🍁 Prolog 🍁

3.7K 261 7
                                    

HAPPY READING!

•°•

Terdengar sangat nyaring ditelinganya bunyi kaca pecah dan suara barang ketika dibanting dengan keras

Si kecil yang saat itu akan tertidur kembali bangun karena merasa terganggu

Dengan susah payah ia menuruni ranjang yang amat tinggi baginya,ia bertumpu pada kepala ranjang ketika mencoba turun agar tidak terjatuh

Kaki kecilnya melangkah mendekati pintu kamar, kepalanya mendongak melihat bagian tengah pintu,gagang pintunya sangat tinggi, ia tidak bisa menggapainya karena tubuhnya yang pendek , meskipun begitu ia tetap mencoba meraih gagang pintu tersebut dengan berjinjit, namun nihil tetap tidak bisa

Si kecil mulai berfikir, bagaimana caranya agar bisa meraih gagang pintu tersebut, ia mengedarkan pandangannya berharap menemukan sesuatu yang dapat ia naiki

Tidak jauh dari tempatnya berdiri,tepatnya didekat kotak berisi mainannya terdapat mobil mainan berukuran kecil yang biasa ia naiki, si kecil langsung mengambil mobil tersebut dan mendorongnya hingga ke dekat pintu

Dengan hati-hati si kecil mulai berdiri diatas mobil tersebut dan mencoba meraih gagang pintunya, tangannya hampir sampai, si kecil melompat satu kali hingga ia dapat memegang gagang pintunya

Akhirnya usahanya berhasil, pintu kamar dapat terbuka

Si kecil semakin mendengar jelas tangisan histeris sang eomma dan juga suara besar sang appa,sepertinya suara tersebut berasal dari kamar mereka

Dengan langkah kecilnya, balita yang baru saja menginjak umur tiga tahun tersebut mendekat kearah kamar kedua orang tuanya

Beruntung sekali pintu kamarnya sedikit terbuka, jadi dia tidak perlu susah-susah menggapainya

Si kecil mengintip dibalik celah pintu kamar tersebut, dapat dia lihat dengan jelas sang appa melayangkan tamparan dan tendangan keras kepada eommanya

Keadaan kamar sangat berantakan terdapat pecahan kaca disekitar mereka dan banyak barang-barang yang berjatuhan dilantai

Sontak ia diam mematung, belum bisa mencerna apa yang baru saja dilihatnya

Sang eomma terlihat menangis kesakitan dan memohon untuk tidak dipukuli lagi

"Masih tidak mau mengaku, jujur saja darimana kau pulang malam-malam begini, apa kau melacur? Cih..rendahan sekali"

Sang eomma menggeleng dengan keadaan yang sangat memprihatinkan."tidak, aku..aku.. bekerja di restoran karena susu jungu habis dan kau tidak memberikanku uang"

Sang appa membanting vas bunga yang ada digenggamannya, membuat sang eomma terkejut ketakutan."alasan, kau pasti menjual dirimu kepada lelaki belang diluaran sana, mengaku saja kau pelacur" ujarnya lagi mencaci

Eommanya hanya bisa diam dan menangis mendengar hinaan yang dilontarkan oleh suaminya sendiri

"Kau diam, itu berarti benar" menyeringai seram, bersiap untuk mengangkat tangannya

Plak.

Plak.

Plak.

Help Me To HealWhere stories live. Discover now