Episode 29

1.7K 168 1
                                    

Selamat Membaca!
--------------------------

Zara belum berani membuka mata usai Abian menciumnya meskipun hanya berupa kecupan dan dalam beberapa detik saja tetapi efeknya sungguh dahsyat bagi kesehatan jiwa dan raga perempuan tersebut. Abian pun belum bergerak menjauhi Zara, dahinya masih melekat pada dahi perempuan yang ada di depannya. Napas keduanya pun dapat dirasakan satu sama lain karena jarak yang intim.

Deburan ombak sayup-sayup mulai terdengar setelah kesadaran Zara pulih. Perlahan, perempuan tersebut membuka mata dan langsung disuguhi wajah Abian—yang sebelumnya tak pernah diamati dengan jarak tidak sampai satu jengkal. Pupilnya hitam sedikit kecoklatan. Bulu matanya tebal tak beraturan. Beberapa jerawat kecil menghiasi di sekitar hidung dan dahi. Rasanya jantung seperti pindah ke dekat lambung saking lemas dan tidak percayanya.

Abian menyentuh pipi Zara lembut dan mendekatkan hidungnya sambil memejamkan mata. Sementara itu, perempuan tersebut tersenyum manis meskipun hatinya sudah tak karuan. It was the first time anyway—the first kiss for Zara.

"You're so beautiful like the ocean," ucap Abian dengan suara serak.

"And your smile is like a bright blue sky," tambahnya saat membuka mata.

"Thank you, but we have to end it now sebelum petugas pantai mergokin kita," balas Zara, lalu mendorong badan Abian dan menjauhi lelaki tersebut dengan duduk di seberangnya.

"Yeah, I almost forgot that we are still in Indonesia."

"Heem, negara yang masih menjunjung tinggi norma agama dan moralitas."

Zara terkekeh, menertawakan kebodohannya. Aku sendiri enggak inget soal norma dan tetek bengeknya waktu Abian nyium sok-sokan ngomong gitu, because I feel like my heart gets too attached before my mind has time to realize it, batin Zara.

***

Selepas menghabiskan makan siang dan menikmati pemandangan laut yang tak terbatas, mereka berdua memutuskan untuk pulang. Lagi pula, pantai semakin sore semakin ramai dan Abian serta Zara sebetulnya juga tidak suka berada di tempat yang penuh dengan orang-orang.

Ketika berjalan menuju mobil, Zara melihat sepasang kekasih yang postur tubuhnya mengingatkan pada Abian dan Gita. Mereka berdua terlihat serasi, tidak seperti dirinya. Dagunya ditopangkan pada tangan kiri dan tatapan yang mengarah ke luar jendela mobil. Over thinking-nya kembali muncul karena hal kecil. Namun, jelas itu sangat menganggu pikirannya.

Iya juga ya, Abian sama Gita pasti lebih keliatan cocok. Sama-sama punya bakat, postur tubuhnya yang bagus, manis sama cantik. Apalagi mereka sefrekuensi, batin Zara.

"Oh iya, Bi. Gita apa kabar?"

"Ngg ... baik. Kenapa?" Abian mengernyitkan alis saat Zara secara tiba-tiba menanyakan kabar salah satu temannya.

"Enggak apa-apa. Dia sekarang kerja di mana?"

Sesekali Abian menelisik Zara yang membuat perempuan itu ketar-ketir, takut Abian tahu isi pikirannya.

"Kerja di perusahaan asuransi, jadi public relation."

"Wah keren ya, kerjanya enggak keluar jalur dari prodi waktu kuliah."

Afektasi [SELESAI]Where stories live. Discover now