59. Tidak Bisa

207 7 0
                                    

" Gue benar benar kecewa sama kalian. Kalian udah besar tapi otak kalian masih seperti anak anak." Sindir Reza

"Dasar wanita ular. Gue tau Lo itu yang bitch, Lo yang sering keluar masuk club. Lo yang udah sering dicoba laki laki yang belum sah sama Lo. Dasar jalang." Cibir Reza menatap Alya jijik.

Alya yang cibir Reza hanya diam. Seakan-akan Reza hanya berbicara seperti biasanya. Bahkan dari raut wajahnya ia terlihat biasa saja, seperti tidak merasa bersalah atas semua perbuatannya.

"Devi kamu masih sayang aku kan. Kamu bisa kembali ke aku kan?" Tanya Devano

"Gila Lo ya?! Gue udah punya pacar di luar negeri. Dia bahkan jauh lebih baik daripada Lo yang childhis banget." Sentak devina

"Tapi aku masih sayang kamu Devi."

"Dengerin kata gue baik baik. Lo itu suka sama Reina. Lo itu sayang sama Reina. Lo itu cinta sama Reina. Tapi cuma gara-gara kesalah pahaman ini, Lo jadi mengabaikan rasa dihati Lo untuk Reina."

"Percaya sama gue kalau Lo benar benar cinta Reina. Kalau Reina pergi ninggalin Lo, pasti Lo akan merasa menjadi cowo paling bodoh karena meninggalkan orang yang tulus cinta ke Lo." Lanjut Devina sembari menepuk pundak Devano

"Sebentar lagi polisi datang. Kita keluar dari ruangan ini sekarang dan tunggu diluar. Jangan sampai keempat orang yang udah sakiti adek gue lolos." Peringat Reyhan.

*****

"Papa cepat sembuhin Reina. Dia.. dia harus sembuh sekarang juga." Ujar Kevin saat sampai dirumah sakit dan membawa Reina menuju ruang operasi bersama ayahnya.

Davin yang mendengar Kevin memanggilnya 'papa' dengan suara bergetar langsung mengetahui bahwa putranya ini sedang dirundung kesedihan yang mendalam, ia bahkan juga ikut merasakan kesedihan itu. "Kamu tenang dulu Kevin, papa akan sembuhkan Reina semampu ayah. Kamu tunggu diluar."

"Tapi Kevin mau temenin Reina didalam. Dia nggak suka orang yang belum dia kenal dekat dekat sama dia. Dia pasti butuh Kevin."

"Dia kenal papa Kevin. Dia pasti baik baik aja kalau ada papa disamping dia. Kalau ada yang macam macam papa langsung pukul dia sekeras kerasnya. Kamu cukup berdoa supaya Reina bisa sembuh" Seru Davin mengusap rambut Kevin.

"Papa tolong sembuhin dia, tolong jaga dia selama didalam sana." Davin hanya mengangguk lalu memasuki ruang operasi.

Sudah lima jam berlalu tapi operasi belum juga selesai. Bahkan para dokter sering keluar ruangan itu hanya untuk mengambil kantong darah.

"Kenapa ini bisa terjadi?!" Sentak Raffi saat sampai di depan ruang operasi.

Seharusnya ia senang karena putranya sudah sadar dari koma. Tapi baru sampai di bandara ia sudah mendapat kabar buruk bahwa putrinya sedang dioperasi.

"Ma kenapa anak kita bisa sampai diruang operasi?!" Karena tidak ada yang menjawab Raffi benar benar marah saat ini.

"Jadi gini pa..." Reyhan menceritakan semua yang terjadi mulai dari kabar yang ia ketahui tentang Reina yang tinggal sendiri hingga Reina yang disakiti oleh orang terdekatnya.

"Kenap mama bisa berfikir begitu? Reyhan sama Reina itu anak kita, kita nggak boleh membeda-bedakan mereka berdua." Raffi memijat pelipisnya merasa pusing.

"Maafin mama pa. Mama waktu itu terlalu sedih karena Reyhan koma."

"Udah lah pa. Udah terjadi juga. Sekarang kita hanya perlu mendoakan Reina supaya bisa sembuh."

"Kevin mama pernah ditolongin sama anak perempuan waktu malam malam. Mama ngerasa kalau dia itu Reina, tapi mama nggak percaya kalau itu Reina karena setau mama Reina nggak berani keluar malam malam sendiri apalagi lewat jam sepuluh malam."

REINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang