Chapter 19-harta ku, satu-satunya

1.5K 299 91
                                    

~Happy Reading~

Terakhir tak kalah menyakitkannya, Haruto menemukan sosok Asahi yang sibuk membenahi celananya sendiri.

"Tidak ada yang boleh menyentuh Junkyu ku"

Suara beratnya menghadirkan atensi Asahi, terpusatkan kepadanya. Asahi bertepuk tangan seraya melangkah mendekati Haruto yang terselimuti kepulan amarah.

"Wah, sungguh suami idaman! Bagaimana kau bisa kabur, hm?"

Haruto menghiraukan Asahi, dia lebih memilih pergi ke arah Junkyu yang terkurung.

"ARGHH!" Haruto mengerang kesal tatkala menemukan gembok yang terkunci.

PRANK!!

Ia membantingkan gembok besi yang belum bisa dia buka tanpa kunci,  "beri aku kuncinya. AKU INGIN JUNKYU BEBAS, LALU KAU BERHADAPAN DENGAN KU!" Haruto berdiri tegap, melangkah tegas, dan kedua tangan kekarnya menarik kerah baju sang kakak.

"Kau tidak sepadan bersaing dengan Junkyu. Aku musuh mu! Aku lawan mu!"

"Bersaing?" Asahi menatap remeh, "bersaing dengan Junkyu? Kami tidak bersaing..." Ia mengangkat satu alisnya.

"...kami selesai bersenang-senang" Asahi merasakan bahwa cengkraman di kerah bajunya semakin erat.

Memancing Haruto agar tersulut api amarah, bagi Asahi sebuah hal yang menyenangkan untuk bermain-main.

"Tetaplah bermimpi jika Junkyu akan ku lepaskan. Kim Junkyu, harta ku"

Di saat ini juga, sudah bertubi-tubi Haruto diserang kecemburuan. Sudah dapat ditebak dari penampilan berantakan Junkyu yang pasti bekerja rodi, bau khas itu tercium di hidung mancungnya, semakin jelas untuk menebaknya.

Junkyu adalah hartanya bahkan sudah tertanda.

Haruto mendorong penuh tenaga pada bagian dada sang kakak agar menjauh darinya. Saatnya untuk melampiaskan seluruh rasa kecemburuan dan amarahnya pada sang pelaku.

"Ternyata kau mudah cemburu"

Sebuah vas bunga Haruto genggam, "kau harus berhadapan dengan ku"

"Oh ya?" Asahi mengambil sebilah pedangnya.

PYARR!!

Sedangkan di luar Jeongwoo wara-wiri penuh cemas di luar ditemani Ollie yang duduk menatap lelaki bernetra serigala ini. Jeongwoo terjengit karena suara ribut dari dalam.

"Haruskah aku masuk atau tidak?"

"Masuk atau tidak?"

"Masuk, tidak?"

Jeongwoo menjambak surai halusnya sendiri dan mengerang sebal, "bagaimana ini?!"

"Huftt!" Balasan yang Jeongwoo dapat hanyalah hembusan nafas bak badai angin dari Ollie.

"Ah entahlah kau berbicara apa aku tidak paham. Tunggu disini, aku akan masuk" Jeongwoo putuskan bulat-bulat jika dirinya akan masuk ke dalam. Hadir membantu kawannya dalam misi penyelamatan istri pangeran dari titisan iblis.

The Last King Of Darkness {Harukyu}✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora