48

7.3K 590 23
                                    

"Dek, ingat, ya. Kamu jangan dekat-dekat sama si Leon." Tama berpesan sambil menunggui Feby yang sedang mengemasi bajunya. Dari gaya bicaranya ia terdengar seperti seorang kekasih yang possesif.

"Terserah akulah."

"Dek?"

"Iya-iya."

"Besok hari Sabtu, waktunya kita jalan." Tama mengingatkan, Feby berdecak kesal.

"Kenapa harus Sabtu, sih?"

"Biar kayak orang lain."

"Ya udah, terserah."

"Kamu mau kita jalan ke mana?"

"Kemana aja boleh." Feby menjawab pasrah.

"Ke makam ayah ibu, mau?"

"Hah?"

Feby heran dengan jalan pikiran Tama, kalau orang lain kencan di kafe, dia malah mengajaknya ke makam. Ya-ya, sudahlah! Terserah dia saja, pikir Feby.

"Kita udah lama nggak ke sana."

"Oke."

"Aku jemput kamu di flat."

"Nggak perlu, kita ketemuan aja di sana." Feby kurang menyukai ide Tama.

"Kamu takut Leon tau?"

"Bukan gitu, aku cuma khawatir sama kaki kamu. Emang udah nggak papa naik tangga?"

"Oh kirain kamu takut ketahuan Leon." Dalam hati Tama merasa senang karena Feby memikirkan keadaannya.

"Aku sama mas Leon nggak ada apa-apa kok." Feby menjelaskan tanpa diminta. Membuat Tama merasa lega.

"Baguslah."

***

Feby pulang seorang diri ke flatnya menggunakan taksi online. Dari kejauhan Leon yang baru saja menuju parkiran melihatnya. Ia segera mengahampiri Feby. Ia merasa sangat senang, kerinduannya selama seminggu ini telah terbayar.

"Feb, kamu udah balik?"

Feby terkejut melihat Leon yang datang menghampirinya. Ini masih jam kerja, apa pria itu tidak pergi ke kafe Andin? pikir Feby.

"Iya, Mas."

"Tama udah baikan?"

"Udah, Alhamdulillah."

Feby berjalan menuju kamarnya, Leon mengikutinya sampai ke depan pintu kamar. Ia merasa ada yang aneh dengan sikap Feby, seperti terkesan menghindarinya.

Apa Feby tidak senang bertemu dengannya setelah selama seminggu mereka berpisah? Apa di sini hanya dirinya yang merasa rindu, sedang Feby tidak?

"Feb, besok kita jalan, yuk?"

"Kemana, Mas?"

"Jalan aja, kemana gitu. Kan udah lama kita nggak jalan."

"Kayaknya aku nggak bisa, Mas. Aku ada janji." Feby berusaha menghindari kontak mata setiap berbicara dengan Leon, membuat Leon semakin merasa curiga.

"Oh, gitu ya. Lain kali gimana?"

"Liat nanti ya, Mas."

"Oh, oke." Leon merasa kecewa, sebenarnya ia berencana mengajak Feby pergi ke acara reuni SMA-nya.

"Mas, aku masuk dulu, ya. mau beres-beres."

"Oke, silahkan. Em, nanti kita makan malam, yuk?"

Feby menghela nafas, ia tak enak menolak ajakan Leon.

My Abang, My Crush (Complete)Where stories live. Discover now