Chapter 14-runtuhnya kepercayaan

1.5K 291 78
                                    

~Happy Reading~

Darahnya seketika berhenti berdesir, sebilah pedang tersebut masih meneteskan darah yang masih kental dan segar.

"Mau ku gorok seperti dia?" Tanya Haruto.

Bruk!

Junkyu seketika jatuh terduduk ke samping kiri, seluruh tubuhnya bergetar takut mendapati Haruto yang sama terkejut. Haruto sama sekali tak menyadari bila seseorang yang ia pikir musuh, ternyata si penyinar hidupnya. Sungguh, dia tidak menyadari itu.

Reflek, sebilah pedang yang Haruto bawa sampai terlepas dari tangannya, "s-s-sejak kapan k-kau sampai?" Haruto melangkah maju kepada Junkyu yang semakin mundur dalam keadaan tubuh bergetar.

"JANGAN MENDEKAT!" Jerit Junkyu hingga memekikkan telinga sang dominan.

Baik, Haruto berhenti disaat itu juga. Langkahnya terhenti, terbujur kaku disana.

"Junkyu--"

"Dasar pembunuh!" Masih dengan posisinya yang sama, yakni terduduk di dedaunan dan tanah.

Sepasang netra Haruto telah berkaca-kaca, rasanya begitu menyakitkan ketika Junkyu mengatakan kalimat itu padanya. Kupingnya memang sering mendengar kata 'pembunuh atau dasar pembunuh'. Tetapi mengapa pada bagian Junkyu yang mengucapkannya justru terasa menyakitkan?

Junkyu menemukan pohon raksasa kebanggan Haruto. Lalu ia tertawa datar, menunjukan wajah kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan, semua bercampur menjadi satu. Benar kata Mashiho, dia cukup bodoh untuk mudah mempercayai Haruto yang notabenenya memiliki sejuta misteri. Cukup susah untuk membuka gembok peti yang menyimpan jutaan misteri itu.

"Ah, jadi kau penghuni bukit ini?" Satu bulir air mata kecewa milik Junkyu akhirnya lolos, "betapa bodohnya aku" gerutunya yang masih bisa Haruto dengar.

"Maaf, W-watanabe ... Junkyu" Haruto sudah mengeluarkan air matanya secara deras tanpa suara isak tangis.

"Menangis lah, bagus ... TERUSKAN KELUARKAN AIR MATA MUNAFIK MU ITU!" Junkyu kembali berteriak. Nafasnya memburu, urat di leher menonjol begitu jelas, dan gurat marah terpatri dalam wajahnya.

"Bukan begitu. Hiks ... Junkyu, kumohon!"

Junkyu memaksakan dirinya untuk berdiri, "bukan begitu? Huh? Bukan begitu? Semua sudah jelas, Haruto bajingan!"

Ucapan lembut yang selalu Junkyu lontarkan, wajah imut yang selalu Junkyu tunjukan. Kini hancur sudah. Berganti Haruto yang menyeramkan berubah menjadi anak kucing yang ketakutan akan kemarahan sang tuan.

Tak mengucapkan sepatah kata lagi, Junkyu mengangkat tangan kanannya lalu melepaskan secara kasar pada cincin pemberian sang suami. Ia mengembalikan kepada si pemberi dengan cara dilempar.

Menyisakan isak, Junkyu berbalik badan dan hendak melangkah pergi. Haruto yang tak mau kehilangan pemuda manis itu, langsung menahan jalannya dengan dipeluk.

"Jangan pergi, kumohon" tidak ada habisnya Haruto memohon, semakin membuat tangisan Junkyu terdengar deras.

Bugh!

Rasa kemarahan yang memuncak menghadirkan kekuatan untuk mendorong tubuh jangkung Haruto, bahkan lelaki tiang itu hampir saja terhuyung jatuh.

"Kau bisa memaki ku! Memukul ku! Menampar ku! Tapi tolong dengarkan dahulu" selancar mungkin Haruto berbicara kepada Junkyu yang membelakanginya.

Haruto mengusap jejak air matanya secara kasar, "BENAR!" Lantangnya, "aku pembunuh berantai. Topeng pemenggal kepala, ku harap kau pernah mendengar julukan itu"

The Last King Of Darkness {Harukyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang