22.Hurts So Good

3K 257 94
                                    

Happy reading:)

Mentari telah bersinar,namun belum bisa mencairkan es yang masih tersisa di tanah New York.Karena salju sudah berhenti turun dan hanya menyisakan es saja,banyak orang yang memilih keluar dan bermain.Entah bermain ski,ice skating atau membuat boneka salju bagi anak-anak.

Berbeda dengan seorang gadis yang duduk bak mayat hidup di kamarnya.Kamar itu nampak hancur dan berantakan,mata gadis itu memerah lantaran terlalu banyak meminum wine dengan kadar alkohol tinggi.

Dua orang di ambang pintu nampak diam,seperti sibuk dengan fikiran masing-masing.Mereka masih syok dan mencoba memahami hal ini,dimana pada saat mereka datang di sambut dengan kamar yang hancur,botol wine berserakan dimana-mana,dan hampir semua botolnya pecah.

Jangan lupa darah merembes dan terciprat di mana-mana,lebih banyak terdapat di dinding.Dan yang membuat Felia dan Kenan keheranan adalah salah satu botol yang nampak berbeda dari yang lain.Isi botol itu tumpah,dan terdapat banyak obat atau pil di sana.Setelah Kenan membaca keterangan obat itu terdapat tulisan 'obat tidur' di sana.

Kenan meremas botol obat itu lalu menatap tajam gadis yang duduk menghadap televisi yang menyala di hadapannya,gadis itu tidak menonton namun fikirannya berkelana kemana-mana.Suara televisi tidak membuyarkan gadis itu dari lamunannya.

Kenan mendekat hingga bisa melihat keadaan Alexa dengan jelas.Gadis dengan balutan kaos putih polos super besar,sankin besarnya,celana pendeknya hampir tertutup.Matanya bengkak dan terdapat lingkaran hitam di sekitar matanya,mata indah itu tak berhenti berair hingga pipinya terus menerus basah.

Bibir yang bisanya pink itu kini pucat dan pecah-pecah.Rambutnya kusut dan berantakan.

Tatapan Kenan beralih ke bawah,di mana tangan gadis itu berada,Kenan bisa melihat tangan kanan Alexa yang penuh darah memegang sebotol wine yang tersisa setengah,sedangkan tangan kiri gadis itu memegang rokok.Namun Kenan merasa asing dengan aroma asap rokok itu,ia meraih kotak rokok gadis itu dan menemukan narkoba di sana.

Jika kalian berfikir gadis itu mencampur rokok dan narkoba maka kalian benar?.Kenan syok melihatnya.Felia dari tadi menangis menatap atasannya yang nampak menyedihkan dan lemah.

Tidak ada Alexa yang tegas yang selalu menatapnya datar dan tajam,tidak ada lagi Alexa yang memarahinya masalah perusahaan,kini hanya ada Alexa si mayat hidup.

Kenan seketika menatap dinding yang terdapat banyak bercak darah lalu kembali menatap punggung tangan Alexa.Oh ia paham sekarang?Alexa menjadikan dinding sebagai samsak pelampiasan amarahnya.

"Alexa apa kau sudah gila?!"bentak Kenan tanpa rasa takut.

Namun sepi,tidak ada jawaban maupun respon.

"Alexa!!!"bentak Kenan sambil mengguncang bahu gadis itu,namun lagi-lagi tidak ada respon.

Kepala maid tiba-tiba datang membawa nampan makanan,Kenan menatapnya,sedangkan wanita berusia 45 tahun itu hanya mampu diam.

"Nona anda harus makan hikss saya mohon anda harus makan."wanita itu terisak,ia menatap piring yang semalam ia antar berakhir tragis di sudut ruangan.

Ia sekaligus menjadi saksi betapa hancurnya Alexa semalam,teriakan dan tangisan pilu sang majikan menggema di seluruh Mension.Suara barang yang di lempar dan kaca pecah tak luput dari pendengarnya.

Dan ucapan keputus asaan gadis itu,semua maid mendengarnya termasuk petugas dan bodyguard.

"Apa yang terjadi?"Kenan bertanya serius.

"Saya tidak paham tuan,tapi sejak semalam nona menangis dan tidak mau makan apapun."Kepala maid bernama Hera itu menjelaskan.

Kenan menatap Felia yang terisak,"bisa bawakan teh?"

Alexa : The Leader MafiaWhere stories live. Discover now