CP. 4

792 141 89
                                    

Mereka berada di tengah-tengah hamparan hutan yang tak berujung. Berdiam diri di dalam sebuah kotak besi yang tiba-tiba berpindah tempat. Bingung dan khawatir jadi satu. Satu per satu keluar dari kotak tersebut dan berdiri memandang pohon-pohon yang lebat.

"Jadi ... ini yang disebut Khorgari?" tanya Paree.

"Hutan?" gumam Rahee.

Xyla hati-hati melewati kotak agar menjauh dari jurang. Kemudian 7 anggotanya mengikut satu per satu di belakangnya.

"Aku bingung. Bagaimana cara kita bisa ada di sini?" tanya Paree sambil memijit pelipis yang berdenyut.

"Apa lagi kalau bukan teleportasi," kata Cana.

"Kita melakukan teleportasi. Dan sialnya, dari tadi kita tidak sadar sudah ada di sini," tambah Finn. "Buang-buang waktu. Ck. Ck."

"Bukan itu yang terpenting sekarang." Kyler melirik Xyla. "Sekarang kami harus apa, Bu Ketua?"

Xyla memandang Kyler dengan datar karena sapaan Bu Ketua itu. Setelah Kyler bicara, Ettra sibuk menyenggol lengan Xyla berkali-kali sampai Xyla menjitak sahabatnya itu.

Semua terdiam ketika sebuah B-Fly muncul menghampiri Xyla. Xyla mengambil informasi yang dibawa benda itu kemudian membacanya.

"Di balik salah satu pohon terdekat ada kotak penting. Ada peralatan untuk masing-masing anggota. Buka, lalu bawa isinya ke mana pun kalian pergi." Xyla memandang anggotanya. "Ayo menyebar."

Mereka mengangguk dan segera menyebar sesuai perintah Xyla. Satu per satu pohon mereka kelilingi. Cana yang bergerak malas menaikkan alis ketika menemukan tujuh kotak berbeda ukuran yang bertumpuk.

Laki-laki itu menengok ke yang lain. Tak sengaja dia berpandangan dengan Reha. "Di sini."

"Ketemu!" Teriakan Reha yang bergema membuat yang lain terkejut. Mereka menuju pohon di dekat Cana setelah Reha memberitahukan di mana kotak tersebut ditemukan.

Xyla menepuk bahu Reha. "Kita jangan terlalu berteriak. Bisa saja suara kita didengar tim lain."

"Dari tadi tidak ada tanda-tanda keberadaan tim lain," kata Ettra.

Anggota laki-laki mulai menyusun kotak itu dengan berjejer. Di setiap kotak terdapat tulisan nama mereka.

"Ayo buka." Xyla memulai aba-aba. Semua fokus di kotak milik masing-masing. Sesaat mereka menyadari bahwa kotak itu sangat keras seperti benda yang sulit dibuka karena sudah berkarat. Padahal kotak itu tak memiliki tanda-tanda oskidasi.

"Biar kami saja." Kyler mengamati kotak itu apakah bisa dibuka dengan cara lain, tetapi tidak ada cara lain selain membukanya dengan manual. "Ini agak keras."

"Masing-masing," kata Xyla di tengah-tengah usahanya menarik pegangan pembuka kotak. "Kita kejar waktu."

"Aw!" Paree sampai terlempar ke tanah. "Susah!"

"Sini. Biarkan aku membantumu." Finn mulai mengumpulkan sekuat tenaga dan akhirnya berhasil. Begitu pun dengan Wren, Cana, juga Kyler. Finn kembali membuka kotak miliknya dan berhasil dengan itu.

Cana melirik Reha yang sedang kesusahan. "Coba lihat?"

Reha memandangnya sambil menaikkan alis. Tangan Cana menengadah.

"Kotaknya."

"Ah, ini...." Reha mendorong kotak itu kepada Cana dan berhasil membukanya setelah bersusah payah.

Ettra memandang Wren yang paling dekat dengannya. Perempuan itu mendongak kesal pada Wren yang baru ingin membuka kotak miliknya. "Tidakkah kau ingin membantu teman satu timmu ini?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 08, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE GAMEWhere stories live. Discover now