CP. 3

479 137 53
                                    

"Perhatian! Baris sesuai dengan kelompok masing-masing. Bagi para anggota silakan mencari leader kalian. Dan untuk pemimpin, harap berbaris di depan garis merah."

Xyla melihat sekeliling. Beberapa orang mulai maju dan tidak ada satu pun perempuan yang Xyla lihat. Barisan calon murid laki-laki sudah rapi. Xyla masih ragu dan berharap ada satu perempuan yang maju selain dirinya.

"Leader tim Zero." Ucapan sang ketua OSIS yang datar bagai sebuah sarkasme. Xyla mau tak mau melangkah ke paling ujung. Sedetik setelah dia menginjakkan kaki di depan garis merah, cahaya putih keluar dari pin tim Zeronya. Layar hologram di udara dengan sebuah nama ZERO berputar pelan.

Ettra melihat Xyla menjadi ketua. Sementara dia mendapatkan tim lain. Diliriknya seorang calon Ajelkies yang sedang memegang pin ZERO. Ettra berhenti di depan calon siswi itu. Wajahnya yang terkesan galak membuat calon siswi Ajelkies itu memandangnya takut-takut.

"Dapat tim ZERO, ya?" Ettra mengulurkan pinnya. "Ganti. Tukar. Cepat."

Calon Ajelkies itu menukarkan pinnya dengan ragu. Ingin menolak, tetapi Ettra terkesan galak dan menyeramkan. Tidak ada ramahnya sama sekali. Cat violet pada rambutnya memang sudah Ettra ganti menjadi hitam begitu pun dengan rambut ikalnya yang kembali dibuat lurus, tetapi bekas tindik di hidungnya tak bisa hilang.

"Thanks." Ettra segera berlari menuju barisan tim ZERO. Semua anggota tim ZERO sudah berkumpul tersisa dirinya. Ettra menerobos barisan untuk mengambil tempat tepat di belakang Xyla.

Seorang anggota remaja laki-laki bernama Wren berdecak. Terpaksa dia mundur untuk mengambil jarak.

"Berengsek," kata Wren pelan. Ettra tak begitu mendengar jelas dan menoleh. Ditatapnya wajah Wren yang bak preman itu. Ettra hanya melihat sekilas, cuek, dan kembali menghadap ke depan. Ditoel-toelnya bahu Xyla sambil terkekeh.

"Aku dapat!" serunya. Mulutnya membeo. "Tim ZEROOO."

"Ada dua kemungkinan, kau benar-benar mendapatkannya atau menukarnya dengan tim lain."

Ucapan Xyla membuat Ettra bersedekap. Ettra keluar sedikit dari barisan dan melihat wajah-wajah asing di timnya. Berhenti di wajah terakhir, Ettra membelalak dan kembali menghadap punggung Xyla.

"Dia di tim kita!" seru Ettra sampai anggota tim di sampingnya menoleh kaget. "Si muka tembok!"

"Terus kenapa?" Xyla memutar bola matanya.

"Aku tidak yakin dia juga mendapat tim ZERO." Ettra pura-pura berpikir. "Pasti dia melakukan apa yang aku lakukan. Menukar tim dengan yang lain!"

"Bodoh!" umpat Xyla. "Untuk apa juga dia melakukan hal itu?"

"Kau yang bodoh!" teriak Ettra tak tahu tempat.

Bunyi berdenging memekakkan telinga, membuat semuanya menutup telinga masing-masing. Bunyi itu pertanda ketua OSIS akan bicara. Bukan karena saluran gelombang yang tidak baik, tetapi laki-laki itu sengaja memberikan pemanasan kepada calon adik-adik kelasnya.

"Sebelum menuju ruang ganti, ada hal penting yang harus kalian ingat terutama ketua tim." Sang ketua OSIS bicara dengan penuh tekanan.

"Di sepanjang melewati Khorgari, tidak boleh ada yang melihat tim lain. Jika sampai itu terjadi, maka tim kalian dikatakan gagal. Satu saja anggota yang melihat anggota tim lain, maka semua kegagalan berdampak pada satu tim. Tidak lolos orientasi di Khorgari maka gagal mendapatkan kesempatan menjadi salah satu murid Ajelkies. Dan yang lebih penting lagi...." Ucapan sang ketua terdengar misterius. "Ada hukuman khusus bagi tim yang melanggar. Hukuman dua kali lipat kepada ketua yang bertanggung jawab dengan timnya."

THE GAMEWhere stories live. Discover now