3 🌺 Hari Pernikahan

13.3K 2.2K 1K
                                    

Hai, apa kabar semua? Ada yang nungguin Bita?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, apa kabar semua? Ada yang nungguin Bita?

Hehe ini adalah hari pernikahannya, Bita dengan pakaian adat Sunda putri tanpa siger untuk gelaran akad, gimana? Cantik, kan?

Makasih ya, bab kemarin bagus banget statistiknya. Semoga makin bagus lagi 😚❤

Ditunggu komen in line dan votes-nya ❤

Selamat membaca


🥀🥀🥀





Harisbaya pertama kali melihat bunga itu saat mengandung 4 minggu. Bunga yang selalu diceritakan turun temurun dari zaman leluhurnya. Mereka bilang, salah satu dari keturunan di keluarga ini akan jadi pemilik sang bunga. Seorang Ardhanareswari—ibu dari para raja—pengabsah wangsa, pemberi kekayaan, kejayaan, serta kemakmuran, asal dia bersama dengan lelaki pilihan.

Kembang Rahinakala, mereka menyebutnya. Pusaka untuk seorang titisan Batari yang hadir sebagai teman sekaligus petunjuk. Kembang adalah bunga dalam bahasa Sunda, sementara Rahinakala adalah fajar. Bunga itu mekar saat fajar. Kelopaknya tunggal berwarna kuning keemasan, putiknya merah tua, penopangnya seperti dua helai daun yang berfungsi sebagai alas. Kembang Rahinakala tidak memiliki batang, tetapi punya sulur yang menjalar di belakang mahkota. Sulur itu bergerak, menari-nari seperti ular.

"Bayinya mana?"

Suara seorang anak laki-laki mencuri dengar. Dia begitu penasaran karena diajak orangtuanya untuk hadir ke acara perayaan. Mereka menyambut serta memberi selamat pada seseorang yang tengah mengandung sekarang.

"Bayinya ada di sini, Adin."

"Di sini?"

Aradin Rahiang berusia 4 tahun lebih saat tangan mungilnya menyentuh permukaan kulit perut Harisbaya. Dan ajaibnya, seseorang di dalam sana menendang. Itu kali pertama Harisbaya merasakannya, pun dengan Radin yang langsung berbinar seolah menemukan keajaiban. Usia kandungan itu sudah 4 bulan.

"Ada bayi di sini," seru Radin lemah. Matanya menatap polos pada Harisbaya. "Cium boleh, ya?"

"Boleh, Aa. A Adin mau punya adik?"

"Mau!" jawabnya ceria.

Dan seminggu setelahnya Harisbaya bermimpi melihat Kembang Rahinakala lagi, dengan sosok Radin yang tengah berusaha memetik putik-putiknya.

Mereka semua tahu itu adalah pertanda saat dia menceritakan perihal ini pada suami dan orangtuanya. Kemudian tanpa menunggu lebih lama, Harisbaya mendatangi kediaman Nataprawira, mengatakan maksud dan tujuan yang ajaib sekali langsung disetujui oleh mereka.

Di hari yang sama, Radin dan bayi dalam kandungan Harisbaya resmi dijodohkan. Lima bulan kemudian, saat dia melahirkan, Radin langsung bisa mencium bau harum yang digadang-gadang sebagai bau Kembang Rahinakala. Bau yang tidak pernah terendus oleh siapa pun, bahkan oleh Harisbaya sebagai ibunya.

SWABITA [Kisah Cinta Titisan Durga]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang