Chapter 6

431 71 0
                                    

[Chapter 6 : Start]

Sangat mengejutkan bahwa Duke, yang tak pernah mengunjungiku, memintaku untuk sarapan bersamanya.

'Yah, ini tidak nyaman. Haruskah aku berpura-pura sakit perut?'

Aku mengingat tatapan mata Duke yang tajam saat kami makan bersama.

'Tidak! Ini adalah kesempatan!'

Semakin sering kamu melihatku, semakin terikat pula kamu denganku.

'Aku harus terbiasa dengan Duke juga!'

"Selamat pagi, Ayah!"

Aku memasuki ruang makan dan menyapanya dengan penuh semangat.

Duke tidak menjawab.

Aku duduk ke kursiku dengan berani.

"Wow, ini terlihat lezat!"

Aku mengatakannya tanpa melihat makanan dengan benar karena rasa canggung, tapi di atas meja benar-benar tersaji makanan yang telihat lezat.

"Terima kasih, Ayah. Nikmatilah sarapanmu juga!"

Hik Hik. Meskipun dia tetap tidak menjawab, aku tidak akan menyerah.

Mengabaikanku sampai segininya sepertinya tidak cukup untukmu, huh.

Aku mengambil garpu dan kemudian memakan sosis, telur orak-arik, dan buah-buahan musiman yang segar juga salad.

Semuanya sangat lezat.

Meskipun ini adalah sarapan yang sangat mendasar, levelnya berbeda mulai dari peletakan piring hingga rasanya.

Aku pikir aku sedang diberikan kompensasi karena tidak makan dan tumbuh dengan baik saat di Marquis Tarenka.

Tapi yang paling lezat di antara semuanya adalah Puding Custard, yang mana disajikan sebagai hidangan penutup.

Aku dengan cepat memakannya, dan aku menjilat sendok sundaenya, tapi sesuatu ada di depanku.

"Makan ini."

Dia memberikanku Puding Custardnya yang tidak ia sentuh.

Aku melihat ke arah Duke.

Oh, jadi kau berpikir kalau aku menyukai yang satu ini, jadi kamu memberikannya kepadaku, iya 'kan?

Seolah-olah dia tidak memberikan puding kepadaku, dia membaca koran sambil minum teh.

Wajah yang dingin dan tajam itu.

Kenapa kamu melihat ke arah koran sekarang setelah melihat orang dengan canggung?

'Aku pikir kau mengabaikanku.'

"Hehe."

Aku mengayunkan bagian tengah puding dengan sendok. Melihat ke arah puding yang lembut, sesuatu terlintas di pikiranku.

Aku menatap ke arah Duke.

Aku pikir itu tidak benar untuk memintanya memakannya sedikit...

Aku bahkan tidak tahu apakah aku benar-benar putrinya atau bukan.

'Apa? Apa yang kupikirkan? Entah itu akan berhasil atau tidak, aku akan mencobanya. Seperti yang kubilang, aku perlu untuk membangun kasih sayang.'

Aku menyerukan hal itu di pikiranku, tapi tanganku tidak bergerak dan aku hanya menggeliatkan jariku.

Glek. Aku tidak bisa memberikan kembali pudingnya dan memasukannya kembali ke dalam mulutku.

LBRARFWCNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ