» pomh.24 - cuddling

569 54 4
                                    

lemesin readers!
⚠ bahasa absurd, umpatan, typo, bijak dalam menyikapi ya

CRINGE

---

lembar kedua puluh empat, cuddling.

" Gue minta maaf, lo maafin gue kan?" Tanya Jervine seraya memandang Sharen yang tengah sibuk menguliti ayam KFC miliknya.

" Ngga." Jervine bersiap untuk berbicara lagi sebelum Sharen memotong ucapannya terlebih dahulu " Ngga akan gue maafin kalau lo ngomong terus, diem deh!" Sharen mendorong piring Jervine dengan kasar.

Daripada ribut terus, lebih baik Jervine menurut saja dan menunggu Sharen selesai dengan makanannya.

Sharen menatap Jervine yang tengah memperhatikannya " Makan."

" Iya - iya."

Kemudian keduanya hanya melanjutkan acara makan mereka tanpa adanya obrolan lain.

" Habis ini mau kemana?" Sharen menatap Jervine yang tengah memasangkan helm ke kepalanya " Pulang."

Jervine mengangangguk, lagipula ini sudah jam delapan malam, waktu yang pas untuk tidur sembari berbagi kehagatan. Sial.

" Ke rumah mami."

" Hah?" Jervine menoleh cepat, cowok itu melihat Sharen yang sudah tersenyum tipis " Becanda, ayo pulang." Memeluk pinggang Jervine sebelum motor ninja hijau tersebut melaju membelah jalanan kota yang masih saja ramai.

Sharen memejamkan matanya, mengeratkan pelukannya agar lebih erat. Merasakan suasana berbeda yang menyelimuti hatinya. Antara senang, lega, dan semuanya bercampur menjadi euforia yang tak terhingga ketika tangan Jervine mengelus punggung tangannya, menariknya agar lebih dekat.

" Pegangan yang erat, nanti lepas, lagi."

---

" ANJING!"

Rendy langsung gelagapan bangun dari mimpinya, ia terkejut " BANGSAT!" Kemudian tangannya melayangkan bantal sofa tepat ke wajah Hekal yang baru saja berteriak.

" Kenapa sih?!" Hekal mendengus lalu menunjuk oknum yang menjadi sasaran umpatannya barusan " Si Jemi kentut ga kenal tempat, lo ga bau apa?!" Jemi hanya tertawa " Kenal tempat lah, entutin muka lo tuh nikmat bener Kal."

Tak berhenti sampai disitu, suara pintu dibuka secara paksa pun terdengar dari luar. Tepatnya Dana yang baru saja datang dengan dua kresek besar di kedua tangannya.

" Vier mana?"

" Gatau lah, gue tinggalin." Katanya seraya meletakkan kedua kresek besar tersebut ke hadapan ketiganya " Apaan tuh?" Celetuk Jemi yang tengah menggaruk pantatnya.

" Berak dulu sana lo Jem, baunya busuk banget, makan apasih lo?!" Sungut Rendy yang baru merasakan baunya, sementara itu Hekal sudah ngacir ke dapur ambil gelas. Dia barusan liat Sprite di kantung kresek Dana.

" Dari Jervine." Keduanya langsung memandang Dana " Dalam rangka apa?" Kini Hekal yang bertanya sekembalinya dari dapur. Saat ini mereka tengah berkumpul di rumah Hekal, maklum anak tunggal jadi rumahnya lumayan sepi. Lagipula mommynya lagi pergi keluar negeri, sedangkan papinya pegawai bank yang sedang lembur.

Dana tersenyum, " Lo ga cocok senyum, kaya pedo." Cecar Jemi yang suda tak tahan " Buruan, ini dalam rangka apaan?"

Dana mendecih " Gue juga gatau, udahlah sikat aja."

" Oasu."

---

" Kamu ngga ikut ngumpul?" Cowok itu mengerucutkan bibirnya sebal " Gamau!"

" Lah kenapa? Biasanya juga kalau ngga ikut ngumpul pasti mantengin grup chat gajelas itu." Ujar si cewek seraya memasukkan sendok es krim kedalam mulutnya.

Javier berdecak " Aku di tinggal Dana, yangg." Memeluk lengan Aline erat, " Cih manja."

" Bodo."

" Lepas ih!"

" Gamauu."

" Lepas ga! Aku susah makannya, mau ku congkel mulutmu hah?" Jika sudah meledak seperti ini, baru Javier menurut pada ucapan Aline.

" Laper yang."

" Ya makan jangan laporan." Javier tambah mengerucutkan bibirnya " Aku kan gabisa masak."

" Yaudah beli."

" Nanti ga spesial dong."

" Yaudah beli martabak spesial aja biar spesial." Javier berdecak " Aku pulang lah!" Cowok itu meraih jaketnya dan pergi keluar rumah Aline.

Aline yang melihatnya pun hanya mengangkat bahu " Yang cewek tuh siapa sih?"

Tapi tak lama kemudian, " Kenapa balik lagi?"

" Gajadi, gerbang komplek udah ditutup." Cowok itu kembali pada posisi awalnya " Laper banget?" Javier melirik Aline yang tengah menatapnya.

" Aku gamau makan nasi."

" Yaudah makan pasir aja."

" Bukan gituu." Cowok itu kembali berulah dengan menggoyangkan lengan Aline " Terus?"

" Mau makan kamu." Javier merebut ember es krim Aline, meletakkannya di meja dan menatap intens pacarnya.

" Enaknya darimana?" Bisiknya.

Aline terkekeh " Dari bibir, biar ena."

---

" GELI!"

Jervine yang diteriaki malah tertawa keras, sementara Sharen sudah menutup telinganya karena eneg mendengar gombalan - gombalan menggelikan dari Jervine.

" Tau ga babe, if—"

" DIEM GA?! Gue sumpelin nih mulut lo pake mata kaki." Gerutu Sharen dari tempatnya. Jervine langsung tertawa dan menghempaskan tubuhnya ke samping Sharen, meraih pinggang ceweknya kemudian memeluknya erat.

" Dinginnya minta di angetin." Gumamnya seraya mendesak tubuh Sharen agar mendekat " Gausah aneh - aneh."

" Engga aneh - aneh," Jervine menenggelamkan wajahnya tepat di perpotongan leher Sharen " Kan udah dibilang buat ga aneh - aneh!"

" Ini ngga aneh - aneh sayang." Iya sih, kecuali saat tiba - tiba Jervine mengeluarkan lidahnya untuk sedikit menjilat leher Sharen, menyesap leher cewek itu sedikit.

" Jervine,"

Jervine bangkit dari posisinya, memposisikan dirinya di atas tubuh Sharen.

" Yes babe, moan my name."

" JERVINEE!








ashh,"

---
satu chapter lagi!

to be continued.

𝗣𝗥𝗢𝗢𝗙 𝗢𝗙 𝗠𝗬 𝗛𝗘𝗔𝗥𝗧𝗕𝗘𝗔𝗧Donde viven las historias. Descúbrelo ahora