lihat.

Apakah semua yang jiya ucapkan benar ?

Beberapa kali renjun menghela nafas, ia mencoba membuang semua sesuatu yang mengganggu pikirannya.

" abang. ." Panggil jiya. Renjun menoleh.

" aku duluan ya .." kata jiya, renjun diam. Ia tak sadar jika bus yang ia dan jiya tumpangi berhenti.

Kemudian renjun mengangguk kepalanya menanggapi ucapan jiya sebelumnya.

Jiya beranjak turun dari bus yang baru saja mengantarnya kesekolah.






Tak lama bus yang renjun tumpangi kembali melaju. Renjun kembali larut dalam pikirannya.








Beberapa menit kemudian bus yang ia tumpangi berhenti dihalte berikutnya. Bergegas renjun turun.

Masih dengan pikiran yang berkecamuk renjun melangkah pergi menuju sekolahnya.







Tiba disekolah, renjun melirik kesana kemari mencari jeno yang ia yakini sudah tiba lebih dulu darinya.

Renjun ingin menanyakan satu hal.

Jeno terlihat, renjun segera melangkah. Berniat menghampiri.
Namun, tiba tiba renjun menghentikan langkahnya. Renjun mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada jeno, renjun pikir ini bukan saat yang tepat.





Tapi, rasa penasaran terus mengganggu renjun.

" jen .." akhirnya renjun memanggil jeno.

Yang dipanggil menoleh, jeno sampai menghentikan langkahnya. Ia menuju renjun yang kini melangkah menuju kepadanya.

" lu baru datang ..?" Tanya jeno. Renjun diam, kemudian jeno kembali melangkahkan kakinya.

Renjun mengikuti, ia pun berjalan disamping jeno.

" jen .. gue mau tanya .."

" apa ?" Sahut jeno.

" pas kemaren dihalte .. lu liat cewek lagi duduk gak ..?" Tanya renjun to the point.

Jeno menghentikan langkahnya. Kemudian jeno merubah posisi tubuhnya menghadap renjun.

Jeno tersenyum tipis, dan hal itu membuat renjun mengerutkan dahinya penuh tanya.

Tak lama jeno menggelengkan kepala, menanggapi pertanyaan yang renjun lontarkan.

Ekspresi wajah renjun berubah, ia terkejut meski jeno menjawabnya hanya dengan sebuah gelengan.

Jeno kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan renjun yang mungkin sedang bertanya tanya dalam hatinya.















...

Bersambung ...




Baru up ..

Ga jelas banget .. alurnya ga pas gitu menurut aku ..

See you

makhluk manis halte bus !!Where stories live. Discover now