Part 15 - No More Heroes

175 26 2
                                    

Ini hari keempat Yoo Jeong masih terbaring lemah di kamarnya. Berputar-putar sofa depan dan kasur di kamarnya untuk menenangkan dirinya yang lemah dan tengah sakit. Ini juga hari keempatnya terpaksa mengirimkan rencana kelas kepada Myunghoo untuk digantikan ke instruktur lain. Untungnya Hong Jisoo-kepala lembaga-mengizinkannya dengan surat keterangan istirahat.

Sejak pagi, ia pikir ia bisa bangkit dari tempat tidur dan kembali bekerja. Nyatanya saat menyeduhkan susu hangat dan sereal sarapan Sewoon, ia kembali mual dan merasakan nyeri dashyat di perut bagian bawahnya dan panggul belakang. Kepalanya juga berkunang-kunang dan matanya perih seakan kering. Napasnya juga agak sesak memburu tatkala mengantarkan Sewoon sampai di depan pintu pagar apartemen. Kakinya berat bahkan melangkah sejauh dari itu.

Yoo Jeong kepikiran kelasnya, sesekali memandangi layar laptop yang terbuka bersisian samping di meja saaat ia berbaring di sofa. Takut-takut ada pesan dari aplikasi chat internal lembaga dari teman kerjanya atau atasan. Nyatanya Myunghoo memberikannya pesan yang cukup menenangkan kekhawatirannya. Pria itu bisa menyelesaikan dan memberikan pesan semangat untuk Yoo Jeong pulih.

Yoo Jeong meraih obat nyeri perutnya, biasanya ia tidak akan menghabiskan resep obat tetapi ini obat terakhir, nyatanya tidak berpengaruh besar mengobati kecuali menahan sekitar satu hingga tiga jam rasa nyeri. Ia meringkuk, membungkuk dalam duduknya, menekuk lutut hingga dadanya hanya untuk mengurangi remasan perutnya yang sampai membuatnya berpeluh hingga menggigil walau tak kedinginan.

Ia coba memaksakan matanya tertidur, memegangi perutnya yang sakit sambil menyamping mengarah ke layar laptop menyala. Setidaknya dengan tidur, ia melupakan waktu yang dikuras rasa sakitnya.

Sampai bel pintu apartemennya berbunyi ditambah ketukan beberapa kali, membuat Yoo Jeong terpaksa bangkit dan berjalan membukakan pintu. Mendapati Seungkwan yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya di depan apartemennya.

"Ohh hai Boo Seungkwan."

"Noona, astaga daritadi ponselmu ditelepon tidak bisa. Dan.." Seungkwan berbicara agak memburu dan menatap dari atas ke bawah penampilan kusut Yoo Jeong,"Kau sakit?"

"Iya. Tidak enak badan sudah beberapa hari terakhir."

Seungkwan mendecak,"Cepat sembuh kalau begitu. Walikelas Sewoon meneleponku. Noona diminta ke sana."

"Sekarang?"

Kepala pemuda tersebut mengangguk,"Kalau boleh noona mandi dan rapikan wajah terlebih dulu."

Mendengarnya Yoo Jeong tersenyum, Seungkwan dengan tatapan khawatir dan ekspresinya cukup jenaka baginya. Setelah Seungkwan melaporkan, pemuda tersebut pun pergi. Meninggalkan Yoo Jeong yang langsung melesat terburu-buru membasuh diri dan berbenah. Kepalanya bertanya-tanya, ada apa walikelas Sewoon memintanya ke sekolah.

Dan saat mendapati ponselnya yang terletak di deretan meja riasnya, benar saja benda persegi panjang tersebut sudah habis daya. Ia tepuk dahinya, sakit kepala bahkan menyita ingatannya. Ia ingat setelah menelepon Hong Jisoo dan Myunghoo akan mengisi daya, nyatanya rasa nyeri dan sakit malah membuatnya berbaring dan menenangkan diri di ruang tamu.

Setelah merasa sudah baik dengan dandanan dan pakaiannya, Yoo Jeong pun memesan taksi menuju sekolah Sewoon. Ia eratkan blazernya menahan dinginnya taksi menerpa kulitnya. Dan pikirannya berkecamuk khawatir sebab ini kali pertamanya ia ke sekolah anaknya karena panggilan walikelas.

"Saya orangtua Sewoon. Mau bertemu dengan walikelas anak saya, Jung Yerin." Kata Yoo Jeong setelah menyapa penjaga sekolah. Ia lantas diarahkan menuju lorong ruang guru. Yoo Jeong pun berjalan cepat, menoleh ke kanan-kiri lorong mencari ruangan bertuliskan ruang guru. Dan ia menarik napasnya pelan ketika menghentikan langkahnya, menghadap ruangan bertuliskan ruang guru di sana. Ia ketuk pelan dan pintu lantas dibuka dari dalam.

Where The Sea Sleep 《Complete》 - Jeon Wonwoo FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang