Mate

7.9K 608 60
                                    

(ternyata selama ini Cha saltik namanya bunda Taeyeon😭 harusnya Taeyeon not Taeyon😭 maapin yak, khilap😫)







Blue Blood Room 08.34am KST

Disinilah Hendery sekarang, di ruang hukuman atau biasa disebut ruang darah. Mati-matian Hendery berusaha membutakan mata dan menulikan pendengarnya. Disamping kanannya, berdiri Taeyeon sebagai ratunya dan seorang penasehat. Sedangkan di depannya Xiaojun tengah di jerat menggunakan ratai dengan Yangyang yg mencambuknya berkali-kali. Ya~ Taeyeon menyetujui hukuman cambuk untuk Xiaojun tanpa bantahan.

Plassshh

"Akhkk-!"

Jeritan Xiaojun terus menggema dan berputar di kepalanya. Hendery tak kuat lagi. Ia memalingkan wajahnya kesamping. Air matanya mengalir. Tubuh pria yg ia sayangi itu sudah tak berbentuk. Entah sejak kapan sosok ajudan seperti ia memiliki jiwa yg rapuh. Tapi sungguh, rasanya benar-benar sakit.

"Hendery-!" Seru Taeyeon yg mengagetkan pria itu. Segera Hendery mengusap air matanya dan menghadap pada ratunya itu.

"Ikut aku, ada yg harus kita lakukan-! Dan kau kembali ketempat, biarkan Yangyang melanjutkannya sendiri." Perintah Taeyong pada Hendery dan Penasehat itu.

Hendery dengan patuh mengikuti ratunya. Sekilas ia memandang Xiaojun yg kini mengeluarkan darah dari hidungnya. Pria itu tersenyum simpul menatap Hendery. Dasar sialan-! Di satu sisi, ia tak ingin melihat hal seperti ini, tapi di sisi lain ia tak tega meninggalkan kucing yg ia cintai itu bersama jiwa tanpa ampun Yangyang.

Taeyeon membawa Hendery ke taman markas yg hanya bisa di masuki oleh orang-orang tertentu. Biasanya Taeyeon akan membawa seseorang kemari untuk membicarakan perihal penting agar tidak di ketahui siapapun.

"Kau tau bukan, seorang ajudan hanya diperbolehkan mengeluarkan air mata di saat-saat tertentu. Apa yg membuatmu menangis?"

Ddegg

Ya Tuhan. Taeyeon begitu pekanya. Apa yg akan ia katakan? Akankah Hendery juga di hukum jika ketahuan menyukai seseorang pemberontak. Ya Tuhan tolong jauhkan Hendery dari pikiran-pikiran buruk macam itu. Beberapa saat berlalu tapi Hendery tak kunjung buka suara. Lidahnya kelu tak tau harus berkata apa.

"Katakan saja semuanya, nak. Kau tau bukan kalau kau dan Yangyang juga putraku. Jangan anggap aku sebagai ratu mu untuk sekarang. Tapi anggaplah aku sebagai ibumu. Tak bolehkan seorang ibu mengetahui isi hati putranya?" Ucap Taeyeon lembut sembari mengelus Surai Hendery.

"Y-yang M-mulia- saya tidak sanggup mengatakannya..." Cicit Hendery sembari menunduk. Taeyeon lalu menarik Hendery ke dalam pelukannya.

"Aku tak akan marah, Hendery. Katakan saja apapun yg kau rasakan. Menangis lah lagi jika perlu. Tak perlu menahannya."

Dan benar saja. Air mata Hendery kembali turun. Ia merasa semakin hina sekarang. Taeyeon benar-benar memperlakukan dia layaknya putra sendiri. Menyayanginya dan menjaganya dengan baik. Ya Tuhan, Taeyeon bukan hanya seorang Ratu ataupun ibu, tapi juga sosok malaikat.

"M-maaf Yang Mulia... Hiks.. Saya lancang karna menangis di bahu Anda... Hiks.."

"Tak apa, Hendery. Katakan apa yg terjadi."

"S-saya... Hiks... Membuat kesalahan." Cicit Hendery dengan suara kecil.

"Oh benarkah? Kesalahan macam apa yg putraku ini perbuat hingga ia menangis, hm?"

"S-saya telah jatuh hati-... Pada seorang pemberontak. Tolong ampuni saya Yang Mulia~"

Taeyeon lalu melepaskan pelukannya. Ia menatap Hendery sembari tersenyum manis. Putranya telah tumbuh besar. Dia telah mengenal cinta sekarang. Di usapnya kedua pipi banjir air mata itu. Di tatapnya lembut mata sembab dan memerah putranya.

🔞Sexy Employer - [Jaeyong]🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang