41. Melepaskan

14.3K 1.2K 123
                                    

Jangan mengharapkannya lagi, jika untuk setia saja dia tidak bisa, lalu apa yang perlu kamu harapkan lagi darinya? Kekecewaan?
- asya

Anya sibuk mencari teman-temannya. Ia sudah mencarinya diberbagai tempat, namun sampai saat ini ia belum menemukannya. Anya ingin berjalan maju menuju lorong yang tampak sepi, tetapi bukan sahabatnya nya ia jumpai melaikan Fino. Pria itu berdiri dihadapan Anya dengan mata memelas dan pipi yang sudah dilumuri bekas darah.

Anya menatapnya kaget. Mengapa menampilan Fino seperti kacau sekali? Dan mengapa pipi pria itu terdapat bekas goresan benda tajam?

Anya ingin menghampirinya namun rasa kecewanya semakin besar ketika ia menatap wajah pria itu. Anya memalingkan tubuhnya hingga gadis itu berhasil membelakangi Fino.

Anya mulai berjalan maju meninggalkan Fino, namun panggilan pria itu berhasil menghentikan nya, "Anya..."

Anya terhenti tetap dengan posisi membelakangi Fino.

"Anya, maafkan aku. Maaf karena aku sudah menyakiti wanita sebaik kamu. Aku beruntung bisa kenal kamu, aku beruntung pernah memiliki wanita secantik kamu. Tapi kenyataannya kita memang beda, aku gak akan ambil kamu dari Tuhan mu. Kedepannya kamu harus cari pasangan yang bisa berdoa sama-sama ya?"

"Aku pria yang sangat brengsek. Kamu juga boleh katakan aku sebagai lelaki bajingan, aku akan menerima itu. Tapi yang perlu kamu ingat, kamu pernah menjadi alasan aku bertahan"

Anya sedikit terharu. Ucapan Fino sangat membuatnya sedih. Rasanya Anya seperti sedang memutar kembali kenangan manis yang kini sudah tidak bisa lagi ia lakukan.

"Anya, apa kamu masih menyukaiku?"

"Tidak" ucap Anya spontan.

"Aku tahu kamu bohong, jelas-jelas kamu masih sering memikirkan ku. Katakan saja yang sejujurnya, kamu masih menyukaiku kan?"

"Brengsek, gue bilang gak ya gak!"

"Gue udah punya cowo yang lebih baik dari lo!"

"Yang gak brengsek kayak lo!"

Fino terdiam. Gadis itu menjawab pertanyaannya dengan nada suara marah. Namun itu semua memang balasan atas apa yang Fino perbuat. Fino menerimanya.

"Siapa cowo itu?"

Anya berbalik menatap lekat mata Fino, "Antaris"

Jawaban Anya mampu membuat hati Fino sakit.  Mungkin perasaan ini yang pernah Anya rasakan disaat dirinya sudah berselingkuh dengan wanita lain.

"Oh gitu...selamat ya, dia pasti sangat beruntung memiliki kamu. Tapi, aku mohon aku hanya ingin perbuatanku bisa kamu maafkan"

"Sudah aku maafkan" balas Anya cuek.

"Kamu serius?"

"Iya"

Raut wajah Fino berubah sumringah. Pria itu melangkah maju dan bertekad ingin memeluk Anya, namun gadis itu langsung mundur beberapa langkah dari hadapan Fino.

"Maaf, aku hanya terlalu senang. Anya, aku katakan sekali lagi bahwa kamu wanita yang baik. Kamu cantik. Bahagia terus ya? Karena besok aku sudah tidak bisa lagi melihat wajah cantikmu itu. Maaf selama bersamaku kamu tidak bahagia. Sekali lagi terimakasih dan sampai jumpa..."

"Anya, aku menyesal karena sudah melepasmu...Tapi mau bagaimana pun, kita memang tidak bisa bersama" gumam Fino sangat pelan.

Fino langsung pergi begitu saja dengan memberi senyuman terakhirnya. Fino diberi waktu untuk berpamitan dengan Anya, Asya yang mengijinkannya. Saat Asya melepas ikatannya, pria itu menatap Asya tidak percaya. Ia kira ia akan habis ditangan Asya, tetapi ternyata tidak. Asya juga mengatakan kepada Fino jika perusahaan milik Ibu nya tidak akan bangkrut. Karena Asya dan Aretta yang akan mengurusnya. Tetapi dengan satu syarat, ia dan semua keluarganya harus pindah dari tempat ini, sebisa mungkin mereka harus pindah ke tempat yang sangat jauh. Karena Asya mau membantu Anya untuk melupakan Fino.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Where stories live. Discover now