Kisah 11

3.5K 209 0
                                    

"Oh iya Nay, bukannya hari ini ya redaktur pelaksana yang baru itu masuk kerja?"

Fara yang sedari tadi sibuk dengan komputernya, tampak sedang berfikir.

"Emang sekarang tanggal berapa?"

"Tanggal 16."

"Iya ya. Gue lupa soalnya, buku catatannya juga ketinggalan di rumah."

Melati mendengus, "Gue udah capek Nay, semenjak Mbak Dewi cuti melahirkan gue kerja lembur bagai qudaak sendirian." ujar Melati miris.

"Emang cuma lo, gue juga."

Melati mencebik tak terima dengan pembelaan Fara, "Mana ada? Lo malah asik libur tiga hari indehoy sama suami lo."

Fara tergelak, geli sekali mendengar kata aneh itu dari bibir Melati.

"Apaan tu indehoy?" tanya Fara tak hentinya tertawa.

Ketukan di pintu menghentikan candaan mereka berdua. Setelahnya pintu di buka perlahan, memunculkan sesosok pria yang mampu membuat Fara dan Melati ternganga.

"Selamat pagi Ibu Kanaya. Perkenalkan saya Pandu, Redaktur pelaksana baru yang kabarnya akan masuk kerja hari ini"

Fara mengernyit, Oma tidak asal pilih sih. Ia tahu betul siapa Pandu. Pandu adalah redaktur pelaksana terkenal dari perusahaan majalah luar negeri, juga pernah menjadi redaktur pelaksan di perusaan terkenal di tanah air, tak main-main jam terbang dan pengalaman pria ini. Lalu mengapa ia mau repot-repot melamar pekerjaan di perusahaan milik Fara yang jelas tak ada apa-apanya di banding perusaan lain yang memperebutkannya. Jelas saja Oma memilihnya dengan mudah, pengalamannya sudah segudang begitu.

"Gak usah ternganga gitu dong, gue tau kok gue tambah ganteng kan?"

Fara mencebik, "Mel, anter dia kenalan sama semua karyawan."

Sekitar tiga puluh menit berlalu, Melati kembali ke ruangannya.

"Nay, gue beneran gak nyangka si Pandu itu mau masuk ke perusahaan kita."

"Ya lo pikir, gue nyangka?"

Melati menghela nafas, apa kiranya maksud semua ini?

🍁🍁

"Nay, gue duluan yaa. Nyokap gue udah landing." pamit Melati segera mengemas barang-barangnya.

Fara mengangguk, "Hati-hati yaa. Titip salam yaa sama nyokap lo."

Melati membentuk huruf 'O' dengan tangannya, setelahnya menutup pintu dan pergi.

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, Fara harus segera pulang. Namun mobilnya yang hari ini ia bawa malah mogok.

"Kenapa mobil lo?" tanya seseorang dari belakang.

"Berubah jadi Transformers, ya mogok lah. Pake nanya lagi." sungut Fara.

Pandu terkekeh, "Itu mulut emang selalu ringan ya, Nay."

"Mulut gue belum di pakein cincin, jadi gak pernah berat." jawab Fara cuek.

Wanita ini memang tak pernah berubah, bahkan setelah Pandu meninggalkannnya enam tahun lalu.

"Yaudah bareng gue aja."

"Gak ah, entar lo nyulik gue lagi."

"Gak ada yang mau nyulik lo Nay, yang ada tu penculik rugi. Makan lo kan banyak." setelah mengatakan itu Pandu tertawa sampai terbungkuk-bungkuk.

Fara mencebik, gemas sekali rasanya ingin mencubit mulut lemes pria ini.

"Kabar lo gimana, Nay?"

"Ya lo liat aja gue udah secantik ini. Ya jelaslah gue baik. Sangat baik malah."

Pandu mendengus, "Iya deh iya."

🍁🍁🍁

Pandu sapa Panduu 😂

Selamat datang Pandu. Ehh Pandu, btw jangan jadi orang ketiga empat lima yaa..

Temanan aja udahhh..

Di part selanjutnya aku jelasin deh siapa Pandu, sekarang tebak-tebakan aja dulu 😁

Terimakasih sudah mampir ❤😘

Salam sayang...

Emak Fara dan Sabda ❤❤

Unknown Location [Completed]Where stories live. Discover now