Kisah 34

3.1K 187 8
                                    

Fara masih di rumah Oma bahkan setelah pengajian tujuh hari Oma dilakukan. Hubungannya dengan Sabda tidak ada perubahan yang signifikan, ia masih tidak mau bertukar kata dengan pria itu bahkan melihatnya saja membuat Fara muak. Untungnya pria itu sudah mulai bekerja hari ini dan memilih kembali ke rumah karena semua peralatan kantor ada di rumah.

Perut Fara serasa tidak enak dari tadi, ia sudah berulang kali bolak-balik kamar mandi untuk mengeluarkan isinya tapi karena ia tak menelan apapun dari kemarin jadilah tidak ada apapun yang keluar. Tante, Ocha dan juga mertuanya terlihat khawatir dengan kondisi Fara. Wajah pucat pasi dan tubuh yang ringkih bukan tidak mungkin Fara sakit.

"Tiduran aja ya Nay, nanti kalau kamu ngerasa gak enak banget baru kita ke dokter." itu kata mertuanya setelah mendapat gelengan beberapa kali karena Fara menolak di ajak kerumah sakit. Menurutnya rumah sakit memliki kenangan yang begitu kelam untuknya.

"Atau jangan-jangan kamu hamil Nay?" pertanyaan Tante Naura mengejutkan Fara, mengingatkannya kapan terakhir kali ia menstruasi. Benar, sudah hampir 3 bulan ia tak mendapatkan menstruasinya.

🌼🌼

Fara terduduk di closet memandangi dua garis merah pada benda pipih nan panjang itu, entah ia merasa terharu atau bagaimana ia akan menjadi seorang ibu. Tapi mengingat bagaimana kondisi pernikahannya dengan Sabda kini haruskah Fara bahagia? Ataukah bersedih atas semua ini?

Tante Naura dan juga mertuanya sudah menunggu Fara di depan pintu kamar mandi, menanti hasilnya.

"Gimana Nay hasilnya?" tanya mertuanya.

Fara mengangguk, lalu tersenyum. Setelahnya dua wanita yang berbahagia itu memeluk Fara penuh haru. Fara ingin menangis saja saat ini, kenapa setelah ia memutuskan ingin mengakhiri semuanya malah jafi seperti ini. Mungkin jika dulu ia selalu berharap memiliki anak dari Sabda sebagai alasan agar Sabda tidak meninggalkannya, namun sekarang semuanya sudah percuma. Ia bahkan tak mau lagi mempertahankan pernikahan ini.

"Nay, kamu lagi ada masalah ya sama Sabda?" tanya Mama Feni ibu mertuanya ketika melihat Fara termenung di kamarnya.

Fara terkejut dengan pertanyaan spontan Mama Feni.

"Enggak kok Ma. Kenapa Mama nanya gitu?"

"Entahlah, Mama ngerasa ada yang aneh antara Sabda dan kamu."

"Kita baik-baik aja kok Ma. Mama tenang aja ya." ujar Fara menggenggam tangan mertuanya berusaha meyakinkan, tapi sebenarnya ia pun tak yakin.

"Masalah kehamilan aku, Mama jangan kasih tau Mas Sabda dulu yaa. Aku mau kasih kejutan buat dia." bujuk Fara pada Mama Feni, meski sempat bingung akhirnya wanita paruh baya itu mengangguk setuju.

🌼🌼

Sore ini semua orang sudah kembali kerumahnya, termasuk Mama Feni, tante Naura, Ocha dan juga Melati yang sudah pulang dari siang. Mereka juga masih punya keluarga yang harus mereka urus. Kini hanya tinggal Fara dan asisten rumah tangga Oma yang tinggal dirumah.

Fara baru ingat bahwa satu minggu ini ia tak melihat benda itu, ia yakin betul handphonenya tertinggal di rumah. Tapi ia tak mau lagi kembali kerumah itu. Terlalu banyak kenangan pahit didalamnya yang berusaha di kubur Sabda, namun tanpa sadar, Sabda pun ikut menenggelamkannya didalam kenangan itu. Fara membencinya.

Fara mendengar suara mesin mobil Sabda, bukannya pria itu seharusnya kembali kerumah. Bukan ke rumah ini. Tak mengertikah Sabda jika Fara tidak mau lagi melihatnya?

Fara cepat-cepat masuk ke kamar Oma lalu menguci pintunya, tak lama berselang, ketukan di pintu terdengar disertai dengan suara Sabda yang terdengar lirih.

"Ay, makan dulu yuk. Kata Mbak Min kamu belum makan dari siang."

Dulu panggilan itu terdengar indah di telinga Fara, namun sekarang panggilan itu membuat seluruh tubuhnya mati rasa. Hatinya sakit bertubi-tubi, Sabda menghunuskan belati tepat di dadanya. Dan bodohnya Fara selalu bersabar menunggu dan menunggu kapan pria itu akan mencabut belatinya, namun nahasnya setelah Sabda mencabut belatinya ia malah menghunus di tempat dimana hati Fara sudah tak mampu lagi untuk hidup bersamanya. Fara hanya ingin berpisah, tak ada opsi lain untuk meredakan kekacauan ini. Hati dan jiwanya porak poranda.

"Ay, ayo makan, aku gak mau kamu sakit. Aku dobrak pintunya kalau kamu gak mau keluar." ancam Sabda setelahnya.

Tak lama berselang Fara keluar, ia makan tanpa mengeluarkan suara. Sabda tak bergeming menatap Fara, seolah pandangan Sabda bisa saja membolong wajah Fara. Fara menyelesaikan makannya lalu mencuci piring. Ketika Fara hendak beranjak kekamar, suara berat Sabda menghentikan langkahnya.

"Ay, aku mau bicara."

Fara memejamkan matanya semata-mata hanya untuk menahan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya.

"Tolong ceraikan aku, Mas."

Kata-kata itu akhirnya terucap, Sabda tau cepat atau lambat kata-kata itu akan keluar dari bibir Fara. Tapi tak bisakah ia egois hari ini?

"Ay, aku minta maaf. Aku akan selesaikan semua ini, tolong jangan kayak gini Ay." ujar Sabda seraya berlutut di belakang Fara.

"Hati kamu bukan untuk aku, Mas. Pergi ke mana hati kamu berada." Fara masih tak mau menengok ke arah Sabda, ia takut pertahanannya runtuh hanya karena permohonan pria itu.

"Hati aku untuk kamu Ay!" suara Sabda bergetar mengucapkannya, bahkan air mata sudah menyertai kepasrahannya. Ia hanya mau Fara tau, ia benar-benar menginginkan Fara.

Fara menggigit bibirnya kuat, menahan sesegukan yang akan keluar.

"Jangan bohongi diri kamu Mas, aku akan urus semuanya. Aku gak akan repotin kamu lagi."

Setelah mengatakan itu Fara kembali ke kamar, meredam tangisnya yang semakin kuat. Hatinya sakit, perasaanya kembali hancur. Kali ini Sabda pelakunya. Di sela-sela tangisannya Fara teringat akan janin yang kini tengah di kandungnya, ia meminta maaf berkali-kali jika nanti ia lahir tanpa bisa melihat ayahnya.

"Maafin Bunda ya Nak, Bunda gagal pertahanin Ayah. Ayah gak akan bahagia sama kita." ujarnya lirih.

🌼🌼

Hallo semuaaaaa?? Apa kabarnya??? lama banget yaaa ga update. Ini aku sempetin buat apdet di tengah-tengah jadwal ku yg padet, lagi pplk soalnya sorry yaaahh. Subuh-subuh udah ke sekolah mana jauh lagi, pulangnya siang, capeknya nauzubillah.

Belum lagi rppnya 😅

Makasih masih nungguin yaaa.

Happy reading, aku gak janji bisa apdet cepet-cepet. Jadwalku padat merayap. Sorry... 🙏

Love you 💚💚

Unknown Location [Completed]Where stories live. Discover now