-Chapter 27

1.4K 208 17
                                    

нαℓℓσ~ мιииα.

кєρα∂α кαℓιαи ѕємυα уαиg ѕє∂αиg мємвαςα вσσк ιиι мααf кαяєиα куυ нαяυѕ мє-яєνιѕι иуα.

тєяιмαкαѕιн✿

✿✿✿✿

Satoru melirik, manik birunya memperhatikan wanita pemilik surai merah-muda yang tengah duduk sambil memangku Kenichi diatas sofa dengan kedua tangan yang terlihat membuka sebuah buku bergambar hewan.

"Kerbau mengangguk sebagai balasan, ia mulai mengekori Tuan Kelinci untuk ikut mencari makan" katanya bercerita, Kenichi setia mendengarkan; bersandar nyaman didada (Name) sambil sesekali tertawa saat mendengar suara ibunya yang dibuat-buat.

(Name) yang tengah santai bercerita tiba-tiba menoleh dengan dahi yang sedikit mengkerut, sirat matanya mencerminkan ketidaksukaan saat bersitatap dengan pria albino yang merangkul pundaknya sambil menyengir.

"Sepertinya seru, boleh papa ikut?" tanyanya.

Belum sempat (Name) menjawab, Kenichi bersuara penuh semangat. "Tentu saja, papa! mama sangat pandai menirukan suara-suara.." katanya lalu berpindah duduk ke pangkuan Satoru membuat (Name) menghela nafas panjang.

"Benarkah!?."

"Hu'um!."

Satoru tertawa seakan mengejek (Name). Dia tahu sebelumnya wanita pemilik surai merah-muda itu akan menolak permintaannya. Tapi, untung saja ada putra tampannya yang secara cepat membuka suara.

Dia menaik-turunkan kedua alis sambil menyunggingkan senyum lebar hingga gigi-gigi putih itu terlihat, membuat (Name) segera memalingkan wajahnya dan kembali pada buku cerita milik putranya; masih merasa kesal dengan kejadian dua hari lalu.

"Lepaskan!" ketus (Name) seperti berbisik sambil menggerakkan pundaknya.

Bukannya, untuk segera melepaskan, Satoru semakin mengeratkan rangkulannya pada pundak (Name) membuat tubuhnya berdekatan dengan si empunya. (Name) menatap tajam Satoru.

"Aku bilang, lepa -

"Ma, bisa mama lanjutkan? papa ingin mendengar mama bercerita.." rengek Kenichi dan diangguki oleh pria albino tersebut. (Name) kembali menghela nafas, menatap lembut putranya dan melanjutkan bercerita; walaupun wanita itu beberapa kali tampak menggerakkan pundaknya dan menginjak kaki Satoru membuat pria itu menahan sakit.

Beberapa menit kemudian, dengkuran halus mulai terdengar, kedua mata dua orang dewasa itu beralih pada Kenichi yang terlelap sambil bersandar begitu nyaman pada dada Satoru.

(Name) menyimpan buku diatas meja yang memang berada tepat didepan sofa. "Lepas! aku akan membawa Kenichi ke kamar.." ujarnya; suaranya kembali berubah ketus.

"Memangnya bisa? AHAHAHA!" katanya sambil tertawa hingga memenuhi ruangan, dia segera beranjak dari sofa sambil menggendong Kenichi lalu berjalan menjauh menuju kamar putranya yang berada di lantai kedua mansion miliknya.

Meninggalkan (Name) yang duduk, merasa tersinggung dengan perkataan Satoru. Dia lupa jika kakinya masih belum pulih dengan total.

"Orang jelek.." gumamnya kesal.

Mengambil ponselnya yang berada disebelah buku, (Name) mulai menyalakan benda pipih yang sudah lama dia pegang; Keiji yang menyimpannya. Terlihat seperti baru, apa ini memang miliknya?.

(Name) mengedikan bahu.

Membuka aplikasi browsing dan mulai mengetik sesuatu dilayar benda pipih tersebut, beberapa kali ibu jarinya bergerak seakan-akan menarik kearah atas. Kedua matanya perlahan menunjukkan binar saat menemukan bangunan dengan harga yang terbilang cukup murah.

Apartemen, dia sedang mencari bangunan bertingkat tersebut.

Mungkin, 1 atau 2 hari lagi dia akan segera pindah dari mansion besar milik Gojo Satoru. Dia tidak bisa bergerak dengan bebas disini, seperti ada banyak mata yang selalu memperhatikan setiap gerak-geriknya yang terbatas.

Pikirannya teralihkan, dia menoleh pada suara langkah kaki yang terdengar melangkah sedikit cepat dan mendapati wajah berseri-seri Satoru. (Name) berdecak pelan dan lebih memilih kembali melihat-lihat laman yang berada diponsel.

"Hei, sedang apa?."

"Apa saja!."

Wajah Satoru menekuk, mendudukkan tubuhnya diatas sofa disamping (Name) sambil menyilangkan kedua tangan didepan dada bidangnya, melirik terus memperhatikan (Name) yang sibuk dengan ponsel itu.

(Name)? wanita pemilik surai merah-muda itu tampak tidak peduli. Untuk apa meladeni pria dewasa yang tengah cemberut?.

Hingga jam sudah menunjukkan pukul 13.45. Satoru tiba-tiba membuka suara membuat (Name) yang sebelumnya begitu fokus pada layar ponselnya, terlihat sedikit terlonjak merasa terkejut.

'Si-sialan, membuatku terkejut saja!' batinnya.

"Kapan?."

(Name) menoleh, mengernyitkan dahi dengan tanda tanya diatas kepala.

"Kapan, apa?" tanyanya balik.

Satoru menarik nafasnya dalam-dalam, kedua matanya tertutup untuk beberapa detik. Merubah posisi menjadi duduk menghadap (Name), pria albino itu menatap (Name) begitu dalam.

"..kapan kau akan memberiku kesempatan?."

Pertanyaan sialan yang berhasil membuat wanita lebih muda terdiam, wajahnya mulai terlihat menunjukkan keraguan yang cukup jelas untuk bisa diketahui oleh orang-orang.

"Hanya satu kesempatan. Kau tahu, 'kan? aku juga pernah mengatakannya saat masih berada di rumah sakit.." lirih Satoru.

(Name) menghela nafas panjang. "Aku, tid -

"Aku akan melakukan apapun untukmu, aku mohon, (Name)!."

Tidak ada suara dari si empunya untuk 2 menit lebih, hanya tatapan yang sekarang sulit untuk dipahami oleh Satoru. Sampai tiba-tiba, (Name) bangkit perlahan dari duduknya dengan bantuan alat, melangkah menjauh membuat Satoru tersenyum kecut.

Satoru menunduk, "tidak bisa?."

"Hanya.. tunjukan usahamu."

Terbelalak, dia segera mengangkat kepalanya dan memandang punggung sempit wanita itu dengan binar-binar dari matanya. Dadanya bergemuruh, merasa begitu bahagia.

Tapi..

"Aku akan pindah dari mansionmu, secepatnya."

"HA? APA!?."

*
*
*
*

𝓣𝓸 𝓑𝓮 𝓒𝓸𝓷𝓽𝓲𝓷𝓾𝓮𝓭
﹏﹏﹏﹏﹏

𝓢𝓪𝓶𝓹𝓪𝓲 𝓭𝓲𝓼𝓲𝓷𝓲 𝓭𝓾𝓵𝓾 𝔂𝓪 𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 𝓲𝓷𝓲
𝓙𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓵𝓾𝓹𝓪 𝓥𝓸𝓶𝓮𝓷𝓽 𝓷𝔂𝓪 𝔂𝓪
𝓢𝓮𝓮 𝓾

𝚁𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒 : 13 𝙼𝚊𝚛𝚎𝚝 2024

________________________________________

Hallo, Minna~
Maafkan, ini sangat lama sekali Kyu up-nyaಥ⁠‿⁠ಥ

Setelah kegiatan, Kyu langsung drop terus kalau liat ke hp bikin pusing, maaf yaa..

Tapi sesuai janji, ini tripple-up.
Selamat menunaikan ibadah puasa jugaa(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)

Love u all, muachh(⁠ ⁠˘⁠ ⁠³⁠˘⁠)⁠♥

𝙋𝙡𝙚𝙖𝙨𝙚, 𝙁𝙤𝙧𝙜𝙞𝙫𝙚 𝙢𝙚 | Gojo Satoru [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang