» pomh.25 - proof of my heartbeat

576 56 5
                                    

lemesin readers!
⚠ bahasa absurd, umpatan, typo, bijak dalam menyikapi ya

---

lembar kedua puluh lima, proof of my heartbeat.

3,5 tahun kemudian

Akhirnya beban keluarga lulus juga. Lulus SMA, lulus seleksi jadi calon menantu, dan sudah ada yang siap jadi orang tua.

Acara kelulusan sekolah jelas sudah terlaksana berapa tahun yang lalu, bahkan kini mereka tengah menyambung pendidikan ke tingkatan yang lebih tinggi. Semua berjalan begitu cepat, mulai dari awal kisah yang mulanya saling menghindar, konflik percintaan, putus nyambung sebuah hubungan, bahkan sebuah fakta yang sedikit diketahui oleh orang.

" Tahun depan gue nikah."

" HAH?!" Ujaran tersebut mengundang pekikan dari beberapa orang yang duduk mengitari meja bundar cafe tersebut. Masih sama, cafe seberang sekolah yang biasa mereka kunjungi.

" Kebelet amat lu Kal." Celetuk Jemi, anteng dengan posisi duduknya. Seperti yang dijelaskan dalam cerita, Jemi dan Maira sudah putus hubungan, dan itu berlaku sampai sekarang. Tidak ada kata balikan seperti yang Maira serukan waktu itu, karena nyatanya Jemi tidak mau.

" Halah, kebelet mah tinggal kawin kali." Kini giliran Rendy yang menyeletuk, dibawah meja tangannya sibuk saling menggenggam dengan sang kekasih. Siapa lagi kalau bukan Acha? Hampir saja hubungan mereka kandas setengah tahun yang lalu, semua ada ceritanya masing - masing.

" Gimana ya, papanya Somi sendiri yang minta sama gue. Paling kalau nanti gue udah bisa lanjutin usaha mommy buat kelola nih cafe, ya kenapa nunggu? Langsung nikah aja." Siapa yang menyangka jika cafe yang dulunya sering jadi tongkrongan anak Sabang ini milik mommy Hekal? Jarang yang tahu, bahkan mereka.

Javier menyesap kopinya " Bagus juga ide lo."

Dana menyenggol bahu Javier " Gimana? Kapan nikah nih? Masa udah berbuah belum nikah?" Javier tersenyum bangga " Bulan depan gue nikah dong! Tinggal nunggu mamanya Aline balik dari Yunani." Serunya senang.

" Asoy, akhirnya bapak muda kita nikah juga." Mereka saling bertepuk tangan " Terus kuliah lo gimana, Vi?" Javier mengangkat bahunya " Belum mikir, mau fokus sama Aline dulu."

Mereka semua mengangguk setuju. Siapa sangka jika diantara Jervine dan Javier, yang kebobolan malah Javier dulu? Tak ada yang tahu, semua memiliki ceritanya masing - masing pt.2

" Weish, udah lengkap nih?" Mereka semua menoleh, dan menemukan pasangan utama kita. Jervine dan Sharen.

" Baju seragamnya ada di mobil, gue bagiin nanti waktu pulang ajalah."

---

Semua berlalu dengan cerita yang lucu. Mulai dari Jemi yang hendak jadi orang ketiga, sampai salah penyebutan nama saat acara pertunangan mereka berlangsung.

'Javier Alatas, waktu dan tempat dipersilahkan.'

Otomatis Jervine langsung berteriak tidak terima, ia yang mau tunangan kenapa Javier yang disebutkan namanya?

" Jangan dibayangin," Sharen mengusap punggung Jervine yang bergetar, nafasnya memburu, bahkan bulir - bulir keringat seperti berlomba - lomba untuk turun darisana.

Mimpi buruk.

" Aku disini." Cowok itu meremat lengan piyama yang Sharen gunakan " Udah, kalau mau nangis, nangis aja."

𝗣𝗥𝗢𝗢𝗙 𝗢𝗙 𝗠𝗬 𝗛𝗘𝗔𝗥𝗧𝗕𝗘𝗔𝗧Donde viven las historias. Descúbrelo ahora