Chapter Nine

454 92 0
                                    

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen💜

Lagu diatas, kalau bisa sambil diputar ya guys biar menjiwai haha.

***

"kamu masih rutin minum obat?"

Wanita itu memandang ke luar, acuh dengan pertanyaan yang dilontarkan. "Sooji?"

"iya." Jawabnya tanpa menatap. Sang psikiater menatap skeptis. Matanya menajam membuat Sooji risih. "kadang, sebenarnya."

Helaan panjang terdengar dari Dokter Kim, wanita bermata bulat itu melipat tangan di dada sembari berdecak. "kamu tahu bukan, walaupun kondisimu stabil kamu harus tetap minum obat?"

Sooji masih bergeming, matanya fokus melihat pepohonan yang mengering akibat musim dingin. Tapi terlihat cantik dengan butiran salju yang menghiasi sekitarnya. "musim dingin, aku sangat suka. Bagaimana denganmu, dok?" Bukannya menjawab pertanyaan Kim Jiwon, Sooji malah mengalihkan pembicaraan.

Jiwon mengalah, ia berusaha mengikuti permainan pasiennya. "aku lebih suka summer, biar bisa pakai baju seksi."

Sooji terkekeh, senyum kecilnya tercipta tatkala mendengar alasan konyol dari psikiater yang sudah tujuh tahun menanganinya itu. "Gyeowool, nama yang bagus bukan? Jika aku diberi hidup yang panjang, akan ku beri nama itu untuk putriku kelak."

"Gyeowool. Winter? Nama yang indah, putrimu akan suka." Tukas Jiwon.

(dalam bahasa korea, Gyeowool artinya musim dingin)

Sooji tiba-tiba bangkit, mengambil ranselnya dan tersenyum pada Jiwon. "waktunya pergi, ada pekerjaan. Jangan cemas, aku akan coba minum obatnya secara rutin." Ucapnya lalu membuka pintu dan menghilang.

Jiwon menatap khawatir pada pasiennya terebut, Sooji sangat susah di atur padahal penyakitnya bukan main. Jika sudah kambuh, wanita itu akan datang padanya dengan banyak lebam dan darah yang dicipkatan oleh Sooji sendiri.

***

Menjadi pembawa berita memang impian Sooji sedari dulu, berkat keberhasilannya mendapatkan cuplikan penyelundupan narkoba kemarin akhrinya ia akan dinaik pangkatkan menjadi pembawa berita tetap. Ternyata atasannya tidak main-main.

"sudah kubilang kau akan sukses, Ji." Seru Park Hyungsik, sang senior.

"hehe, senior juga naik gaji kan? Kita harus rayakan sama-sama!" Park Hyungsik dengan sumringah mengiayakan, pria dua anak tersebut sangat bahagia karna gajinya naik drastis. Setidaknya istrinya di rumah akan berhenti mengomel.

Lain lagi dengan Kim Jaehwan yang tergigit ular kemarin, pria itu masih di rawat di rumah sakit. Ditemani sang istri, beruntung TVS menanggung semua kecelakaan kerja karyawan jadi ia tak perlu rugi.

"tanpa kak Jaehwan? Eiy, setidaknya kita harus menunggu dia sembuh dan rayakan bersama." Nam Joo Hyuk menimpali, Sooji dan Hyungsik seketika mengangguk.

"kau benar, Namjoo! Kita harus menjunjung tinggi solideritas, ayo kita rayakan setelah senior Kim sembuh." Seru Sooji dengan semangat.

Begitulah Sooji, di luar ia selalu menampilkan Sooji yang ceria. Namun, jauh di dalam sana batin dan mentalnya sakit. Teramat sakit. Tidak ada yang tahu, kecuali Soojung karna ia pun tak ingin hal tersebut diketahui publik. Alasan pertamanya karna ia tak ingin dikasihani, dan alasan kedua karir sebagai pembawa beritanya akan runtuh jika publik tahu ada pembawa berita yang mengidap PTSD.

Berpamit untuk ke kamar mandi, Sooji berjalan dengan riang. Suasana hatinya sedang baik, ia sesekali bersenandung sambil menyapa siapapun yang berpapasan dengannya. Saat membuka pintu kamar mandi, ia melihat Jung Eunji dan salah satu temannya menatap sinis padanya. Sooji mencoba acuh, ia memasuki salah satu bilik untuk buang air.

If I Loose You [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora